Harus Taklukkan Markas Horor Galatasaray, Man United Dihantui 4 Musim Gagal nan Memalukan di UCL
INDOSPORT.COM - Manchester United harus menjalani partai hidup dan mati ketika bertandang ke markas Galatasaray di lanjutan fase grup Liga Champions 2023/2024, Kamis (30/11/23).
Jika sampai kalah di hadapan publik RAMS Park yang terkenal sangat mengintimidasi, maka The Red Devils harus mengucapkan selamat tinggal pada panggung paling elite Eropa musim ini.
Jelang matchday kelima melawan Galatsaray, situasi Manchester United memang masih sangat rumit dengan menjadi juru kunci Grup A dengan modal tiga poin saja.
Reputasi dan harga diri akan dipertaruhkan dalam lawatan ke Turki karena fans pastinya sudah bosan dengan kegagalan menembus 16 besar.
Di era modern, Manchester United memang terbilang sering kali gugur prematur. Berikut ulasannya.
1. 2020/2021
Di Luga Champions 2020/2021 Manchester United masuk dalam grup neraka bersama Paris Saint-Germain (PSG), RB Leipzig, dan Istanbul Basaksehir. Akhirnya mereka gagal ke 16 besar namun justru setelah start yang begitu baik.
PSG bisa mereka gulung 1-2 dalam laga away ke Parc des Princes di matchday pertama yang disusul pembataian lima gol tanpa atas Leipzig pada matchday berikutnya.
Namun entah kenapa Manchester United yang saat itu masih ditangani oleh Ole Gunnar Solskjaer justru tergelincir dan akalh 2-1 dari Basaksehir di matchday ketiga.
Balas dendam pada sang wakil Turki dengan skor 4-1 bisa dilakukan pada matchday keempat namun Manchester Merah malah alami dua kekalahan beruntun dari PSG (1-3) dan juga Leipzig (3-2).
Hasilnya Manchester United harus puas menjadi peringkat ketiga saja dan terdegradasi ke Liga Europa dimana finalnya bisa mereka capai namun tetap gagal menjadi juara karena kalah adu penalti dengan Villarreal.
1. 2. 2015/2016
Untuk kali pertama sejak 1989/1990, Manchester United absen di kompetisi UEFA manapun di 2014/2015 pasca finis di posisi ketujuh Liga Inggris musim sebelumnya. Maka itu ketka comeback ke Liga Champiosn 2015/2016 dicapai, fans merasa senang.
Sayangnya rasa bahagia itu tidak bertahan lama karena armada arahan Louis van Gaal bahkan tidak bisa menjejak 16 besar pasca mereka kalah bersaing dengan Wolfsburg dan PSV Eindhoven yang di atas kertas harusnya bisa mereka ungguli.
Kedua kesebelasan Jerman dan Belanda itu berhak melaju ke fase gugur setelah masing-masing mengantongi kemenangan kandang atas Manchester United yang hanya punya delapan poin usai melaknoni enam matchday.
Van Gaal tidak sempat membenahi kesalahannya karena di musim depan karena timnya cuma bisa menduduki peringkat kelima klasemen akhir Liga Inggris 2015/2016. Ia keburu dipecat meski sang manajer Belanda masih bisa memenangkan Piala FA.
3. 2011/2012
Sir Alex Ferguson diagung-agungkan sebagai salah satu manajer terhebat sepanjang sejarah dan juga sosok di balik sukses Manchester United namun bukan berarti ia tidak punya cela.
Pada 2011/2012 ia tidak mampu membawa Setan Merah memenagi adu sikut dengan Benfica, FC Basel, dan Otelul Galati yang harusnya bukan siapa-siapa di hadapannya.
Hanya ada satu kekalahan yang Manchester United derita dari enam matchday namun tiga hasil imbang juga mereka telan. itulah kenapa Liga Europa langsung menyambut Wayne Rooney dan kolega.
Padahal di musim sebelumnya Sir Alex membawa skuadnya sampai ke final kontra Barcelona dan di awal 2011/2012 berjanji untuk menjejak partai puncak lagi demi membalas dendam pada Los Cules.
4. 2005/2006
Beberapa tahun pasca treble winners di 1998/1999, Manchester United sempat mengalami penurunan prestasi Liga Champions dimana eliminasi dini di awal-awal fase knock out jadi langganan capaian mereka.
Namun tidak ada yang lebih memalukan dari hasil di 2005/2006 dimana mereka cuma bisa menjadi juru kunci dalam grup yang lagi-lagi berisi lawan 'remeh' macam Villarreal, Lille, dan Benfica.
Martabat The Fergie Babes tercoreng dengan hanya ada satu kemenangan dari enam matchday dimana di empat laga mereka gagal mencetak gol meski saat itu dalam skuad masih ada Louis Saha, Cristiano Ronaldo, Ruud van Nistelrooy, juga Wayne Rooney dan Ole Gunnar Solskjaer.
Musim 2005/2006 juga jadi kali pertama di era 2000-an Manchester United gagal lolos dari persaingan fase grup Liga Champions dan hingga kini masih dikenang sebagai kampanye terburuk mereka di panggung elite Eropa.