Ahmad Wais, Atlet Sepeda yang Kabur dari Suriah dan Mangkir Wamil
INDOSPORT.COM - Mengenal Ahmad Badreddin Wais, atlet road cycling asal Suriah yang beraprtisipasi di Tim Pengungsi (Refugee Team) Olimpiade Tokyo 2020.
Lahir di Aleppo pada tahun 1991, Ahmad Wais mulai jatuh cinta dengan olahraga bersepeda saat usianya 14 tahun. Berbekal hal tersebut, ia pun pindah ke Damascus untuk mewujudkan cita-citanya sebagai atlet.
Pria yang satu ini sejatinya aset berharga bagi sektor olahraga Suriah. Ia bahkan jadi pesepeda pertama dari negara ini yang berkompetisi di Kejuaraan Dunia saat masih junior, dengan usia yang masih sangat muda.
Ahmad Wais juga mewakili Suriah di ajang UCI Road World Championships for Junior yang digelar di Moscow, Rusia, untuk gelaran tahun 2009. Hasilnya pun tidak buruk-buruk amat, yakni finis di urutan ke-61.
Waktu demi waktu pun terus berlalu dan Wais terus berevolusi sebagai seorang atlet road cycling di negara asalnya. Prestasinya terus membaik dan berhasil finis di urutan ke-32 saat berpartisipasi di ajang Asian Championships Road Race 2014.
Meski sepak terjangnya sebagai atlet olahraga bisa dibilang lumayan dan cukup menjanjikan, nyatanya itu semua tidak membuat hati Wais tenang. Sampai akhirnya, ia berani mengambil keputusan besar dalam hidup yakni kabur dari Suriah.
Pada musim panas usai berlomba di Asian Championships Road Race 2014, Wais pergi ke Swiss dengan rute melewati Turki.
Keluarga Wais sendiri sudah hengkang dari Suriah beberapa tahun sebelumnya, tapi sang atlet lebih memilih tinggal karena ia harus berlatih untuk kariernya di dunia olahraga.
Akan tetapi, keputusan untuk tetap berada di Suriah tersebut toh kandas juga. Godaan pindah dan mencari tempat yang lebih nyaman terus menggelayuti, dan ia pun akhirnya menuruti kata hatinya.
Keputusan yang diambil Ahmad Wais untuk pergi dari Suriah tidak lepas dari momen-momen sulit yang ia hadapi di tanah kelahirannya. Ia pun memilih Swiss lantaran keluarga salah satu kawannya tinggal di sana.
1. Tinggal di Swiss
Dikisahkan pada laman resmi Olimpiade, Ahmad Wais mengungsi ke Eropa dan menginjakkan kaki pertama kali di Lausanne, Swiss, usai menempuh perjalanan dengan kapal laut dari Istanbul menuju Athena.
Meski kabur dari kampung halaman, ia tetap melanjutkan kariernya sebagai atlet dan terus berlatih sebagai seorang cyclist.
Sejak pergi dari Suriah pada 2014, Wais sudah berkompetisi di ajang UCI Road World Championships mulai rentang waktu 2017 sampai dengan 2020. Masa rehat selama tiga tahun dimanfaatkannya untuk terus menempa diri.
Selain berprofesi sebagai atlet, Wais juga punya pekerjaan lainnya di luar dunia olahraga, yakni di sebuah supermarket di Swiss.
Selama pelarian, Ahmad Wais sempat bereuni dengan salah satu rekannya dari Suriah, Nazir Jaser. Ia juga mendapat keluarga baru berisikan kompatriot dari Aleppo yakni rider junior bernama Mohamed Rayes, dan ayahnya.
“Kami semua dari Aleppo. Kami harus pergi karena tidak ada listrik, air, uang, dan pekerjaan. Saya harus datang ke Eropa karena saya ingin anak saya berlatih,
“Di Suriah, jalanannnya tertutup karena pengemboman,” ujar ayah Mohamed Rayes, seperti diberitakan laman Reuters.
Kepergian Ahmad Wais dari Suriah saat usia produktif pun menjadi ancaman tersendiri baginya. Tak ikut wajib militer, ia terancam sanksi oleh negara, termasuk dipenjara.
Namun nampaknya Wais masih bisa bernapas lega lantaran kini tinggal di Swiss. Kini fokusnya adalah berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020 sebagai bagian Tim Pengungsi (Refugee Team) bersama 28 rekannya yang lain.