Bedah Kualitas 5 Pemain Keturunan di Timnas Irak: Alarm Bahaya Buat Skuat Garuda?
INDOSPORT.COM - Intip perbandingan statistik para pemain keturunan dalam skuat Timnas Indonesia dan Irak jelang pertemuan kedua tim di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Bertanding di Basra International Stadium pada Kamis (16/11/2023) malam WIB, Timnas Indonesia akan melakoni laga perdana kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran kedua kontra Irak.
Jelang pertandingan ini, Timnas Indonesia sedang dalam tren positif lantaran berhasil meraih tiga kemenangan beruntun.
Bahkan di dua laga terakhir, Timnas Indonesia mampu menang telak dengan skor serupa 6-0 saat menghadapi Brunei Darussalam.
Berbekal tren positif tersebut, skuat Garuda diharapkan bisa melanjutkan performa apik mereka saat menghadapi Irak dan memperbesar peluang untuk lolos ke babak selanjutnya.
Meski sedang dalam kondisi on fire, Timnas Indonesia tak boleh anggap remeh Irak lantaran sang tuan rumah belum pernah kalah dan selalu menang dari lima pertemuan kontra tim Merah-Putih.
Selain itu, Irak juga sama dengan Timnas Indonesia yakni diperkuat sejumlah pemain keturunan yang tentunya bakal meningkatkan kekuatan mereka.
Melansir dari laman resmi IFA, diketahui bahwa Irak membawa lima pemain keturunan untuk menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Timnas Indonesia nanti.
Tak jauh berbeda dengan skuat Garuda, pelatih Shin Tae-yong tercatat telah memanggil enam pemain keturunan dan telah dibawa ke Basra.
Jika melihat dari rekam jejak dan statistik penampilan, para pemain naturalisasi manakah yang lebih unggul? Untuk mengetahuinya berikut INDOSPORT merangkum serta mengulas:
1. Pemain Keturunan Timnas Irak Lebih Berpengalaman
Dari laporan laman resmi federasi sepak bola Irak, diketahui bahwa lima pemain keturunan yang dipanggil pelatih Jesus Casas adalah Youssef Amyn, Amir Al-Ammari, Hussein Ali, Merchas Doski dan Frans Putros.
Dari kelima nama tersebut, hanya Frans Putros yang bermain di Asia tepatnya bersama Port FC di kasta teratas Liga Thailand. Sementara empat sisanya masih aktif tampil di kompetisi Eropa.
Secara statistik, hampir semua pemain naturalisasi Irak punya jam terbang cukup banyak bersama klub mereka masing-masing.
Frans Putros misalnya, bek kelahiran Denmark ini tak pernah sekalipun absen membela Port FC dengan torehan 12 pertandingan di semua ajang.
Kemudian Merchas Doski yang bermain buat Slovacko di kasta teratas Liga Ceko, bek kiri berdarah Jerman ini sudah tampil 13 kali dengan torehan satu gol musim ini.
Selanjutnya dua pemain kelahiran Swedia yakni Hussein Ali dan Amir Al-Ammari, mereka sama-sama jadi tumpuan buat timnya di kasta teratas Eropa.
Hussein Ali sudah 10 kali bermain musim ini buat Heerenveen di Eredivisie, sementara Amir Al-Ammari tampil 32 pertandingan dengan torehan satu gol dan empat assists buat Halmstads BK di Liga Swedia.
Terakhir ada Youssef Amyn, pemain 20 tahun ini tidak mentas di kasta teratas dan hanya tampil buat Eintracht Braunschweig di kasta kedua Liga Jerman.
Meski begitu, pemain kelahiran Essen, Jerman tersebut telah bermain enam pertandingan dan sempat menghadapi sejumlah tim legendaris seperti Hertha BSC, 1.FC Nuremberg hingga Fortuna Dusseldorf.
Sementara itu, Timnas Indonesia juga membawa sejumlah pemain naturalisasi dengan nama tenar saat hadapi Irak nanti seperti Elkan Baggott, Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Marc Klok dan Rafael Struick.
Jika dilihat dari statistiknya, kehadiran para pemain naturalisasi Timnas Indonesia tersebut punya potensi untuk menahan gempuran bintang-bintang Irak.
2. Statistik Para Pemain Keturunan Timnas Indonesia
Sama seperti Irak, karier mayoritas pemain keturunan di Timnas Indonesia juga berada di level Eropa, hanya Marc Klok dan Jordi Amat yang mentas di Asia.
Marc Klok kini memperkuat Persib Bandung di Liga 1 dan jadi pilar penting Maung Bandung bertengger di urutan dua klasemen sementara.
Sedangkan Jordi Amat merupakan kapten tim raksasa Liga Malaysia, Johor Darul Takzim yang musim ini sudah bermain sebanyak 27 pertandingan dan empat assists di semua ajang.
Selain dua nama di atas, rata-rata pemain naturalisasi di Timnas Indonesia berposisi sebagai bek dan punya rekam jejak cukup apik di Eropa.
Mulai dari Elkan Baggott yang baru saja cetak gol perdana buat Ipswich di Liga Inggris, kemudian Sandy Walsh yang punya deretan gelar bergengsi di Liga Belgia.
Bahkan di musim lalu, pemain 28 tahun itu turut membantu Mechelen jadi runner up Belgian Cup.
Ada juga Shayne Pattynama, bek berdarah Maluku kelahiran Belanda ini merupakan pilar penting Viking FK untuk bersaing di tangga juara Eliteserien atau kasta teratas Liga Norwegia.
Terakhir ada Rafael Struick. Pemain kelahiran Leidschendam, Belanda tersebut bukan seorang bek, melainkan striker masa depan Indonesia yang mulai dapat jam terbang bersama ADO Den Haag.
Di musim ini, Rafael Struick sudah bermain empat pertandingan buat tim yang mentas di Keuken Kampioen Divisie atau kasta kedua Liga Belanda tersebut.