Penelitian yang melibatkan 2.200 partisipan pria di sebuah klinik kesuburan ini dilakukan dengan mengamati dan pengisian kuisioner tentang aktivitas olahraga yang sering dilakukan.
Dari hasil tersebut ditemuakan bahwa pria yang jarang berolahraga memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit disbanding yang berolahraga secara teratur. Namun, ada hal menarik dari temuan lain itu, yaitu pria yang rajin berolahraga juga mengalami masalah serupa.
Kendati demikian, tidak seluruh olahraga dapat menyebabkan penurun kualitas sperma, dan dalam temuan itu, olahraga bersepeda menjadi hal yang krusial.
Penurunan kualitas sperma itu disebabkan karena bersepeda lebih dari lima jam dalam sepekan. Penelitian itu menduga pemicunya adalah trauma yang terjadi di sekitar buah zakar akibat gesekan saat berkendara.
“Butuh penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah hasilnya konsisten sebelum menyimpulkan adanya hubungan sebab dan akibat,” ungkap si peneliti, Lauren seperti dikutip dari Reuters.
Selain penelitian itu, sebuah studi kecil di Austria juga menemukan hal yang serupa dari temuan Lauren. Dalam studi tersebut, para pesepeda gunung pria cenderung mengalami kerusakan skrotum (kantung buah zakar), yang disebabkan benturan atau guncangan.
Selain temuan-temuan tersebut, pernyataan dari dr. Heru H. Oentoeng, Sp. And, yang bekerja di rumah sakit Siloam, Jakarta, pada 2014 juga dapat menjadi pendukung temuan penelitian tersebut
“Kalau hanya sepeda statis, tentu tidak berdampak negatif. Tapi jika seseorang melakukan sepeda off road dan dilakukan rutin, bisa berdampak pada masalah kesuburan. Faktor trauma akibat benturan alat reproduksi pada sadel berpengaruh besar pada produksi sperma,” ujarnya dr. Heru, seperti dikutip ME Asia Magazine.