Profil Jean-Claude Blanc, CEO Jenius PSG dan Juventus yang Siap Rombak Man United Era Jim Ratcliffe
INDOSPORT.COM - Meski belum resmi jadi co-owner Manchester United, Sir Jim Ratcliffe sudah menyusun rencana rebuild raksasa Liga Inggris (Premier League) itu.
Salah satunya adalah perekrutan mantan petinggi Juventus dan Paris Saint-Germain (PSG), Jean-Claude Blanc untuk posisi CEO.
Dilansir dari Scott Saunders dan Graeme Bailey per Rabu (08/11/23) hari ini, Blanc adalah salah satu figur yang masuk dalam proyeksi direksi Manchester United di bawah rezim Ratcliffe.
Nantinya pria Prancis 60 tahun itu akan menggantikan CEO saat ini, Richard Arnold, yang sudah mengisi posisi tersebut dalam setahun terakhir.
Meski mungkin namanya masih terdengar asing namun Blanc sebenarnya adalah 'pemain' lama di dunia sepakbola.
Kinerjanya di balik layar banyak membuahkan sukses sejak terjun ke dunia bola sepak selama nyaris dua dekade. Untuk mengenalnya lebih jauh, berikut profilnya.
Jean-Claude Blanc lahir pada 9 April 1963 di Prancis bagian tepatnya di Chambery yang merupakan prefektur di bagian kaki pegunungan Alpen.
Latar belakang pendidikannya adalah bisnis dimulai dari Skema Business School, sebuah sekolah bisnis ternama yang tidak hanya punya empat lokasi di Prancis namun juga di berbagai negara termasuk Amerika Serikat, China, Brasil, dan Afrika Selatan.
Setelahnya Blanc melanjutkan studi ke Amerika Serikat guna mengambil kelas bisni di Universitas Harvard. Di perguran tinggi kondang tersebut gelar prestisius MBA bisa ia raih.
Bekal ilmu tersebut kemudianmembawa Blanc punya kunci untuk masuk dunia olahraga. Tercatat ia pernah berkecimpung mengurus ajang-ajang besar seperti Olimpiade Musim Dingin, Tour de France, Paris dakar, French Open, sampai Davis Cup.
1. Bangkitkan Juventus, Besarkan PSG
Barulah di 2006 Jean-Claude Blanc melebarkan sayap ke sepakbola dengan ditunjuk sebagai CEO Juventus.
Saat itu Juventus tengah dalam kondisi buruk. Terburuk dalam sejarah mereka. Akibat skandal Calciopoli, I Bianconeri dihukum dengan relegasi ke kasta kedua.
Blanc membantu penunjukan kompatriotnya Didier Deschamps sebagai pelatih baru di 2006/2007. Status sebagai legenda klub dipercaya akan mempermudah perbaikan situasi carut marut usai kepergian sejumlah pemain kunci seperi Zlatan Ibrahimovic, Emerson, Patrick Vieira, Fabio Cannavaro, dan masih banyak lagi.
Hasilnya dalam semusim Juventus bisa kembali ke divisi teratas sebagai juara. Meski Deschamps hanya bertahan semusim saja akibat perselisihan dengan manajemen, Blanck tetap dipertahankan karena kinerja apiknya.
Blanc kemudian bertahan di Turin sampai 2011. Saat itu Juventus belum kembali berjaya namun ia menanam modal kuat yakni pembangunan stadion baru Allianz Stadium.
Stadion tersebut adalah stadion pertama yang dimiliki secara pribadi oleh klub di Italia. Sebelumnya klub-klub negeri pasta termasuk Juventus banyak menggunakan stadion milik pemerintah.
Setelah Juventus, Blanc kemudian pindah ke Paris Saint-Germain. Di sana ia kembali bertugas sebagai CEO dan mendampingi investor Qatar dalam proses menjadikan Les Parisiens raksasa Eropa.
Selama 11 tahun di Parc des Princes, Blanc menyaksikan PSG memborong 20 trofi termasuk lima Liga Prancis. Usai dirasa cukup, ia pun menerima tawaran Sir Jim Ratcliffe untuk menjadi CEO bidang olahraga INEOS.
INEOS memang terjun dalam banyak cabang olahraga mulai dari sepakbola, Formula 1, balap sepeda, rugby, lari, sampai berlayar.
Dalam waktu dekat INEOS akan mengakusisi Manchester United dan sentuhan emas Jean-Claude Blanc pun bakal dirasakan juga di Old Trafford.