Siapa Lois Openda? Striker RB Leipzig yang Jadi Rebutan Liverpool dan Chelsea

INDOSPORT.COM – Dua klub Liga Inggris (Premier League), Liverpool dan Chelsea, tengah bertarung memperebutkan penyerang RB Leipzig, Lois Openda.

Dilaporkan oleh The Hard Tackle, Liverpool dan Chelsea tertarik memboyongnya untuk menambah ketajaman di lini serang musim ini.

Lois Openda disebut sebagai target yang tepat karena penampilan apiknya bersama RB Leipzig, meski baru bergabung musim ini.

Penyerang berusia 23 tahun ini mampu mencetak total lima gol dan dua assist dari sembilan penampilannya bersama tim berjuluk Die Rotten Bullen itu.

Catatan apiknya ini meneruskan catatan apiknya musim 2022/2023 lalu bersama RC Lens yang mampu mencetak 21 gol dari 38 pertandingan di ajang Liga Prancis 2022/2023.

Ketajaman itu dirasa Liverpool dan Chelsea bisa mengangkat ketajaman di lini serangnya yang sama-sama membutuhknya penyerang tengah baru.

Profil Lois Openda

Lois Openda adalah penyerang RC Lens yang berasal dari Belgia. Ia lahir di Liege pada 16 Februari 2000 silam atau saat ini berusia 23 tahun.

Kariernya di dunia sepak bola dimulai dari klub lokal di Liege, yakni Patro Othee FC dan RFC Liege. Dari sana, ia pun kemudian bergabung tim profesional daerahnya, yakni Standard Liege.

Kariernya di Standard Liege pun hanya berlangsung di level akademi saja. Pada 2015, Openda memutuskan hijrah ke Club Brugge.

Di Club Brugge, Openda mendapat kesempatan debut di usia 18 tahun dan sempat dipinjamkan ke Vitesse Arnhem selama dua tahun, yakni dari 2020 hingga 2022.

Setelah menjalani masa peminjaman yang sukses dengan mencetak 37 gol dari 88 laga, RC Lens kemudian merekrutnya pada akhir masa peminjaman dengan harga 10 juta euro.

Perjudian dengan harga fantastis itu dibayar tuntas oleh Openda dengan 21 gol dari 38 laga, sehingga RB Leipzig menebusnya dengan harga 37,5 juta euro.

Dengan catatan yang apik itu, bagaimana kualitas Lois Openda sehingga Liverpool dan Chelsea tertarik memboyongnya?

1. Kualitas Lois Openda

Lois Openda dikenal sebagai penyerang yang bertipe Target Man, di mana ia lebih banyak beroperasi di kotak 16, ketimbang ikut turun membantu serangan.

Hal ini dibuktikan dengan catatan 0,74 Non-Penalty Goals per 90 menit yang ia miliki dari rata-rata 0,60 Non-Penalty Expected Goals (NPxG).

Dengan catatan itu, Openda bisa dikatakan penyerang yang klinis, yang pintar memanfaatkan peluang yang ia dapatkan untuk menjadi gol.

Karena punya peran sebagai Target Man, catatan Openda dalam permainan tak mumpuni. Ia tercatat hanya punya rataan 14,72 operan per 90 menit dengan akurasi hanya 64,5 persen.

Tapi soal teknik kala menyerang, Openda punya kemampuan melakukan tusukan ke area lawan dengan catatan 2,08 dribel ke area lawan per 90 menit.

Kemampuan itu dibarengi rataan sentuhan di area lawan dan jumlah operan di area lawan yang ia terima, yakni sebanyak 5,61 kali per 90 menit dan 6,43 kali per 90 menit.

Karena tipikalnya sebagai Target Man, maka catatan Openda dalam bertahan di Final Third terbilang minim, yang diyakini tak cocok dengan gaya bermain Liverpool maupun Chelsea.

Liverpool dan Chelsea menerapkan taktik High Pressing dari lini depan hingga lini belakang, sehingga kekurangan Openda dalam bertahan di Final Third ini bisa membuat kedua tim mengubah taktiknya.

Tapi, Openda punya kemampuan apik dalam mencetak gol yang ternyata cocok dengan Liverpool dan Chelsea yang dihuni banyak winger dan gelandang kreatif.

Sehingga, jika Openda bergabung salah satu dari kedua tim itu, maka Liverpool dan Chelsea tak akan melakukan banyak perubahan demi mendapatkan gol dari kaki dan kepalanya.