Evaluasi Timnas Indonesia usai Imbangi Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2026
INDOSPORT.COM - Beberapa hal yang masih jadi pekerjaan rumah Shin Tae-yong usai Timnas Indonesia meraih hasil imbang kontrak Filipina di matchday kedua kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dalam duel yang digelar di Stadion Rizal Memorial, Filipina pada Selasa (22/11/2023) tersebut, Skuad Garuda bermain imbang 1-1 dengan tuan rumah.
Hasil ini membuat Asnawi Mangkualam dkk. tertahan di dasar klasemen Grup F dengan torehan 1 poin dari 2 pertandingan.
Usai kalah telak 5-1 dari Irak di laga sebelumnya, Shin Tae-yong melakukan perombakan pada laga ini dengan mencadangkan Nadeo Argawinata, Marc Klok, Dimas Drajad, Dendy Sulistiawan, dan Adam Alis.
Akan tetapi, perubahan ini rupanya tak berbuah positif untuk Indonesia. Alih-alih mampu memimpin, Indonesia justru tertinggal lebih dahulu berkat gol Patrick Reichelt.
Shin Tae-yong coba melakukan perubahan dengan memasukkan Witan Sulaeman untuk menggantikan Sandy Walsh. Keputusan ini terbukti jitu, karena mampu membuat permainan Indonesia lebih dinamis.
Indonesia akhirnya bisa menyamakan kedudukan di babak kedua. Berawal dari umpan manis Ricky Kambuaya, dengan tenang Saddil Ramdani melesatkan tembakan ke tiang jauh yang sulit terjangkau.
Meski berhasil mencuri poin di kandang Filipina, akan tetapi ada sejumlah evaluasi yang harus segera dibenahi Timnas Indonesia demi menjaga asa lolos ke babak selanjutnya.
Lantas apa sajakah itu? Berikut INDOSPORT merangkum serta mengulas:
Lini Belakang Masih Blunder
Evaluasi pertama yang harus diperbaiki adalah blunder lini belakang yang masih sering terjadi dan kerap membuat lawan ciptakan banyak peluang.
Bahkan pada gol pertama Filipina, tim tuan rumah berhasil menceploskan bola ke gawang Timnas Indonesia lantaran Jordi Amat salah langkah dalam melakukan dribbling.
Akibatnya, pemain Filipina mampu melepaskan umpan terobosan ke depan dan mampu disambar Patrick Reichelt menjadi gol pembuka.
Berkaca dari kondisi ini, jelas Shin Tae-yong harus menemukan formula baru buat lini depan Timnas Indonesia agar tak ada lagi kesalahan yang membuat gawang Garuda kebobolan.
1. Finishing Belum Maksimal
Evaluasi berikutnya adalah kemampuan finishing atau insting gol para pemain Timnas Indonesia ketika mendapat peluang emas di depan gawang.
Melihat dari penampilan kontra Filipina semalam, anak asuh Shin Tae-yon sejatinya bukan tidak ada peluang untuk mencetak banyak gol.
Bahkan sebaliknya, Timnas Indonesia punya cukup besar untuk bisa amankan kemenangan perdana di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Akan tetapi, beberapa peluang di depan mata yang dibuat Timnas malah gagal dimaksimalkan seperti sepakan 1v1 Pratama Arhan, serta beberapa peluang melalui umpan cut-back.
Dari buruknya kualitas finishing tersebut, tak heran jika Shin Tae-yong menginginkan tambahan pemain keturunan yang berposisi sebagai striker jelang laga berikutnya.
Telat Panas
Terakhir adalah intensitas permainan Timnas Indonesia yang terlihat lambat di awal dan membuat tim lawan lebih dulu menguasai jalannya laga.
Lambatnya intensitas permainan Timnas Indonesia juga tak lepas dari strategi Shin Tae-yong yang lebih banyak menunggu di area pertahanan dan memaksimalkan serangan balik.
Dengan status sebagai tim tamu dan tampil di lapangan yang kurang baik, memang tak mengherankan jika STY meminta anak asuhnya untuk bermain defensif.
Akan tetapi, STY juga harus jeli memasang daftar starter agar skema counter attack Timnas Indonesia berjalan lancar.
Andai Timnas Indonesia bisa memainkan tempo permainan seperti di pertengahan babak kedua, bukan tak mungkin skuat Garuda bakal lebih banyak ciptakan peluang dan mencetak lebih dari satu gol.