INDOSPORT.COM - Ketua Umum PP PTMSI, Komjen Pol (Purn) Oegroseno, menyebutkan ada upaya dari Kemenpora untuk melakukan verifikasi ulang terhadap cabang olahraga yang dipersiapkan menuju SEA Games Kamboja.
Upaya ini tentu akan mengarah kepada cabor tenis meja yang memaksakan atlet ilegal binaan PB PTMSI masuk dalam gerbong untuk persiapan menuju SEA Games 2023.
"Kan dari awal kami sudah bersikap tegas menolak upaya penggabungan atlet binaan PB PTMSI masuk dalam persiapan menuju SEA Games Kamboja," kata Oegroseno di Jakarta, Minggu (2/4/23).
"Bagaimana mungkin kami menerima penggabungan, sementara organisasinya ilegal. Hanya KONI Pusat saja yang mengakui keberadaan PB PTMSI," cetus mantan Wakapolri itu.
Jadi, dualisme kepengurusan tenis meja di Indonesia sudah tak ada sejak putusan MA RI dan BAORI. Yang ada saat ini adalah legal (PP PTMSI) dan ilegal (PB PTMSI).
"Kalau dianalogikan di kejahatan curanmor namanya mobil bodong tapi diberikan surat jalan oleh Ketua Umum KONI Pusat (bukan STNK)," ucap Oegroseno.
"Seperti pernah diberitakan sebelumnya bahwa plt Deputi 4 Kemenpora Surono (sekarang Deputi 4 Kemenpora) sempat mengancam akan mencoret tenis meja dari daftar kontingen Indonesia ke SEA Games 2023 bila penggabungan itu ditolak," jelasnya.
Oegroseno kemudian melihat upaya verifikasi ulang ini tidak lepas dari peran Deputi 4 Kemenpora Surono yang masih tetap memaksakan kehendaknya memasukkan atlet tenis meja binaan PB PTMSI.
Mantan Kapolda Sumut itu pun pada prinsipnya tidak keberatan asalkan berdasarkan aturan bukan karena "main kayu" pamer kekuasaan.
Sebagai pejabat baru Deputi 4 Kemenpora Surono seperti dikatakan Oegroseno, pamer kekuasaan dan hal itu berbahaya karena berpotensi merusak tatanan organisasi kelembagaan.