Sudah Cedera Lagi, 3 Sebab Mason Mount Gagal Nyetel di Manchester United
INDOSPORT.COM – Kembali menepi karena cedera, ada tiga sebab Mason Mount tak kunjung nyetel di raksasa Liga Inggris (Premier League), Manchester United.
Mason Mount dibeli Manchester United dari Chelsea pada bursa transfer musim panas 2023 lalu senilai 60 juta poundsterling atau sekitar 1,1 triliun rupiah.
Hanya saja, gelandang asal Inggris ini tampil dengan kurang oke gara-gara hanya baru mencetak sebiji assist dalam 12 penampilan di semua ajang.
Tak hanya itu saja, mantan gelandang Chelsea itu kini sudah dua kali cedera setelah sebelumnya sempat menepi sebulan lebih dan melewatkan enam laga bersama Setan Merah.
Terbaru, Mason Mount kembali diterpa cedera sebagaimana dikonfirmasi pelatih Manchester United, Erik ten Hag, yang membuat sang pemain menepi setidaknya selama tiga pekan.
Hal ini jelas tidak baik bagi Mount yang masih mencari cara untuk dapat bangkit lagi, tetapi apa tiga sebab pria berusia 23 tahun itu gagal nyetel di Manchester United?
Sulit Adaptasi
Masalah ini sebenarnya sudah dimulai sejak pramusim yang mana Mount gagal memberikan dampak signifikan pada Setan Merah selama tur ke Amerika Serikat.
Mount tampil ciamik ketika menang atas Arsenal saja sebagai gelandang kanan dalam sistem tiga gelandang dan cukup kesulitan ketika kalah dari Borussia Dortmund dan Real Madrid kala bermain dengan peran nomor 10.
Mason Mount sendiri baru menjadi starter ketika Manchester United kalah dari Wolves 1-0 dengan formasi 4-1-4-1 yang sempat membuat Erik ten Hag naik pitam.
Setelahnya, Mason Mount ditaruh lebih dalam pada laga berikutnya kontra Tottenham Hotspur, tetapi sang pemain kesulitan lagi hingga akhirnya menderita cedera hamstring.
1. Terlalu Serbabisa
Menjadi pemain serbabisa memang bagus, tetapi tidak tampaknya untuk Mason Mount yang malah membuat dirinya menjadi kocar-kacir di Liga Inggris.
Ya, Keserbabisaannya itu malah membuat tidak ada posisi yang pasti bagi Mason Mount yang mana Erik ten Hag terkadang dapat memasangnya sebagai winger, pemain nomor 10, dan selaku deep-lying playmaker di sebelah Casemiro.
Ten Hag sendiri memang pernah memuji-muji keserbabisaan Mount itu ketika dipinjamkan ke Vitesse pada 2017 lalu sehingga membuatnya ingin menggaetnya untuk Ajax Amsterdam pada 2018.
Namun, keserbabisaaan Mason Mount itu juga tak lepas dari betapa seringnya Mount bergerak dan sang pemain kurang berhasil berkembang di posisi mana pun dia bermain.
Kurang Cocok dengan Bruno Fernandes
Dengan kemampuan pria asal Inggris itu bermain di banyak posisi, sudah jelas dia merupakan pemain yang berguna di final third, entah itu memberikan umpan terobosan atau menyelesaikan peluang.
Akan tetapi, Mason Mount sendiri gagal menunjukkan hal itu karena keberadaan Bruno Fernandes yang tak pernah dirundung cedera dalam kariernya.
Selain itu, mantan gelandang Manchester United, Paul Scholes, juga menyebut bahwa memainkan Bruno dan Mount bersamaan juga terlalu berisiko karena membuat lini tengah Setan Merah terbuka menganga sehingga rawan dieskpos.
“Saya rasa manajer ingin memainkannya dengan (Bruno) Fernandes, tetapi dengan keduanya bermain di tim, hal itu malah tampak tidak berfungsi (dengan baik) sekarang,” buka Scholes pada siniar Webby & O’Neill.
“Memainkan keduanya membuat Man United terbuka di lini tengah. Untuk memainkan pemain, seperti Mason Mount, dia hampir perlu membutuhkan dua gelandang bertahan guna membawa keseimbangan bagi tim.”
Casemiro dan Sofyan Amrabat tentu dapat menopang tugas Mason Mount, tetapi apakah dia akan turun sebagai starter di pos pemain nomor 10 selama Bruno Fernandes fit, hal itu masih menjadi pertanyaan besar.