Apa Kabar Trimur Vedhayanto? Eks Timnas Baretti yang Pilih Latih Anak Desa di Salatiga
INDOSPORT.COM - Trimur Vedhayanto merupakan jebolan program Primaverra Baretti yang sempat jadi andalan Timnas Indonesia. Trimur cukup lama berseragam Pelita Jaya sebelum mengabdi untuk Kota Salatiga. Apa kabar Trimur Vedhayanto sekarang?
Trimur Vedhayanto berkembang sebagai pemain di Diklat Salatiga (PPLP Jawa Tengah). Performa ciamiknya di lini tengah mengantarkan Trimur ke Timnas Indonesia.
Trimur menjadi satu dari sedikit pemain yang merasakan berguru di sepak bola Italia. Ia berangkat dalam program PSSI Primaverra Baretti bersama Bima Sakti dkk.
Selepas berguru ke Italia, Trimur sempat lama menjadi bagian Pelita Jaya. Ia membela tim Nirwan Bakrie itu dari 1995 hingga 2001.
Setelah itu, Trimur sempat pulang ke PSIS Semarang sebelum kemudian membela tim-tim lain, seperti Persma Manado, Persiba Bantul hingga terakhir mendarat di PSISa Salatiga.
Di Kota Salatiga, Trimur mengabdikan diri. Trimur tak sekadar menjadi pemain bagi PSISa Salatiga, namun juga turut membesarkan potensi-potensi besar Salatiga.
Maka, nama Trimur Vedhayanto tak lagi disorot. Justru penggemar sepak bola lebih mengenal sang anak, Kartika Vedhayanto, yang sempat dipanggil Timnas Indonesia U-22.
Lalu, apa kabar Trimur Vedhayanto sekarang? INDOSPORT.COM sempat menemui Trimur ketika berkunjung ke pusat informasi Piala Dunia U-17 2023 di Solia Zigna Kampung Batik, Minggu (19/11/23).
"Saya sekarang melatih di desa. Saya pegang SSB Suruh. Itu sekolah sepak bola di Desa Suruh, Salatiga. Saya memang senang melatih di usia dini. Dari anak usia 10 sampai 16 tahun," kata Trimur Vedhayanto.
Trimur bukannya tidak mendapat tawaran untuk melatih ke luar Kota Salatiga. Trimur mengaku berat untuk meninggalkan SSB Suruh yang sudah lama dia pegang.
"Ada banyak tawaran, 'ayo ke Jakarta, melatih akademi', tapi ya mau bagaimana lagi, saya sudah pegang mereka dari kecil. Kalau anak-anak ini jadi juara, tingkat kota atau kabupaten saja, saya sudah senang," tutur Trimur.
1. Prihatin Kondisi Sepak Bola Indonesia
Trimur fokus pada usia dini karena prihatin dengan situasi sepak bola Indonesia. Ia sedih ketika pelatih tim nasional, Shin Tae-yong, masih mengajari cara kontrol dan umpan kepada pemain.
Padahal, di level tim nasional, seharusnya pelatih sudah fokus pada taktik dan strategi, bukan lagi mengajari dasar bermain sepak bola.
"Saya ingin anak-anak itu punya dasar sepak bola yang benar. Passing, control, dribbling yang benar, jadi kedepan pelatih yang di atasnya kan enak. Kalau dasarnya benar, nanti pelatih di atas enak, tinggal dia banyak taktikal juga," papar Trimur.
"Kalau dasar sepak bola sudah tidak benar, seperti coach Shin masih harus ngajarin passing, itu kan kadang 'waduh'," lanjut Trimur.
Sembari mengajari anak-anak SSB Suruh, Trimur masih terus memantau Kartika Vedhayanto. Sang anak kini menjadi bagian Madura United setelah lama bergabung dengan PSIS Semarang.
Salah satu hal yang terus diingatkan Trimur adalah penggunaan media sosial. Trimur ikut prihatin ketika para pemain kerap diserang di media sosial, seperti kini menimpa skuat Timnas Indonesia U-17.
"Saya bilang, 'jaman ayah dulu cuma diteriakkin di stadion, pulang ya sudah, kalau sekarang tidak bisa'. Makanya saya bilang pintar-pintar aja. Jangan terlalu diambil pusing. Kan pemain sepak bola itu kalau tidak menang, seri ya kalah. Jadi ya belajar lagi," jelas Trimur.
Trimur pun berharap sepak bola Indonesia berkembang lagi. Ia turut berharap masyarakat memberikan dukungan positif kepada tim nasional, terutama generasi Piala Dunia U-17 2023.
"Jangan gagal terus diserang. Biar anak-anak ini selalu termotivasi terus. Mudah-mudahan dari PSSI bisa meneruskan, adik-adik ini tetap satu tim, yang terbaik bisa dititipkan ke klub, biar pelatihnya bisa mendampingi. Paling tidak sampai usia 20 tahun," tutup Trimur.