3 Penyebab Manchester United Kalah dari Galatasaray di Liga Champions

Rabu, 4 Oktober 2023 13:14 WIB
Editor: Juni Adi
Pemain Manchester United Rasmus Hojlund saat mencetak gol kedua mereka melewati kiper Galatasaray Fernando Muslera di laga Liga Champions 2023. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff) Pemain Manchester United Rasmus Hojlund saat mencetak gol kedua mereka melewati kiper Galatasaray Fernando Muslera di laga Liga Champions 2023. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)

INDOSPORT.COM - Sejumlah masalah jadi penyebab kekalahan Manchester United dari Galatasaray di Liga Champions terungkap. 

Manchester United harus kembali menuai hasil buruk saat melakoni matchday kedua babak penyisihan grup A Liga Champions menghadapi Galatasaray di Stadion Old Trafford, Rabu (04/10/23) dinihari WIB.

Baca Juga

Bermain di depan publiknya sendiri, Setan Merah tunduk dengan skor tipis 2-3. Manchester United sempat unggul lebih dahulu melalui gol Rasmus Hojlund di menit ke-17.

Lalu mampu disamakan oleh Galatasaray di menit ke-23 lewat gol Wilfried Zaha. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, tuan rumah kembali memimpin di menit ke-67. Hojlund mencetak gol keduanya dan membawa Manchester United unggul 2-1.

Sayang pertahanan Manchester United kembali mudah ditembus. Mereka kebobolan lagi di menit ke-71 lewat aksi Muhammed Kerem Akturkoglu. Skor berubah 2-2.

Baca Juga

Enam menit berselang, Manchester United harus bermain dengan 10 pemain usai Casemiro mendapat kartu merah karena sudah mengoleksi dua kartu kuning. 

Unggul jumlah pemain dimanfaatkan dengan baik oleh Galatasaray. Mereka comeback setelah Mauro Icardi mencetak gol menit ke-81. Skor 2-3 bertahan hingga laga usai.

Hasil ini mendorong Manchester United ke dasar klasemen Grup A Liga Champions 2023/2024. Mereka belum meraih poin (0) dari dua pertandingan, dua kali kalah.

Sementara Galatasaray nangkring di peringkat ke-2 dengan 4 poin. Lantas apa yag menyebabkan Manchester United kalah di laga ini?

Baca Juga
 

1. Pertahanan Rapuh

Pemain Manchester United, Casemiro mendapat dua kartu kuning oleh wasit Ivan Kruzliak sebelum dikeluarkan dari lapangan di laga Liga Champions 2023. (Foto: REUTERS/Carl Recine)

Kekalahan Manchester United dari Galatasaray di Old Trafford merupakan yang pertama kalinya terjadi di Liga Champions dalam 10 tahun terakhir.

Kali terakhir Galatasaray meraih kemenangan dalam laga tandang adalah saat menang 3-2 di markas Schalke pada babak 16 besar yang digelar Maret 2013.

Baca Juga

Manchester United seharusnya bisa meraih kemenangan karena mereka memulai laga dengan baik. Hanya saja ketajaman lini depan tak diimbangi kokohnya tembok pertahanan mereka.

Empat bek sejajar yang diturunkan yaitu Diogo Dalot, Raphael Varane, Victor Lindelof dan Sofyan Amrabat tampak kocar kacir menahan gempuran para penyerang lincah tim tamu.

Khususnya di sektor bek sayap baik kanan maupun kiri yang mudah ditembus. Dalot tak cukup baik untuk bertahan, dan sering telat menutup ruang ketika ia sudah naik membantu serangan.

Sedangkan di sektor kiri, Erik ten Hag membuat perjudian dengan memainkan Amrabat bukan di posisi aslinya karena para pemain di bek kiri banyak cedera.

Baca Juga

Alhasil, dua gol awal Galatasaray dikreasikan dari titik lemah ini. Buruknya koordinasi antar bek, dilengkapi dengan performa mengecewakan kiper Andre Onana yang banyak membuat blunder di laga ini.

Salah satunya, Andre Onana yang salah mengumpan bola membuat Casemiro di menit 77 terpaksa melakukan pelanggaran di kotak penalti.

Manchester United kerab membuat blunder sehinggap lini serang Galatasaray mampu mengobok-obok pertahanannya. 

Ini merupakan kekalahan keenam kalinya Manchester United di musim ini dari 10 pertandingan. Yang lebih buruk lagi, Setan Merah sudah kebobolan 18 gol dari 10 pertandingan itu.

Ditambah lagi dengan bermain 10 pemain bikin Manchester United semakin kewalahan, untuk bisa melakukan transisi dari bertahan ke menyerang, pun sebaliknya.

Baca Juga

Banyak Buang Peluang

Manchester United sebenarnya tampil tidak buruk-buruk amat saat menghadapi Galatasaray di Liga Champions. Mereka mampu menguasai pertandingan dengan catatan 57 persen penguasaan bola berbanding 43 persen milik anak asuh Okan Buruk.

Hanya saja Manchester United tak tampil efektif dalam memanfaatkan peluang. Statistik mencatat mereka melepaskan 16 tembakan dengan 5 di antaranya tepat sasaran.

Hanya saja cuma 2 yang berbuah gol, itu juga salah satu golnya merupakan aksi solorun dari Rasmus Hojlund, bukan serangan open play koordinasi antar pemain yang dibuat di area pertahanan lawan.

Sementara Galatasaray total melepaskan 15 tembakan dengan 4 di antaranya mengarah ke gawang.

Lini Depan Galatasaray Berbahaya

Terakhir lini depan Galatasaray memang bermain jauh lebih baik. Kombinasi kecepatan dari sisi sayap dan memiliki striker pengalaman dalam diri Mauro Icardi sudah cukup untuk menghukum Manchester United di rumahnya.

Zaha dan Mateus Martins alias Tetê, selalu sukses memenangi duel dengan bek sayap Manchester United. 

Khusus untuk gol Icardi, ini menjadi penentu kemenangan Galatasaray sehingga membuat Manchester United harus menahan rasa malu di markasnya sendiri.

Manchester UnitedLiga ChampionsGalatasaray

Berita Terkini