Robin van Persie Ungkap Alasan Tolak Jadi ‘Tangan Kanan’ Ten Hag di Man United
INDOSPORT.COM – Robin van Persie ungkap alasan menolak menjadi tangan kanan Erik ten Hag di raksasa Liga Inggris (Premier League), Manchester United.
Ya, Robin van Persie ternyata sempat menolak peluang untuk menjadi staf pelatih Erik ten Hag di Manchester United pada musim panas 2022 lalu.
Usut punya usut, salah satu alasan mantan pemain Manchester United dan Arsenal itu menolak tawaran Ten Hag adalah ingin mengasah pengalaman bersama tim muda Feyenoord.
Ya, pria berusia 40 tahun itu juga merasa bahwa dirinya belum cukup matang untuk bisa menjadi bagian skuad salah satu tim top di Eropa sehingga kemampuannya perlu diasah terlebih dahulu.
Usut punya usut, Robin van Persie sendiri juga bermisi untuk mengikuti jejak Si Jenius Pep Guardiola untuk menjadi pelatih top.
Terlebih lagi, Van Persie juga masih bisa menimba ilmu dengan pelatih kepala Feyenoord, Arne Slot, yang merupakan murid dari Guardiola.
Maka dari itu tak heran apabila pria berjuluk RVP itu punya kesamaan filosifi menyerang karena pengaruh bos The Citizens itu meskipun ia merupakan mantan pemain Manchester United.
Pria asal Belanda itu akan mendapatkan Lisensi Pro UEFA pada musim panas mendatang sehingga pastinya ada klub yang meminati jasanya meskipun RVP dipandang sebagai penerus alami Arne Slot.
Kendatipun demikian, Robin van Persie mengungkapkan bahwa dirinya saat ini tengah mempersiapkan diri sebagai pelatih terbaik.
“Saya belum melihat diri saya sebagai salah satu pelatih terbaik. Ini masih hanya dua tahun bahwa saya baru memulai menapaki jalan menjadi pelatih dan saya merasa bisa melakukannya dengan baik,” ungkap Robin van Persie.
1. Alasan Van Persie Belum Ingin ke Man United
“Saya menaruh banyak waktu dan energi di dalamnya, tetapi saya belum sampai ke sana (untuk menjadi pelatih hebat). Bagaimana saya tahu?” tanya Robin van Persie dilansir dari Mirror.
“Ketika saya bersama pelatih latih atau melihat bagaimana tim pertama di klub saya bekerja, saya menyadari ada banyak hal yang terlibat,” imbuh Robin van Persie.
“Hal itu juga (mencakup) kekuatan tim bahwa staf harus bekerja dengan sangat-sangat baik pada saat ini (dari) taktik sepak bola, bekerja dengan pelatih fisik, bersama asisten, dan semua orang yang punya tugas di dalam maupun di luar lapangan.”
“Saya belajar dari hal itu, lalu mencoba untuk menghubungkannya ke staf dan tim saya sendiri,” tandas Van Persie yang kini menangani Feyenoord U-19.
Robin van Persie membantu Manchester United memenangi gelar juara ke-13 mereka di bawah Sir Alex Ferguson sehingga Erik ten Hag menginginkannya sebagai salah satu staf pelatih sebelum akhirnya resmi menjadi pelatih Setan Merah.
Akan tetapi, Van Persie merasa kepindahannya ke Man United tidaklah benar entah dari pandangan profesional maupun personal.
“Saya masih belajar setiap harinya dan terkadang saya juga membawa pekerjaan saya untuk dikerjakan di rumah. Istri saya sering meminta saya untuk menutup laptop sehingga kami bisa menonton series bersama,” sambungnya dari perspektif personal.
“(Sementara itu), saya ingin tim saya nanti sungguh (bermain) menyerang karena tentu saja bakal punya peluang terbaik untuk menang.”
“Namun, setiap pelatih harus memiliki fondasi mengenai sepak bola menyerangnya dalam sebua tim dan hal itulah yang tengah saya kerjakan,” tutur Robin van Persie dari pandangan profesional.
Patut dipantau ke depannya, kapan dan bagaimana sepak terjang Robin van Persie ketika sudah menjabat sebagai pelatih kepala.