AC Milan Perlu Revolusi di Lini Depan Karena Presentase Kemenangan Memburuk
INDOSPORT.COM - Klub Liga Italia (Serie A), AC Milan harus segera mencari solusi di sejumlah sektor untuk memperbaiki performa mereka dan balik lagi ke jalur persaingan juara.
AC Milan berhasil mengakhiri rentetan hasil buruk di pentas Liga Champions musim ini saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di Stadion San Siro pada Rabu (08/11/23) dinihari WIB.
Bermain di depan publiknya sendiri, Rossoneri menang dengan skor 2-1. PSG sempat unggul lebih dahulu melalui gol Kylian Mbappe di menit ke-9.
Lalu berhasil disamakan oleh AC Milan lewat gol Rafael Leao tiga menit berselang. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, PSG masih tampil dominan. Mereka terus melancarkan serangan, tapi justru malah AC Milan yang bisa mencetak gol kedua.
Olivier Giroud menggandakan skor jadi 2-1 di menit ke-12. Skor itu bertahan hingga laga bubaran. Ini merupakan kemenangan perdana AC Milan di babak penyisihan grup Liga Champions musim ini.
Sebelumnya mereka hanya bisa bermain imbang 2 kali dan kalah 1 kali. Tambahan tiga poin membuat peluang AC Milan lolos ke babak 16 besar kembali terbuka.
Mereka saat ini berada di peringkat ke-3 dengan koleksi 5 poin di grup F. Sementara PSG turun ke urutan 2 dengan 6 poin, digeser oleh Borussia Dortmund dengan 7 poin di puncak.
Meski sukses mengakhiri rentetan hasil buruk, kemenangan atas PSG ternyata belum mampu mengubah presentase kemenangan AC Milan di tahun 2023 ini yang berjalan buruk.
Rossoneri hanya mampu memenangkan kurang dari setengah pertandingan yang mereka mainkan di berbagai kompetisi, sehingga ini tidak mencerminkan kinerja yang memuaskan.
1. AC Milan Perlu Revolusi
Kekalahan melawan Udinese di kompetisi lokal sebelum menang atas PSG mempertegas catatan presentase itu. Dilaporkan oleh Sportface, rekor kemenangan AC Milan di tahun 2023 cukup buruk.
Sebelum melawan PSG, dari 45 pertandingan yang telah dimainkan, I Rossoneri hanya mampu meraih 19 kemenangan 12 seri, dan mengalami 14 kekalahan.
Dengan persentase kemenangan hanya mencapai 42% sejak awal tahun, dari kemenangan 2-1 melawan Salernitana hingga kekalahan 1-0 melawan Udinese beberapa waktu lalu.
Statistik di atas menjadi peringatan bagi AC Milan untuk segera melakukan perubahan di sejumlah sektor terutama lini belakang dan depan.
Di lini belakang, AC Milan telah kebobolan sebanyak 16 gol di semua kompetisi sejauh ini. Dibandingkan musim lalu hingga pekan ke-11 dan matchday ke-3 kompetisi Eropa, mereka hanya kebobolan 13 gol di semua ajang.
Itu membuktikan kalau pertahanan AC Milan jauh lebih rapuh musim ini. Masalah cedera menjadi faktor yang sangat mempengaruhi.
Saat ini, AC Milan harus ditinggal sedikitnya lima pemain belakang dimana empat di antaranya adalah pemain berposisi sebagai bek tengah.
Sejumlah pemain belakang yang tampil dengan performa menurun berakibat rapuhnya lini belakang salah satunya adalah Theo Hernandez.
Musim lalu, Theo Hernandez tampil sangat apik di sisi kiri pertahanan AC Milan. Ia kerap menciptakan peluang saat melakukan overlap membantu serangan tim.
Tak jarang juga Theo Hernandez malah mencetak gol. Ketajamannya itu dibuktikan dengan torehan 4 gol dan 5 assist musim lalu di semua kompetisi.
Tetapi musim ini terutama dalam beberapa laga belakangan, ia mulai mengalami inkonsistensi penampilan. Musim ini, Theo Hernandez baru saja mencatat sepuluh penampilan untuk AC Milan dan hanya berhasil mencetak satu gol.
Manajemen AC Milan pun harus segera mengatasi persoalan ini dengan mendatangkan beberapa bek tengah baru pada musim dingin nanti.
Beberapa nama yang diincar adalah Jakub Kiwior, Lloyd Kelly, Juan Miranda hingga Konstantinos Koulierakis. Tetapi hingga kini belum ada satupun yang dikabarkan resmi akan bergabung dengan AC Milan mulai musim dingin.
Selain lini belakang, sektor depan juga harus jadi perhatian Pioli untuk diperbaiki. Dua nama yang sedang disorot publik karena performanya menurun adalah Rafael Leao dan Olivier Giroud.
Keduan pemain di atas baru saja menjadi pahlawan kemenangan AC Milan atas PSG, tetapi secara keseluruhan penampilan masih belum memuaskan.
Dari empat pertandingan terakhirnya sebelum melawan PSG tengah pekan ini, AC Milan hanya bisa mencetak 2 gol ke gawang Napoli.
Giroud yang jadi andalan di lini depan mengalami kesulitan mencetak gol. Ia sempat mengalami paceklik gol selama delapan pertandingan berturut-turut, baik di liga Serie A maupun Liga Champions.
Ini adalah kekeringan gol terpanjang yang dia alami sejak bergabung dengan AC Milan dari Chelsea pada 2021 lalu. Sejauh ini ia baru mencetak 4 gol dan 3 assist dari 11 pertandingan.
Sejatinya AC Milan mempunyai 2 striker lain yaitu Noah Okafor dan Luka Jovic. Tetapi keduanya juga belum banyak kontribusi masih beradaptasi pasca pulih dari cedera.
Begitu juga dengan Rafael Leao. Sama seperti Giroud dirinya pernah mengalami kesulitan merobek jala gawang lawan lebih dari satu bulan.
Itu menjadi periode yang panjang tanpa kontribusi gol dari Leao. Hingga akhirnya ia bisa mengakhiri paceklik saat menghadapi PSG.
AC Milan jelas tidak bisa bergantung dengan Giroud, Leoa dan juga Christian Pulisic. Mereka harus mencari pemain bernaluri menyerang tambahan di lini depan pada musim dingin untuk menjaga kedalaman skuad.
Satu nama yang harus diperjuangkan kehadirannya adalah Jonathan David. Bomber asal Kanada tersebut memang tampil cukup tajam bersama Lille selama beberapa musim terakhir.
Pada musim ini, David sudah memainkan 16 pertandingan dengan menyumbang empat gol dan dua assist. Dia dikontrak klubnya sampai tahun 2025 mendatang.
Untuk bisa mendapatkan David, Milan harus merogoh saku agak dalam. Pemain berusia 23 tahun itu kabarnya baru bisa diboyong dengan mahar minimal 50 juta euro.