Mengungkap Penyebab Stefano Pioli Mulai Hilang Kepercayaan Terhadap Rafael Leao di AC Milan

INDOSPORT.COM - Pelatih klub Liga Italia, AC Milan, Stefano Pioli, mulai kehilangan rasa percaya terhadap Rafael Leao menyusul penampilan sang pemain yang menurun.

AC Milan kembali gagal meraih kemenangan saat bertandang ke markas Napoli di lanjutan pertandingan Liga Italia pekan ke-10 di Stadion Diego Armando Maradona, pada Senin (30/10/23) dinihari WIB.

Rossoneri hanya mampu membawa pulang satu poin dari hasil imbang 2-2. Masing-masing gol dicetak oleh Olivier Giroud untuk AC Milan, sementara Napoli dicetak oleh Matteo Politano dan Giacomo Raspadori.

Hasil itu membuat AC Milan gagal menggeser Juventus di papan atas klasemen Liga Italia. Mereka tertahan di peringkat ke-3 dengan 22 poin, sementara Napoli berada di tempat ke-4 dengan 18 poin.

Bagi AC Milan, hasil ini menambah panjang rekor buruk pertemuan mereka dengan tim-tim kuat yang level kekuatannya setara.

Sebelumnya AC Milan juga tidak bisa menang saat menghadapi Juventus. Mereka kalah 0-1 di Liga Italia, kemudian tumbang 3-0 lawan PSG di Liga Champions.

Anak asuh Stefano Pioli juga gagal meraih kemenangan melawan Inter Milan. Mereak dibantai 1-5, lalu hanya bisa imbang 0-0 melawan Borussia Dortmund.

Sebaliknya jika menghadapi tim-tim dengan kekuatan yang berada satu level di bawahnya, mereka mampu meraih kemenangan seperti saat menantang Genoa (1-0), Lazio (2-0), hingga Cagliari (3-1).

Fakta itu menggambarkan mentalitas para pemain AC Milan yang sedanng menurun. Beberapa nama juga akhirnya ikut terbawa, salah satunya adalah Rafael Leao.

1. Stefano Pioli Mulai Kehilangan Kepercayaan Rafael Leao

Musim ini berjalan sangat sulit bagi Rafael Leao bersama AC Milan. Bagaimana tidak, sang pemain secara mengejutkan tampil menurun dan kurang kontribusi belakangan ini.

Padahal musim lalu, ia jadi andalan dalam urusan mencetak gol disaat lini depan yang dihuni Olivier Giroud mengalami paceklik. Winger asal Portugal itu bisa membuat 16 gol dan 15 assist dari 48 pertandingan di semua ajang.

Sementara di musim ini, ia baru membuat 3 gol dan 4 assist dari 13 pertandingan di semua kompetisi. Sampai kini, ia masih kesulitan memutus tren negatif penampilannya.

Sudah lebih dari sebulan sejak dia mencetak gol terakhirnya pada 23 September ketika mencetak gol penentu kemenangan melawan Hellas Verona.

Ini adalah periode yang panjang tanpa kontribusi gol dari Leao. Ketika Milan mengalahkan Lazio tujuh hari setelah golnya melawan Hellas Verona, banyak yang melihatnya sebagai penampilan positif terakhirnya.

 Ada sesuatu yang berubah dalam permainannya dibandingkan dengan awal musim ini dan musim lalu. Alhasil, Stefano Pioli pun mulai kehilangan kepercayaan terhadap Leao untuk mengisi sektor winger kiri.

Saat melawan Napoli, ia diberi rating 6,7 oleh Whoscored karena tak memberikan dampak besar terhadap lini serang, berbanding terbalik dengan sektor kanan yang diisi oleh Christian Pulisic.

Winger asal Amerika Serikat itu membuat 1 assist dan mendapat rating penampilan 7,6. Leao sendiri akhirnya ditarik keluar di menit ke-80 digantikan oleh Luka Jovic.

Contoh nyata perbandingan penampilan Rafael Leao di AC Milan terlihat saat melawan Torino dan PSG.

Melihat perbedaan kinerja Leao dalam pertandingan melawan PSG dan kemenangan 4-1 atas Torino, terlihat bahwa pengaruhnya berfluktuasi. 

Jumlah sentuhan bola pada dasarnya sama, tetapi dia berhasil memenangkan 75% duel dalam pertandingan melawan Torino, sementara hanya 40% dalam pertandingan melawan PSG.

Jika kita melihat perkembangan dari awal musim hingga saat ini, jumlah rata-rata dribel sukses Leao juga menurun.

Dari sekitar 5 per pertandingan dalam empat pertandingan pertama menjadi lebih dari 1 per pertandingan dalam empat pertandingan terakhir.