Bila Kalah dari Dortmund, AC Milan Sebaiknya Kejar Zidane Gantikan Pioli
INDOSPORT.COM - Kepantasan Stefano Pioli duduk di kursi manajer AC Milan bisa ditentukan pada partai Liga Champions kontra Borussia Dortmund pada Rabu (29/11/23) mendatang.
Bila sampai kalah, maka ia bisa saja didepak oleh I Rossoneri dan Zinedine Zidane dapat menjadi penggantinya.
Menjamu Borussia Dortmund di San Siro, Rafael Leao cs wajib meraih kemenangan apabila masih ingin menghidupkan asa melaju ke babak 16 besar.
Saat ini posisi AC Milan bisa dibilang tidak menguntungkan di Grup F yang merupakan salah satu grup tersulit Liga Champions 2023/2024 karena juga berisi Paris Saint-Germain (PSG), Dortmund, dan Newcastle United.
Setiap tim di Grup F hanya terpaut satu poin saja dengan Dortmund sebagai pemuncak berbekal tujuh poin dari empat partai perdana diikuti oleh PSG di belakangnya.
Sementara itu AC berada di peringkat ketiga dengan koleksi lima poin dari satu kemenangan saja. Praktis Newcastle menjadi juru kunci dengan empat angka.
Jika sampai gagal menang di matchday kelima, maka Il Diavolo Rosso terancam untuk kali ketiga dalam sejarah mereka gagal lolos ke 16 besar Liga Champions.
Ini merupakan sebuah penurunan luar biasa dari musim lalu dimana Rafael Leao cs mampu menginjakka kaki ke semifinal 2022/2023.
Keikutsertaan di Liga Champions bukan masalah gengsi saja sebagai salah satu juara terbanyak dengan tujuh trofi di kompetisi paling elite Eropa tersebut namun juga masalah finansial.
Bertahan selama mungkin di Liga Champions akan membuat AC Milan berkesempatan mengumpulkan uang hadiah sebanyak mungkin yang bisa menjadi penentu sukses mereka di masa depan.
Maka dari itu Stefano Pioli dipastikan berada dalam tekanan besar saat ini meski tempo hari baru mengantarkan timnya menang tipis 1-0 atas Fiorentina di kancah domestik.
Hanya saja sosok Zinedine Zidane tampaknya memang lebih layak untuk duduk di kursi bos San Siro. Berikut ulasannya.
1. 1. Pelatih Berkharisma
Zinedine Zidane tidak dikenal sebagai manajer dengan kemampuan olah taktik tingkat dewa. Saat menukangi Real Madrid, senjata andalannya adalah man management brilian.
Statusnya sebagai legenda besar membantunya mendapatkan rasa hormat di ruang ganti. Penyampaian pesan pada pemain pun menjadi lebih mudah.
Dibandingkan dengan Stefano Pioli jelas tidak ada apa-apanya. Pioli memang pelatih bagus namun fakta membuktikan jika ia baru bisa sekali memenangkan trofi yakni ketika AC Milan juara Liga Italia 2021/2022 lalu.
2. Lumayan Paham Liga Italia
Saat menjadi pelatih, Zidane hanya pernah menukangi Real Madrid dan akademinya namun ia tidak akan berbekal tangan kosong jika nantinya melatih AC Milan.
Ia pernah merumput di Liga Italia bersama Juventus (1996-2001) dan tentunya pengalaman itu bisa menjadi modal berharga untuk menggantikan Pioli.
3. Jagonya Liga Champions
Hal yang membuat nama Zinedine Zidane selalu dihubungkan dengan job di klub-klub besar Eropa adalah magisnya memenangkan tiga trofi Liga Champions hanya dalam tempo kurang dari lima tahun.
Real Madrid dibawanya mengangkat trofi The Big Ears pada 2015/2016, 2016/2017, dan 2017/2018 menjadikan klub tersebut sebagai yang pertama memenangkan Liga Champions format baru. Zidane pun juga sama karena jadi manajer dengan prestasi demikian.
Mau seburuk apapun performa Real Madrid di kompetisi domestik, saat tiba waktunya memainkan Liga Champions mereka seolah berubah 180 derajat.
Inilah yang AC Milan butuhkan terutama setelah belum lagi menjadi raja Eropa sejak 2007.
4. Sedang Menganggur
Tidak ada yang lebih menyenangkan dari merekrut manajer hebat tanpa klub. Sejak berhenti menukangi Real Madrid di 2021, ia belum melatih lagi sehingga AC Milan bisa menyimpan uang tebusan mereka untuk dialihkan mengisi amplop pesangon Stefano Pioli.