x

Thailand Pecat Mano Polking Meski Juara AFF 2 Kali, Haruskah Timnas Indonesia Depak Shin Tae-yong?

Kamis, 23 November 2023 03:03 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
Rival timnas Indonesia, Thailand, baru saja memecat pelatih kepala mereka yakni Mano Polking pada Rabu (22/11/23) lalu.

INDOSPORT.COM - Rival timnas Indonesia, Thailand, baru saja memecat pelatih kepala mereka yakni Mano Polking pada Rabu (22/11/23) lalu.

Sosok yang sudah memberikan The War Elephants dua trofi Piala AFF sejak 2021 tersebut akan digantikan oleh Masatada Ishii yang sebelumnya menjabat sebagai direktur tekhnik tim.

Baca Juga

Kabar tersebut diresmikan langsung lewat laman Instagram resmi Thailand dimana alasan pemecatan Polking secara gamblang diumbar.

Polking dianggap gagal membuat anak-anak asuhnya tampil memuaskan di dua laga perdana Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Padahal hasil Thailand tidak buruk-buruk amat. Meski kalah 1-2 di kandang melawan China, namun Supachok Sarachat dan kolega masih bisa menebusnya dengan membantai Singapura 1-3.

Posisi kedua di bawah Korea Selatan di Grup C pun didapat. Jika bisa bertahan maka Thailand berhak untuk melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Kontrak Polking sendiri masih tersisa sampai Maret 2024 namun federasi Thailand tidak mau membuang waktu dan mengambil resiko bila terus mempertahankan sang juru taktik Brasil lebih lama lagi.

Baca Juga

Ishii sebagai penggantinya memang belum pernah melatih di level internasional namun pria berpaspor Jepang itu sudah cukup paham soal sepakbola Thailand.

Ia sudah melatih klub negeri Gajah Putih sejak 2019 dimulai dari Samut Prakan City dan kemudian Buriram United. Enam trofi domestik termasuk dua liga domestik sudah diraih semenjak itu oleh sosok yang juga pernah berjaya sebagai manajer Kashima Antlers (2015-2017) tersebut.

Digantikannya Mano Polking oleh Masatada Ishii menunjukkan jika Thailand punya standar tinggi dalam sepakbola terutama perihal capaian timnasnya.

Bila dibandingkan dengan situasi timnas Indonesia saat ini, rasanya berbeda jauh.

Tim Garuda menelan dua hasil buruk di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 mereka dengan tumbang di tangan Irak (5-1) dan ditahan imbang Filipina (1-1) namun posisi Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala masih aman.

Baca Juga

1. STY Masih Layak Dipertahankan

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kiri).

Menyusul hasil melawan Irak dan Filipina, publik banyak yang mempertanyakan keputusan Shin Tae-yong dalam pemilihan strategi.

Arsitek asal Korea Selatan yang akrab disapa STY tersebut tampak bingung dengan menurunkan starting XI yang sama sekali tidak terlihat di laga-laga internasional sebelumnya.

Baca Juga

Bertandang ke Irak, di lini tengah terdapat trio Rikcy Kambuaya, Adam Alis, dan Marc Klok yang menyokong Dendy Sulistyawan dan Dimas Drajad sebagai duet penyerang.

Adam Alis yang bukan langganan panggilan timnas Indonesia di era Shin Tae-yong dan menjadi titik lemah Merah-Putih.

Bukan karena gelandang Borneo FC itu miskin kualitas namun hanya karena ia belum 'nyetel' saja dengan rekan-rekannya yang lain. Padahal Adam Alis adalah salah satu pemain tengah lokal Liga 1 2023/2024 dengan akurasi umpan tertinggi dengan 78% dari 545 percobaan menurut data Lapangbola.

Eksperimen yang gagal ini membuat Shin Tae-yong merombak starting XI untuk menghadapi Filipina namun jatuhnya justru lebih parah.

Timnas Indonesia seolah memainkan dua gelandang saja dalam diri Ricky Kambuaya dan Rachmat Irianto. Sandy Walsh yang pada awalnya diprediksi akan bermain di posisi sentral justru mengisi pos bek kanan dan mendorong Asnawi Mangkualam lebih menjadi penyerang sayap.

Baca Juga

Tidak heran di babak pertama skema permainan sama sekali tidak berjalan. Barulah ketika Sandy Walsh ditarik keluar pada babak kedua untuk digantikan Pratama Arhan gaya bermain timnas Indonesia menjadi lebih baik meski kemenangan tetap tidak bisa diamankan.

Ini adalah pertanda jika Shin Tae-yong masih dalam tahap melakukan banyak percobaan terutama di area gelandang mengingat di sana memang titik terlemah timnas Indonesia meski bukan berarti kualitasnya rendah.

PSSI sebagai federasi layak untuk memberinya lebih banyak waktu meski belum ada trofi yang bisa dijadikan tolak ukur sukses sejak datang melatih tiga tahun lalu.

Meski nirgelar, namun Shin Tae-yong sudah banyak membawakan revolusi positif di berbagai aspek. Kelolosan ke turnamen-turnamen bergengsi macam Piala Asia senior maupun junior juga tidak boleh sampai dilupakan.

Level timnas Indonesia dan Thailand memang masih terpaut sangat jauh. Jadi PSSI tidak boleh terpancing latah memecat Shin Tae-yong hanya karena tetangga mendepak Mano Polking untuk 'mainan' yang lebih baru.

Baca Juga
ThailandFilipinaIrakTimnas IndonesiaAlexandre PolkingIndepthKualifikasi Piala Dunia 2026

Berita Terkini