Profil Dougie Freedman, Jenius Transfer Crystal Palace Calon Direktur Baru Man United
INDOSPORT.COM - Manuver Jim Ratcliffe untuk melakukan perombakan besar-besaran di manajemen tim Liga Inggris (Premier League), Manchester United, masih berlanjut.
Setelah diisukan akan merekrut nama-nama tenar seperti Paolo Maldini dan Paul Mitchell ke dalam direksi Setan Merah, kini giliran Dougie Freedman yang rumornya bakal merapat ke Old Trafford.
Dilansir dari The Telegraph dan The Sun, Freedman adalah salah satu sosok yang Ratcliffe inginkan ada dalam timnya bila nanti sukses meresmikan kepemilikan 25% saham Manchester United.
Freedman saat ini bekerja sebagai direktur olahraga bagi sesama klub Liga Inggris, Crystal Palace, dan sudah cukup teruji di sana.
Sejak 2017 ia sudah bertugas di Selhurts Park dan hasil keringatnya semakin tampak dari hari ke hari.
Sukses Palace menjadi tim kuda hitam dengan pemain-pemain rekrutannya seperti Marc Guehi, Michael Olise, Eberechi Eze, Cheick Doucoure, atau bahkan yang bersifat pinjaman macam Conor Gallagher adalah bukti cemerlangnya kinerja Dougie Freedman.
Bagi mereka yang tahu seluk beluk manajemen klub Liga Inggris, mungkin Fredman bukan lagi figur yang asing namun tidak demikian bagi khalayak yang lebih luas.
Maka dari itu berikut adalah profilnya INDOSPORT bawakan untuk sosok Dougie Freedman.
Douglas Alan Freedman lahir pada 25 Mei 1974 di Glasgow, Skotlandia. Kota yang mana juga jadi tempat lahirnya banyak tokoh sepakbola besar.
Sir Alex Ferguson dan Tommy Docherty, dua manajer yang masuk kategori paling sukses di Manchester United pun kebetulan juga merupakan putra kelahiran Glasgow.
Namun tidak seperti Sir Alex maupun Docherty, Freedman tidak memiliki karier sebagai pemain sepakbola yang gemerlap.
Benar jika ia punya 15 tahun petualangan di lapangan hijau namun tidak sekalipun sempat memperkuat tim-tim besar Skotlandia maupun Inggris.
1. Ikon Crystal Palace
Dougie Freedman berkesempatan untuk menjajal semua empat divisi teratas piramida sepakbola Inggris bersama klub-klub seperti Barnet, Crystal Palace, Wolverhampton Wanderers, Nottingham Forest, Leeds United, dan Southen United.
Namun Palace punya tempat paling spesial di hatinya. Di sana ia menghabiskan waktu paling banyak yakni sepuluh musim penuh dalam dua periode berbeda.
Pengabdian pertama Freedman pada Palace bermula pada 1995/1996 sampai 1997/1998 dan kemudian diikuti second spell pada 2000/2001 hingga 2007/2008.
Sebagai striker, ia berhasil mengumpulkan 85 gol dari 317 penampilan dalam seragam The Eagles yang kemudian juga sempat ia tangani sebagai pelatih di 2011/2012.
Dan hasilnya pun tidak buruk yakni menyelamatkan timnya dari relegasi ke divisi ketiga Liga Inggris sekaligus membuat kejutan menang atas Manchester United di ronde kelima Piala Liga Inggris dengan skor 1-2.
Setelahnya Freedman sempat melatih Bolton Wanderers dan Nottingham Forest namun tanpa sukses yang nyata. Akhirnya Palace kembali menyambutnya pulang di 2017 silam namun bukan sebagai pelatih lagi melainkan direktur olahraga.
Jabatan itu sepertinya sangat cocok untuk Freedman karena sejauh ini sejak kedatangannya yang ketiga di Selhurst Park, Palace belum pernah terdegradasi dari kasta teratas Liga Inggris.
Status penjegal raksasa di papan tengah kini identik dengan klub asal kota London tersebut. Rahasianya? player identification yang tepat.
Freedman pandai menemukan pemain top untuk Palace dari sumber yang tidak diduga-duga. Contoh paling nyata adalah Eberechi Eze, pemain yang sudah gagal trial dimana-mana namun kini menjadi salah satu bintang muda top Liga Inggris dan bahkan mengantongi dua caps Inggris.
Ada juga Marc Guehi, pemain yang tidak terpakai di Chelsea namun sejak pindah ke Crystal Palace pada 2021 lalu perlahan ia justru berevolusi menjadi benteng kokoh incaran banyak klub besar Eropa.
Itulah kenapa nama Dougie Freedman mulai disegani sebagai front office top di Liga Inggris. Kemampuan identifikasi talenta yang brilian membuatnya jadi aset yang diinginkan siapapun.
Manchester United dilaporkan siap memberinya tantangan baru dan tentunya menarik untuk menanti apakah ia sanggup dengan tantangan maha dahsyat mengembalikan Setan Merah ke puncak masa emas mereka lagi.