5 Tim dengan Kelolosan ke 16 Besar Liga Champions Paling Dramatis, Mampukah AC Milan Meniru?
INDOSPORT.COM - Hasil matchday kelima fase grup Liga Champions 2023/2024 membuat AC Milan berada dalam sorotan negatif.
Kekalahan 1-3 dari Borussia Dortmund pada Rabu (29/11/23) dini hari WIB dipastikan membuat kans anak-anak asuh Stefano Pioli untuk lolos ke babak 16 besar semakin mengkerdil.
Menjamu Dortmund, AC Milan sebenarnya diunggulkan namun mereka justru sudah tertinggal di menit ke-10 lewat penalti Marco Reus setelah beberapa saat sebelumnya tendakan 12 pas Olivier Giroud ditepis Gregor Kobel.
Samuel Chukwueze sempat menyamakan skor sebelum turun minum namun di babak kedua I Rossoneri luluh lantak lagi.
Jamie Bynoe-Gittens dan Karim Adeyemi menambah dua gol lagi untuk Dortmund dalam tempo 10 menit saja dan AC Milan pun menderita kekalahan keduanya di Liga Champions musim ini.
Tanpa poin di matchday kelima membuat posisi Merah-Hitam di klasemen sementara Grup F menjadi sangat riskan karena terduduk sebagai juru kunci.
Untuk lolos ke-16 besar, AC Milan wajib mengalahkan Newcastle United di partai pamungkas fase grup sembari berharap Dortmund juga membekuk Paris Saint-Germain.
Jika skenario tersebut tidak tereksekusi sempurna maka AC Milan bisa mengucapkan selamat tinggal pada Liga Champions 2023/2024 sekaligus merasakan pahitnya ketidaklolosan ke 16 besar untuk kali kedua di era kepelatihan Pioli.
Meski sulit dan harus menggantungkan nasib pada hasil pertandingan lain, asa untuk AC Milan melaju ke babak knock out belum 100% buyar.
Dalam sejarah, sudah beberapa kali kelolosan tidak mungkin terjadi di ajang Liga Champions dan berikut beberapa tim yang mampu melakukan mission impossible tersebut.
1. FC Porto 2003/2004
Tidak ada yang menjagokan FC Porto keluar sebagai juara Liga Champions 2003/2004 namun Jose Mourinho muda berniat menggebrak Eropa dan dunia dengan cara paling dramatis.
Usai hanya meraih satu poin dari dua matchday pertama fase grup yang menempatkan mereka bersama Real Madrid, Marseille, dan Partizan Belgrade, Porto mengamuk dan mengamankan tambahan sembilan poin untuk lolos ke-16 besar sebagai runner up kumpulan F.
1. 2. Liverpool 2004/2005
Liga Champions 2004/2005 akan selalu dikenang manis oleh fans Liverpool. Tidak cuma karena mereka berhasil menjadi juara usai mengalahkan AC Milan via adu penalti di Istanbul yang menegangkan namun juga cerita kelolosan dari fase grup yang juga tidak kalah menggemparkan.
Inkonsistensi membuat The Reds harus bersaing dengan Olympiacos untuk tiket ke 16 besar mendampingi AS Monaco pada matchday terakhir.
Di Anfiled, Rivaldo sempat membuat sang wakil Yunani unggul lebih dulu namun Florent Sinama Pongolle, Neil Mellor, dan Steven Gerrard pada babak kedua memastikan jika mereka masih belum menyerah.
3. Bayern Munchen 2009/2010
Disatukan bersama Bordeaux, Juventus, dan Maccabi Haifa di Grup A Liga Champions 2009/2010 memaksa Bayern Munchen untuk bekerja keras hanya untuk sampai ke babak gugur.
Usai menang 0-3 di matchday pertama kontra Haifa, mereka malah tumbang dua kalin beruntun di tangan Bordeaux sampai akhirnya posisi manajer Louis van Gaal terancam.
Hanya saja di matchday pamungkas Bayern Munchen meraih kemenangan gemilan 1-4 di markas Juventus dimana kiper Hans-Jorg Butt ikut bikin gol dari titik putih. Mereka kemudian melaju sampai final sebelum dikalahkan oleh Inter Milan dua gol tanpa balas.
4. Celtic FC 2012/2013
Celtic FC diprediksi akan jadi juru kunci saat bertemu Barcelona, Benfica, dan Spartak Moscow di Grup G Liga Champions 2012/2013 namun yang kemudian terjadi malah di luar dugaan.
The Bhoys tampil menggila di setiap laganya termasuk dalam double header kontra Barcelona di matchday ketiga dan keempat. Tumbang terhormat 2-1 di pertemuan pertama di Camp Nou, mereka bisa membalas rasa sakit ke Los Cules di markas mereka.
Publik Celtic Park disuguhi kemenangan 2-1 atas armada yang diperkuat Lionel Messi, Xavi, Andres Iniesta, dan masih banyak lagi untuk kemudian membawa mereka ke 16 besar. Sayang, lankah Celtic juga berakhir di sana usai dijegal Juventus dengan agregat 5-0.
5. Tottenham Hotspur 2018/2019
Musim 2018/2019 adalah puncak era Tottenham Hotspur di bawah asuhan Mauricio Pochettino. The Spurs menjadi runner up Liga Champions untuk kali pertama dalam sejarah mereka namun sebelumnya tidak ada yang menyangka sukses ini dicapai.
Di fase grup, Tottenham dihadapkan dengan Barcelona, Inter Milan, dan PSV Eindhoven dan dipaksa terlibat pertarungan sengit. Son Heung-min cs pun sampai harus puasa kemenangan sampai matchday keempat sebelum akhirnya lolos sebagai runner up kumpulan usai kemenangan dramatis atas Inter dan PSV plus hasil imbang menegangkan kontra Barcelona.
Memasuki babak gugur, drama masih belum mau jauh dari Tottenham yang dalam prosesnya menumbangkan Manchester City (4-4) dan Ajax Amsterdam (3-3) dalam agregat. Kekalahan di final dari Liverpool bisa dianggap sebagai anti-klimaks namun London Putih tetap layak mendapat kredit untul kampanye Liga Champions mereka.