x

Taktik Revolusioner Inter Milan Ditengah Krisis Striker: Andalkan Mkhitaryan – Klaassen

Selasa, 10 Oktober 2023 08:00 WIB
Editor: Subhan Wirawan
Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan. Foto: REUTERS/Albert Gea

INDOSPORT.COM – Perubahan taktik wajib dilakukan Inter Milan yang kini sedang alami krisis lini striker jelang bursa transfer musim dingin Liga Italia 23/24 dibuka.

Masih menyisakan beberapa bulan sebelum jeda paruh pertama Liga Italia dimulai, Inter Milan sudah rasakan beratnya tampil di tiga kompetisi berbeda dengan skuat pincang.

Baca Juga

Meski pemain utama mereka belum ada yang cedera parah, namun kedalaman skuat Inter Milan yang ala kadarnya membuat Nerazzurri kerap gagal amankan poin penuh.

Di musim ini misalnya, Inter Milan sudah dua kali gagal menang di Liga Italia meski lawan yang dihadapi hanyalah sekelas Bologna dan Sassuolo.

Dari dua pertandingan tersebut, sulitnya lini depan dalam mencetak gol jadi hal yang patut disorot tajam oleh jajaran pelatih dan manajemen.

Pasalnya, Inter Milan bukan tampil buruk bahkan tertekan menghadapi dua tim diatas, justru sebaliknya mereka sukses mendominasi dan menciptakan banyak peluang.

Baca Juga

Akan tetapi, penyelesaian akhir yang buruk dan ditambah faktor kelelahan membuat berbagai kesempatan emas untuk mencetak gol terbuang sia-sia.

Apesnya lagi, Inter Milan tidak punya striker alternatif yang punya insting gol sama tajamnya dengan pemain utama. Sehingga ketika mengalami deadlock, para striker pengganti tersebut tak bisa berikan impact positif buat Inter Milan.

Bahkan saat dibutuhkan untuk rotasi, salah satu striker cadangan Inter malah alami cedera parah dan harus menepi cukup lama.

Dengan buruknya kualitas pelapis Inter Milan tersebut, tak heran jika manajemen La Beneamata ingin mendatangkan beberapa striker baru pada bursa transfer musim dingin nanti.

Namun sebelum bursa transfer dibuka, Inter Milan harus memaksimalkan pemain yang ada saat ini. Untuk menyiasati keterbatasan striker, Inzaghi mungkin bisa mengubah taktiknya saat lini depan sedang buntu.

Baca Juga

1. Mainkan Trequartista

Hakan Calhanoglu menjaga bola dari Maycon di laga Inter Milan vs Shkahtar Donetsk (25/11/21).

Sejak era Antonio Conte hingga kini dilanjutkan dengan Simone Inzaghi, Inter Milan memang sangat lekat dengan formasi 3-5-2.

Taktik ini mengandalkan kecepatan wingback untuk melakukan crossing, serta kehadiran mezzala untuk membantu ciptakan pressure di pertahanan lawan.

Baca Juga

Sementara itu, dua striker akan jadi finisher dalam setiap peluang yang ada. Namun jika dua striker mendapat man to man marking, Inter Milan biasanya menekan dari tengah dengan mengupayakan long shoot langsung ke arah gawang.

Jika kondisi para striker fit, jelas duel satu lawan satu atau adu sprint bakal jadi makanan empuk bagi Lautaro Martinez serta Marcus Thuram.

Namun saat keduanya kelelahan, lini tengah Inter Milan bakal sulit lepaskan crossing ataupun through pass yang berakibat hilangnya kesempatan mencetak gol.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi missing link antara lini tengah dan lini serang yang kerap terjadi saat para striker kelelahan, Inter Milan bisa memasang satu trequartista.

Baca Juga

Berbeda dengan mezzala yang tugasnya membantu pertahanan dan melakukan penetrasi di half space lawan, trequartista menginisiasi sebuah serangan, menemukan ruang dan mengirimkan umpan-umpan kunci.

Trequartista juga bisa jadi pemecah kebuntuan lewat tembakan jarak jauhnya atau melalui penetrasi ke kotak penalti dari tengah pertahanan lawan.

Untuk memainkan sosok trequartista, maka Inzaghi harus mengorbankan peran mezzala dan menggantinya dengan deep lying playmaker atau central midfielder murni.

Dengan kehadiran trequartista, maka Hakan Calhanoglu tidak harus berjuang sendirian saat lini tengah Inter Milan mendapatkan counter attack.

Baca Juga

Jika sebelumnya para mezzala yang ditempati Barella dan Mkhitaryan kerap telat turun untuk membantu pertahanan, kini Inter akan punya dua deep lying playmaker yang bertugas sama seperti Hakan Calhanoglu yakni melakukan intersep serta lepaskan umpan ke sepertiga pertahanan lawan.

Di sana sudah ada trequartista yang bakal jadi inisiator serangan. Hak prerogatif pun akan diberikan kepada trequartista, di mana ia bisa memilih untuk berikan througpass ke striker, lepaskan umpan ke sisi sayap atau malah menembak langsung ke arah gawang.

Hadirnya trequartista membuat para stiker tidak harus banyak bergerak demi menjemput bola. Sehingga tugas mereka murni berada di kotak penalti untuk menarik bek lawan serta menyambar umpan-umpan manja dari para winger.

Baca Juga

2. Mkhitaryan – Klaassen Jadi Andalan

Selebrasi Henrikh Mkhitaryan di laga Inter Milan vs Udinese (19/02/23). (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)

Jika Inzaghi berniat memainkan trequartista, maka ada dua pemain yang layak diberikan tugas tersebut yakni Henrikh Mkhitaryan serta Davy Klaassen.

Henrikh Mkhitaryan meski sudah berumur 34 tahun, masih punya visi bermain yang baik serta akurasi umpan cukup mumpuni.

Peran sebagai trequartista pun pernah diemban Henrikh Mkhitaryan saat masih berseragam AS Roma, sehingga posisi ini tidak akan sulit buat sang bintang Armenia.

Sedangkan Davy Klaassen memang merupakan gelandang bertipikal menyerang, sehingga sangat kesulitan jika dipaksa bisa bertahan saat memainkan peran mezzala.

Terbukti dalam laga debut starternya bersama Inter Milan, bintang asal Belanda ini lebih nyaman bermain di belakang striker dan mampu lepaskan beberapa tembakan ke gawang lawan.

Oleh sebab itu, Davy Klaassen bisa jadi second option buat menempati sektor trequartista Inter Milan.

Inter MilanSimone InzaghiLiga Italia

Berita Terkini