Tour de Singkarak

Etape IV, Rute Berat Berpadu Eksotisme Nan Memukau

Selasa, 9 Agustus 2016 04:35 WIB
Kontributor: Taufik Hidayat | Editor: Hendra Mujiraharja
© Taufik Hidayat/INDOSPORT
Para pembalap Tour de Singkarak menikmati pemandangan salah satu eksotisme alam di etape III. Copyright: © Taufik Hidayat/INDOSPORT
Para pembalap Tour de Singkarak menikmati pemandangan salah satu eksotisme alam di etape III.

Setelah bersaing di etape tiga dari Pasaman menuju Pasaman Barat, yang terlibang cukup mudah, pembalap kemudian dihadapkan dengan lintasan yang lebih menantang di etape berikutnya. Lintasan yang akan dilalui merupakan salah satu ikon kejuaran yang didukung Kementerian Pariwisata itu.

Di etape empat ada beberapa titik destinasi wisata yang selama ini ditawarkan. Yang pertama ada Danau Maninjau. Danau ini selain sebagai tempat wisata air, juga digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar.

Bisa dipastikan pebalap yang melintas dari tempian Danau Maninjau bisa melihat langsung aktifitas masyarakat. Setelah melintasi tepian Danau yang cukup panjang, pebalap akan dihadapkan dengan ikon Tour de Singkarak lainnya yaitu Kelok 44.


Para pembalap melintasi kawasan Hutan Pasaman yang dikenal eksotis dengan keindahannya

Kelok 44 merupakan tanjakan tinggi dengan jumlah 44 tikungan yang curam. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pembalap termasuk yang memiliki spesialisasi tanjakan. Lintasan menantang ini disambung dengan tanjakan yang masuk Hors Category yaitu Puncak Lawang yang berada diketinggian lebih dari 1.300 meter diatas permukaan laut.

Puncak Lawang sendiri merupakan destinasi wisata alam yang komplet. Selain lokasinya diketinggian dan berlatar belakang Danau Maninjau, lokasi ini juga sebagai tempat olahraga paralayang. Puncak Lawang ini salah satu unggulan Kabupaten Agam.

Melihat klasemen sementara pembalap, Ricardo Garcia dari Kinan Cycling Team sebagai pemimpin klasemen atau pemegang yellow jersey telah akan mendapatkan tantangan dari pembalap yang memiliki spesialisasi tanjakan seperti Amir Kolahdouz dari Pishgaman Cycling Team yang saat ini memegang polkadot jersey.


Para pembalap ketika melewati kelok sembilan, Kabupaten 50 kota.

Selain Amir, Ricardo dipastikan juga akan mendapatkan tekanan dari pebalap Indonesia yang memperkuat Terengganu Cycling Team, Dadi Suryadi. Bahkan, pebalap asal Sumedang, Jawa Barat telah mempersiapkan diri dengan baik untuk meraih hasil terbaik di etape empat.

“Untuk besok saya sudah siap. Saya akan terus berusaha di rombongan didepan. Ini ada peluang untuk mempertahankan posisi tiga besar,” kata Dadi Suryadi saat ditanya kesiapannya untuk menghadapi etape empat,” kata Dadi

Dadi  hingga etape tiga mampu bertengger diposisi tiga klasemen umum dengan total catatan waktu 08:21:24 atau tertinggal 16 detik pemuncak klasemen Ricardo Garcia. Dengan pendeknya selisih waktu ini, peluang untuk terjadi pergeseran cukup terbuka.

Yang patut diwaspadi di etape IV adalah pergerakan pebalap Pishgaman Cycling Team Iran. Sang juara bertahan ini memiliki pebalap segala medan alias multi talenta. Cepat dilintasan datar dan kuat di tanjakan. Selain pemegang polkadot jersey Amir Kolahdouz, ada juga nama Rahim Emami maupun Reza Hosseini.

Ketatnya persaingan juga dirasakan oleh Amir Kolahdouz. Pemegang pokadot jersey ini mengaku jika semua pebalap bisa menyodok dan memenangkan perlombaan. Untuk itu pihaknya bersama dengan akan berusaha semaksimal mungkin meraih hasil terbaik.

 “Balap sepeda itu sulit karena persaingan selalu ketat. Makanya semuanya bisa terjadi,” kata Amir Kolahdouz.

Etape empat ini bisa dikatakan sebagai etape penentuan. Siapa yang akan finis di urutan terdepan di Puncak Lawang, maka berpeluang besar memegang yellow jersey atau pemimpin klasemen kejuaraan yang memasuki tahun kedelapan pelaksanaannya itu.