Vikash Dhorasoo, Eks AC Milan dengan Pandangan Berani soal Silvio Berlusconi
INDOSPORT.COM - Vikash Dhorasoo, mantan pemain AC Milan ini mengisi hari-harinya setelah pensiun dengan terjun dan berkecimpung di dunia politik.
Bahkan, ia sempat menyebut-nyebut nama mendiang Silvio Berlusconi saat mengungkap pandangannya dalam sebuah kesempatan.
Vikash Dhorasoo merupakan mantan pemain berposisi gelandang yang dulu pernah berseragam AC Milan, Le Havre, Lyon, dan Paris Saint-Germain (PSG).
Sejak lama, Vikash Dhorasoo sudah tertarik dengan hal-hal berbau politik. Pada 2020, ia bahkan sempat berpartisipasi di pemilu Paris.
Bukan hanya itu, sosok kelahiran Harfleur, Prancis, ini juga memiliki pandangan yang cukup berani tentang Silvio Berlusconi.
“Berlusconi mewakili hal-hal yang saya ingin lawan. Dia memakai sepak bola untuk menjadi kaya,” ucapnya seperti pernah diwartakan Tribuna.
“Saya memakai sepak bola untuk mengumpulkan semangat kolektif. Namun hal ini juga melambangkan komitmen politik saya: berjuang untuk orang lain,” jelasnya.
“Saya tidak ingin menjadi model untuk ditiru. Saya ingin warga memperjuangkan hak-haknya bersama saya. Politik tidak boleh menjadi pilihan eksklusif segelintir orang.”
Ya, Vikash Dhorasoo seolah tidak pernah berhenti belajar dan mengabdikan dirinya untuk masyarakat. Salah satunya, berbekal dari pengalamannya sendiri.
“Saya tidak lagi mengalami diskriminasi karena uang telah ‘memutihkan’ saya,
“Tapi saya membuat ungkapan saya sendiri dari penulis dan aktivis Toni Morisson yang berkata, 'Kebebasan itu untuk membebaskan orang lain',” jelasnya.
Vikash Dhorasoo pun mengaku ingin membantu orang-orang yang mengalami nasib lebih buruk darinya.
“Sekarang, untuk tinggal di Paris Anda harus kaya. Saya ingin mengembalikan Paris kepada semua warga Paris,” tambah sosok yang memiliki darah keturunan India tersebut.
1. Sekilas tentang Vikash Dhorasoo
Sebagai informasi, Vikash Dhorasoo memiliki darah India dari salah satu moyangnya yang berasal dari Andhra Pradesh.
Hanya saja, ia baru lahir setelah keluargnya yang bermigrasi ke Mauritius kembali pindah ke luar negeri, kali ini ke Prancis.
Ia memulai kariernya di dunia sepak bola dengan membela sebuah klub Prancis bernama Le Havre pada tahun 1993 sampai dengan 1995.
AC Milan pun menjadi salah satu klub yang disinggahinya pada periode 2004 s.d. 2005. Meski tidak lama, ia memiliki kesan di sana - terutama tentang hal-hal politis.
“[Kakha] Kaladze terpesona dengan kesuksesan Berlusconi, Sheva sudah punya ancang-ancang melakukan sesuatu untuk negaranya,” kenangnya.
“Di Milan saya sering bicara dengan [Alessandro] Costacurta, orang ‘kanan’ yang humanis dan elegan,” katanya lagi.
Walau politik dan olahraga adalah dunia yang berbeda, di mata Vikash Dhorasoo sejatinya ada benang merah yang bisa terlihat dari keduanya.
Ia yakin, nilai-nilai sepak bola juga bisa berguna dalam politik: keteguhan, hasrat untuk berkompetisi, kemampuan untuk cepat mengambil keputusan, dan tahu caranya menang.
Vikash Dhorasoo di AC Milan
Pindah ke AC Milan pada tahun 2004, Vikash Dhorasoo sadar betul ia akan berada di tim yang sama dengan sejumlah pemain seperti Andrea Pirlo dan Clarence Seedorf.
Sempat merasakan seperti apa menderitanya jadi spesialis bangku cadangan saat di Lyon, tentu kenyataan ini tidak akan mudah diterima olehnya.
Mungkin salah satu momen yang paling berharga selama Dhorasoo berseragam AC Milan adalah runner-up Liga Champions 2004-2005.
Hanya saja, ia menghabiskan waktu di bangku cadangan selama satu laga penuh dan cuma bisa melihat rekan-rekannya kalah dramatis dari Liverpool di Istanbul.
Setelah AC Milan, Vikash Dhorasoo mencoba peruntungan di Paris Saint-Germain pada 2005, namun lagi-lagi nasibnya kurang beruntung.
Ia berseteru dengan sang pelatih, Guy Lacombe, yang mengakibatkan kontraknya diputus. Setelahnya, Vikash Dhorasoo pun merapat ke Livorno dan memutuskan pensiun.