x

Termasuk AC Milan, Deretan Klub yang Berpotensi Ganti Pelatih di Januari 2024

Selasa, 28 November 2023 05:45 WIB
Editor: Juni Adi
Pelatih AC Milan Stefano Pioli memberikan bolan kepada pemain AC Milan Yunus Musah pada laga Liga Italia, Senin (23/10/23). (Foto: REUTERS/Daniele Mascolo)

INDOSPORT.COM - Sejumlah klub berpotensi mengganti pelatih di pertengahan musim menyusul performa mengecewakan mereka sejauh ini, klub Liga Italia, AC Milan adalah salah satunya.

Kompetisi sepak bola Eropa saat ini akan segera memasuki paruh musim pada Desember mendatang. Jelang pergantian tahun beberapa liga akan dijeda, untuk libur natal sebelum kembali lagi pada Januari nanti.

Baca Juga

Salah satunya adalah Liga Italia. Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Negeri Pizza itu, Serie A, akan menjalani libur paruh musim untuk menyambut natal.

Biasanya jeda itu digunakan untuk evaluasi peforma tim, AC Milan misalnya. Mereka sejauh ini memang masih bertengger di papan atas, tetapi secara penampilan cukup mengecewakan.

Bagaimana tidak, AC Milan bisa dikatakan tak mampu bersaing merebut gelar juara musim ini, karena mereka kerap kalahan ketika melawan tim-tim besar.

Hal itu dibuktikan dari beberapa hasil berikut ini, kalah 1-5 dari Inter Milan lalu ditahan imbang 2-2 oleh Napoli dan tunduk dari Juventus 0-1. Selain itu Rossoneri juga sempat dikalahkan Udinese 0-1 kemudian diimbangi oleh Lecce 2-2.

Baca Juga

Tak hanya di kompetisi lokal, di ajang Eropa Liga Champions juga sama. AC Milan terancam tersingkir lebih cepat jika mereka tak bisa memenangkan pertandingan matchday ke-5 melawan Borussia Dortmund tengah pekan ini.

Sebab saat ini AC Milan berada di peringkat ke-3 dengan raihan 5 poin. Posisinya rawan digeser oleh Newcastle United di dasar karena hanya selisih 1 poin.

Catatan buruk itu membuat sosok pelatih Stefano Pioli menjadi sorotan, karena ia dianggap sebagai salah satu orang yang paling bertanggung jawab dengan peforma AC Milan.

Franco Ordine, jurnalis ternama Italia, menyampaikan potensi pemecatan Pioli, menjadikan pekan ini sebagai titik kritis yang mungkin menentukan.

Baca Juga

1. Bermain di Liga Champions Menguntungkan

Ekspresi sedih pemain AC Milan Malick Thiaw saat kalah dari Udinese dengan skor 0-1 pada laga Liga Italia 2023/2024, Minggu (05/11/23), di San Siro (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo)

Ordine, dalam kesempatannya sebagai tamu di Tutti Convocati, menekankan bahwa pertandingan melawan Borussia Dortmund akan menjadi penentu masa depannya.

“Saya akan mengarahkan pandangan saya pada Rabu. Memang benar Fiorentina bisa tak bisa mendorong Milan keluar dari empat besar. 

Baca Juga

"Namun, tenggat waktu yang menentukan adalah Borussia Dortmund. Kalau tidak bisa mengalahkan mereka, mari kita persiapkan pergantian pelatih dalam waktu dekat” ujarnya.

Sejatinya peluang AC Milan merebut scudetto masih sangat terbuka lebar, karena mereka kini terpaut 6 poin dari Inter Milan di puncak, dan hanya selisih 4 poin dari Juventus di peringkat ke-3.

Tetapi bermain di Liga Champions lebih menguntungkan secara materi, mengingat kompensasi dan hak siar yang didapat sangat tinggi.

Maka dari itu AC Milan ingin bertahan sejauh mungkin di Liga Champions seperti musim lalu, dimana mereka mampu lolos hingga partai semifinal.

Baca Juga

Hasilnya, AC Milan mencetak laba bersih senilai Rp103 miliar. Dilansir dari AFP, Keuntungan itu didapat berkat kenaikan 36 persen pendapatan, yakni sebesar 404,5 juta euro atau Rp6,8 triliun.

Pihak klub menambahkan bahwa kenaikan pendapatan dapat tercapai berkat peningkatan 44,4 juta euro atau Rp750 miliar dari aktivitas komersial dan sponsor. 

Uang hak media mereka juga naik sebesar 41,8 juta euro atau sekitar Rp706 miliar berkat laju Milan sampai semifinal Liga Champions dan pendapatan hari pertandingan yang mencapai 40,3 juta euro atau setara Rp681 miliar.

Itu merupakan rekor sekaligus sejarah bagi AC Milan setelah merugi sejak 2006 karena kerap kesulitan bersaing di Eropa.

Baca Juga

Pentingnya bermain di Liga Champions membuat manajemen bisa melakukan keputusan pahit terhadap masa depan Stefano Pioli, jika Rossoneri tersingkir lebih cepat di babak penyisihan grup. 

Dalam situasi yang penuh tekanan ini, pertandingan melawan Borussia Dortmund menjadi ujian awal bagi AC Milan. Selain AC Milan ada juga klub lain yang berpotensi memecat pelatihnya sebelum Januari 2024.

Manchester United

Erik Ten Hag kini memasuki musim keduanya sebagai manajer Manchester United. Bisa dikatakan, start Setan Merah di musim ini sangat kurang meyakinkan jika dibandingkan dengan musim perdananya.

Situasi tersebut membuat Erik Ten Hag mendapatkan banyak tekanan. Tidak sedikit desakan yang meminta manajer asal Belanda itu lekas dipecat dari kursi pelatih Manchester United.

Saat ini Setan Merah berada di peringkat ke-6 dengan 24 poin setelah sempat tercecer di papan tengah 10 besar. 

Tetapi kini mereka mampu mengembalikan peforma terbaiknya karena belum terkalahkan dalam empat pertandingan terakhir. Meski begitu tidak menghilangkan potensi pemecatan Erik ten Hag hingga Januari nanti.

Sebab Manchester United mashi belum bisa bersaing dengan tim-tim besar yang mempunyai kualitas materi pemain jauh lebih baik. Mereka kerap kesulitan menang melawan Manchester City, Liverpool, Arsenal hingga Newcastle United.

Selain itu, Manchester United juga terancam tak bisa lolos ke babak 16 besar Liga Champions jika mereka kalah dari Galatasaray.

Barcelona

Xavi sudah memasuki musim ketiganya sebagai manajer Barcelona. Legenda hidup Blaugrana itu tergolong sukses, karena di musim lalu ia menjadikan Barcelona juara La Liga.

Namun belakangan ini, Xavi mulai panen kritikan. Ini disebabkan Barcelona menelan dua kekalahan dari lima laga, salah satunya ketika mereka kalah di partai El Clasico.

Bahkan Barcelona kini tercecer di peringkat ke-4 klasemen Liga Spanyol usai hanya bisa imbang 1-1 melawan Rayo Vallecano. Jika lebih jauh merosot, bukan tidak mungkin Xavi bakal dipecat.

Chelsea

Chelsea di bawah asuhan Mauricio Pochettino tidak kunjung membaik. Pembicaraan soal kapan Pochettino dipecat pun mulai mengemuka.

Awalnya berjalan baik. Chelsea menjuarai turnamen pramusim bertajuk Premier League Summer Series 2023. Harapan The Blues membaik tampak realistis kala itu.

Namun begitu musim 2023/2024 dimulai, Chelsea oleng setengah mati. Dari tujuh laga resmi, Pochettino hanya mampu meraih tiga kemenangan, dua kali imbang dan dua kali menelan kekalahan.

Menurut Darren Bent, Pochettino sebaiknya diberi waktu dulu untuk mengembalikan performa Chelsea. Ia menyarankan menunggu sampai akhir Desember 2023.

“Kalau sampai menjelang natal Chelsea masih berada di posisi terbawah klasemen, mereka harus melakukan perubahan,” tegasnya di talkSPORT.

Manchester UnitedAC MilanStefano PioliLiga Italia

Berita Terkini