Beri Kode Keras ke Manchester United, Nasib Thomas Muller Bakal Seperti Bastian Schweinsteiger?
INDOSPORT.COM - Thomas Muller diisukan akan mencari petualangan baru musim depan dengan bergabung bersama raksasa Liga Inggris (Premier League), Manchester United.
Jika benar, maka ia akan jadi pemain kedua asal Jerman yang membela The Red Devils setelah Bastian Schweinsteiger pada 2015-2017 silam.
Layaknya Schweinsteiger, Muller adalah produk akademi Bayern Munchen yang kemudian sukses dibesarkan menjadi ikon dan bahkan legenda.
Total 681 pertandingan sudah ia mainkan dengan sumbangan 237 gol serta 261 assist menjadikannya pemain kedua berpenampilan terbanyak di belakang Sepp Maier dan tersubur ketiga hanya kalah dari Gerd Muller dan Robert Lewandowski dalam sejarah Die Roten.
Jumlah trofi Muller pun tidak usah diragukan lagi. 32 trofi mayor sudah ia sumbangkan ke publik Bavaria sejak debutnya di tim senior pada 2009 silam.
Hanya saja untuk kali kesekian masa depan Muller jadi gosip peramai bursa transfer sehubung akan segera berakhirnya kontrak sang pemain.
Bila tidak ada deal untuk memperpanjang durasi kerja sama, maka penyerang multi posisi itu bisa meninggalkan Bayern Munchen secara cuma-cuma per 1 Juli 2024.
Usianya saat ini sudah menginjak 34 tahun dan seperti pemain sepakbola kebanyakan, menit bermainnya semakin berkurang.
Oleh pelatih Bayern Munchen, Thomas Tuchel, Thomas Muller kini sudah kian sering dipinggirkan ke bangku cadangan mengingat kini Jamal Musiala semakin siap untuk bermain reguler di posisi 'nomor 10'.
Terbukti dengan hanya ada enam partai dimana Muller dipasang sebagai starter meski di 2023/2024 Bayern Munchen sudah melakoni 20 laga kompetitif.
Ketikanya ditanya oleh jurnalis Sky Sports yakni Floria Plettenberg mengenai apakah ia akan bertahan di Allianz Arena, pemain yang sering menyebut dirinya sebagai Raumdeuter tersebut memberikan jawaban penuh misteri.
"Mungkin. Kita lihat saja nanti," ujar Muller seakan ia memang merencanakan sesuatu yang besar. Pindah ke Manchester United misalnya. Hanya saja ia harus belajar dari pengalaman Schweinsteiger sebelum bulatkan tekad menuju Old Trafford.
1. Schweinsteiger yang United Sia-siakan
Bastian Schweinsteiger pindah dari Bayern Munchen ke Manchester United pada bursa transfer musim panas 2015 ketika usianya 31 tahun.
Setelah memenangkan segalanya di Jerman, ia merasa perlu menjajal sesuatu yang baru di Inggris. Kebetulan sejak kecil selain menyukai Die Roten, ia juga mendukung The Red Devils.
Schweinsteiger datang atas ajakan Louis van Gaal yang kala itu memasuki musim keduanya melatih Manchester United. Mereka sudah saling kenal karena pernah bahu membahu di Bayern Munchen.
Musim pertama sang gelandang diwarnai berbagai macam event. Meski menyenangkan karena bisa membela tim yang ia idolakan dengan total 31 penampilan plus satu gol dan dua assist sekaligus memenangkan Piala FA, namun ia harus menyaksikan Van Gaal dipecat di akhir 2015/2016.
Kemudian datang Jose Mourinho sebagai pengganti. Schweinsteiger pada awalnya merasa optimis tetap akan jadi andalan namun rupanya tidak demikian.
The Special One justru mengasingkannya ke tim U-23 tanpa alasan yang jelas sejak awal 2016/2017. Keputusan ini membuat seisi ruang ganti Manchester United kebingungan dan fans pun merasakan hal yang sama.
Schweinsteiger sama sekali tidak turun di Liga Inggris musim tersebut dan akhirnya setelah desakan panjang, Mourinho baru menjadikannya starter lagi di ajang Piala FA melawan Wigan Athletic, 29 Januari 2017.
Ia mencetak satu gol dan assist di laga tersebut dan didapuk sebagai man of the match. Itu adalah kali terakhir Bastian Schweinsteiger bermain untuk Manchester United sebelum dilepas ke Chicago Fire pada bursa transfer musim dingin dan pensiun tiga tahun berselang.
Thomas Muller tentunya tidak ingin punya akhir karier yang seperti demikian. Pindah ke Manchester United memang bisa memberinya pengalaman baru dan mungkin juga materi berlebih namun tetap di Bayern Munchen rasanya jauh lebih baik.
Dalam dua atau tiga tahun lagi ia bisa memecahkan lebih banyak rekor dan bahkan menjadi pemain terbaik dalam sepanjang sejarah mereka.