Simone Inzaghi Tertekan di Inter Milan Gara-gara Perkara Logo Klub, Kok Bisa?
INDOSPORT.COM – Pelatih Nerazzurri, Simone Inzaghi, tertekan di klub Liga Italia (Serie A), Inter Milan, gara-gara perkara logo klub.
La Gazzetta dello Sport melaporkan bahwa Simone Inzaghi tengah merasakan tekanan luar biasa karena diwajibkan untuk membawa scudetto ke Giuseppe Meazza, markas Inter Milan.
Pelatih berusia 47 tahun tersebut tiba di Appiano Gentile pada musim panas 2021 lalu untuk menjadi suksesor Antoni Conte.
Conte sendiri sukses menjuarai scudetto bersama Inter, sementara Inzaghi masih gagal mengikuti jejaknya selama dua musim bersama Nerazzurri.
Inter Milan kini masih menjadi salah satu tim Liga Italia favorit untuk dapat menjuarai scudetto musim 2023/2024 ini.
Penggemar Inter menuntut gelar scudetto ke-20 yang nantinya dapat berubah menjadi Bintang Emas kedua di logo klub sehingga obsesi ini menambah beban di pundak Inzaghi.
Selain itu, mantan juru taktik Lazio itu juga mendapatkan pemain yang dia mau sehingga memiliki salah satu skuad yang komplet pada musim 2023/2024 ini.
Tekanan Inzaghi sebelumnya menjadi agak berkurang setelah Tim Biru Hitam menjadi finalis Liga Champions 2022/2023.
Pencapaiannya itu bak menghapus ‘dosa’ Simone Inzaghi yang mana Inter Milan sebetulnya kalah 12 kali di Liga Italia pada musim lalu.
Kini, petinggi Inter Milan jelas tidak akan menerima alasan apapun dari Simone Inzaghi jika Nerazzurri masih tidak menjuarai scudetto pada musim ini.
Jika Simone Inzaghi ingin bebas dari tekanan, ada baiknya sang pelatih kini mulai mengotak-atik taktiknya mulai sekarang.
1. Taktik Simone Inzaghi Sempat Dikritik
Taktik Simone Inzaghi sempat dikritik setelah Inter Milan ditahan imbang Bologna dengan skor 2-2 pada Sabtu (07/10/23) di Giuseppe Meazza.
Hasil imbang tersebut membuat Inter Milan harus puas bertengger di peringkat kedua setelah AC Milan menang tipis 0-1 kontra Genoa pada Minggu (08/10/23) sehingga Rossoneri kini berada di puncak klasemen.
Namun, ada satu hal yang perlu disorot dalam pertandingan Tim Biru Hitam kontra Bologna ini, yaitu mengenai Simone Inzaghi yang miskin taktik.
Nerazzurri sendiri sebetulnya sudah unggul 2-0 dalam 15 menit pertama setelah dua bek Rossoblu melakukan eror.
Akan tetapi, Simone Inzaghi justru tidak bisa berbuat banyak setelah Bologna mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Inzaghi, seperti biasanya, hanya menarik keluar beberapa pemain sayapnya saja, tetapi juga tidak melakukan perubahan taktik dan tetap terus memakai formasi 3-5-2.
Cara permainan Inter itu padahal sudah dibaca dengan baik oleh Bologna sehingga pelatih asal Italia itu jelas harus mengubah taktiknya demi terciptanya gol lagi.
Hal ini tampak menunjukkan bahwa Inzaghi tidak punya Plan B ketika Plan A tidak berjalan, padahal seorang pelatih sudah seharusnya memikirman cara lain apabila taktik pertamanya tidak berjalan dengan baik.
Maka dari itu, Simone Inzaghi tentu harus punya pendekatan lain dalam setiap pertandingan dan tidak serta merta setia pada satu sistem saja.
Terlebih lagi, dengan kewajiban bagi Simone Inzaghi untuk membawa Inter Milan menjuarai scudetto, tentu sang pelatih tak bisa hanya mengandalkan satu taktik saja.
Contohlah pelatih Manchester City, Pep Guardiola, yang berani menerapkan formasi tiga bek ketika sistem 4-2-3-1 tidak bekerja pada awal musim.
Hasilnya? Manchester City pun mampu meraih treble winner pada musim lalu dengan sistem tiga bek racikan Pep Guardiola yang berarti sang pelatih tak hanya punya pakem 4-2-3-1 saja.