Sempat Diremehkan, 3 Klub Kuda Hitam Ini Catat Sejarah Juara J.League Cup
INDOSPORT.COM - Ungkapan "bola itu bundar" memang pantas disematkan dalam olahraga sepak bola. Contohnya di J.League Cup, banyak klub kuda hitam yang sukses jadi juara.
Sebutan "bola itu bundar" sering diucapkan para pencinta sepak bola dalam memprediksi pertandingan. Karena dalam sepak bola hasil apapun bisa terjadi.
Dan dalam sejarah J.League Cup sudah beberapa kali klub-klub kecil di Jepang keluar sebagai juara.
Salah satu faktor banyaknya klub kuda hitam yang jadi juara karena klub besar di Jepang sering menurunkan pemain lapis kedua atau merotasi tim di ajang tersebut.
Alhasil, hasil siapa yang menang atau juara di J.League Cup menjadi sangat sulit ditebak.
Berikut adalah 3 klub kuda hitam yang catat sejarah juara J.League Cup:
1. Avispa Fukuoka
Perjalanan Avispa Fukuoka menjadi juara J.League Cup sangat di luar dugaan. Karena klub ini baru saja promosi kembali ke J1 League pada musim 2021.
Karena sulit bersaing di J1 League, Avispa Fukuoka pun fokus hanya untuk bertahan di liga teratas tersebut agar tidak terdegradasi.
Namun sejak itu, mereka mulai fokus ke ajang piala domestik, seperti Emperor's Cup dan tentu saja J.League Cup.
Pada musim 2022, Avispa Fukuoka membuat awal gebrakan dengan menembus babak semifinal J.League Cup, dan babak perempatfinal Emperor's Cup.
Dan puncaknya pada musim 2023, di mana Avispa Fukuoka juara J.League Cup, dan menembus babak semifinal Emperor's Cup.
Padahal di J1 League musim ini, Avispa Fukuoka kini hanya mampu bertahan di papan tengah klasemen.
Trofi J.League Cup diraih tim asuhan Shigetoshi Hasebe dengan perjuangan luar biasa. Di final mereka mengalahkan tim raksasa Urawa Red Diamonds.
Sebelum mengalahkan Urawa Reds, Avispa Fukuoka juga menjadi peringkat ke-1 di fase grup, yang berisikan klub besar seperti Kashima Antlers dan Kashiwa Reysol.
Lalu di babak sistem gugur, Avispa Fukuoka menyingkirkan FC Tokyo di perempatfinal dan Nagoya Grampus di semifinal.
Trofi J.League Cup adalah gelar juara bergengsi pertama Avispa Fukuoka, karena sebelumnya prestasi terbaik mereka hanya juara J2 League pada musim 1995.
1. Juara Kejutan J.League Cup
2. Oita Trinita
Musim 2023 ini Oita Trinita sedang berjuang di J2 League bersama klub Pratama Arhan di Jepang, Tokyo Verdy.
Nama Oita Trinita mulai diperhitungkan sejak juara J2 League musim 2002. Namun ketika promosi ke J1 League lebih sering menghiasi papan tengah klasemen.
Dan sejak degradasi pada musim 2009, Oita Trinita kini lebih sering naik-turun antara J1 League dan J2 League, bahkan sempat ke J3 League pada musim 2016.
Namun sebelum prestasi terjun bebas, Oita Trinita sempat mencatat sejarah yang bisa dibilang sebagai musim terbaik mereka hingga saat ini.
Prestasi terbaik Oita Trinita terjadi pada musim 2008, satu musim sebelum degradasi. Mereka menjadi juara J.League Cup dan finish di posisi ke-4 pada klasemen akhir J1 League.
Pada fase grup, Oita Trinita berhasil menjadi runner-up terbaik untuk lolos ke perempatfinal. Di fase grup mereka tergabung bersama Yokohama F. Marinos, Albirex Niigata, dan Omiya Ardija.
Di babak perempatfinal Oita Trinita menyingkirkan FC Tokyo, dan di semifinal menyingkirkan Nagoya Grampus.
Puncaknya, di laga final Oita Trinita mengalahkan klub besar yang sedang naik daun Shimizu S-Pulse dengan skor 2-0.
3. Shimizu S-Pulse
Meski kini bermain di J2 League, titel klub kuda hitam dulu sempat melekat erat di Shimizu S-Pulse, atau bisa dibilang sudah mendarah daging.
Trofi J.League Cup adalah gelar juara pertama bagi Shimizu S-Pulse. Klub asal Prefektur Shizuoka itu menjadi juara pada musim 1996, setelah sebelumnya menjadi runner-up pada musim 1992 dan 1993.
Pada fase grup Shimizu S-Pulse berhasil finsih di posisi ke-1, di mana saat itu hanya terbagi 2 grup dengan masing-masing berisi 8 klub.
Di fase grup Shimizu S-Pulse bersaing dengan beberapa klub yang saat itu sedang berjaya seperti Verdy Kawasaki (Tokyo Verdy), Yokohama Flugels, dan JEF United Ichihara (JEF United Chiba).
Lalu di babak semifinal Shimizu S-Pulse membantai salah satu klub besar pada saat itu Bellmare Hiratsuka (Shonan Bellmare) dengan skor 5-0.
Dan di partai final, Shimizu S-Pulse dikarunia Dewi Fortuna dengan mengalahkan Verdy Kawasaki melalui adu penalti.
Padahal pada saat itu Verdy Kawasaki sedang dalam era keemasan. Mereka tiga musim beruntun juara J.League Cup pada 1992, 1993, dan 1994. Sedangkan musim 1995 tidak diselenggarakan alias vakum.
Usai pecah telur juara J.League Cup 1996, Shimizu S-Pulse juga kembali lolos ke final pada 2008 dan 2012, namun gagal menjadi juara dan hanya menjadi runner-up.
Kini, Shimizu S-Pulse akan kembali menjadi klub kuda hitam di J1 League musim depan, usai menjadi runner-up J2 League musim 2023.