Sektor Bek Kanan Sudah Padat, Haruskah Timnas Indonesia Ngotot Naturalisasi Kevin Diks?
INDOSPORT.COM - Belakang terdengar kabar jika Kevin Diks siap menjajaki peluang lagi untuk membela timnas Indonesia sebagai pemain naturalisasi.
Bintang kelahiran Belanda berdarah Maluku yang saat ini membela FC Copenhagen di Denmark tersebut sebelumnya sempat masuk dalam radar PSSI namun takdir belum rela keduanya berjodoh.
Pada awal 2022 silam, Diks bersama dengan Mees Hilgers, Tijjani Reijnders, Ragnar Oratmangoen, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, dan Jordi Amat dihubungi oleh PSSI untuk menjadi penggawa timnas Indonesia.
Hanya saja cuma tiga nama terakhir yang kemudian berhasil disumpah di bawah bendera Merah-Putih dan di 2023 telah menjalani debut mereka dengan lambang Garuda di dada.
Diks dan Hilgers sebenarnya sudah memberi lampu hijau namun menurut info bocoran dari PSSI keluarga keduanya tidak merestui jika paspor Eropa mereka dicabut mengingat Indonesia tidak mengenal prinsip kewarganegaraan ganda.
Namun kini sepertinya masalah tersebut bukan lagi masalah dengan berhembusnya isu jika Diks hendak mencoba peruntungannya lagi dengan naturalisasi.
Di atas kertas, profil Diks sangat cocok dengan misi PSSI mencari pemain keturunan Grade A demi menggenjot prestasi timnas Indonesia.
Ia masih berusia 26 tahun yang artinya masa pakainya masih sangat panjang dan memiliki karier bagus di Eropa.
Kevin Diks memulai karier di Belanda dengan memperkuat Vitesse Arnhem pasca lulus dari akademi klub yang sama pada 2014. Setelahnya ia berpetualang membela Fiorentina, Feyenoord, Empoli, Aarhus, dan juga Copenhagen melintasi tiga negara berbeda.
Pemain kelahiran Apeldoorn, Belanda, itu juga bukan sekedar pemain pelapis dengan mengumpulkan lebih dari 250 penampilan kompetitif sejauh ini.
Terbaru, Diks bermain di fase grup Liga Champions 2023/2024 membela Copenhagen dalam laga tandang ke markas Galatasaray pada Rabu (20/09/23) lalu.
Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong dipastikan akan memiliki pemain dengan kaliber top jika PSSI berhasil mendatangkannya.
1. Bek Kanan Menumpuk? Bukan Masalah
Hanya saja jika Kevin Diks mendapatkan paspor Indonesia, akan ada dilema besar.
Saat ini timnas Indonesia sudah memiliki dua nama di posisinya, bek kanan, yang dirasa pantas menjadi starter semuanya.
Mereka adalah Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam. Salah satunya akan turun di hierarki fullback kanan mau tidak mau.
Namun Shin Tae-yong sebagai pelatih jelas lebih suka diberi masalah kebanyakan pemain top di satu posisi yang sama dibanding tidak punya sama sekali.
Lagipula naturalisasi seharusnya tidak didasari kebutuhan sebuah tim nasional melainkan kemauan seorang pemain untuk membela negara.
Jika Diks memang punya ambisi besar untuk berbaju timnas Indonesia, PSSI dan semua instansi terkait harus memberikan uluran tangan.
Beda cerita jika Diks hanya mau disumpah jika diberi garansi selalu dimainkan oleh Coach STY dan mengancam protes apabila diparkir. Jika demikian, federasi harus berpikir ulang.
Akan tetapi jika yang bersangkutan tidak keberatan dengan persaingan ketat untuk posisinya, PSSI tidak boleh menunda terlalu lama proses naturalisasi.
Toh, Diks layaknya pemain sepakbola top Eropa lain mampu bermain di lebih dari satu posisi. Bek kanan adalah posisi terbaiknya namun ia juga fasih bermain sebagai bek tengah dan bahkan bek kiri.
Saat membantu Copenhagen mencuri hasil imbang 2-2 di markas Galatasaray, oleh pelatih Jacob Neestrup ia diinstruksikan tampil sebagai defender sentral dalam skema 4-3-3.
Diks mampu menjaga gawangnya tetap perawan sampai menit ke-86 di bawah tekanan publik RAMS Stadium yang terkenal buas pada tim tandang sebelum akhirnya harus mengakui skill Sacha Boey dan Tete yang membawa Galatasaray terhindar dari kekalahan.
Bersama Elkan Baggott dan Rizky Ridho, Kevin Diks bisa membentuk trio pemain bertahan yang super kokoh mengingat belakangan Shin Tae-yong kian gemar dengan taktik 3-5-2 di timnas Indonesia. Maka dari itu, PSSI harus melakukan naturalisasi segera untuknya.