Tampil di SEA Games 2017, Ini Target Timnas Tenis Meja Indonesia
Pelatih Kepala Tenis Meja Indonesia, Tony Meringgi di Makassar, Jumat (23/12/16), mengatakan sikap optimismenya itu berdasarkan keberhasilan Timnas beregu putera meraih medali perak pada Kejuaraan Internasional Tenis Meja bertajuk “10Th South East Asia Table Tennis Championships (SEATTA)” di Celebes Convention Center (CCC) Makassar, Sulawesi Selatan.
“Jika dihubungkan lagi dengan target dari Satlak Prima yang menyatakan tenis meja wajib meraih medali perak di SEA Games, maka kami tentu percaya diri setelah mampu merebut perak di SEATTA 2016,” kata Tony Meringgi seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, persaingan di SEATTA dan SEA Games pada dasarnya kurang lebih sama. Sebab di SEATTA juga diikuti para petenis terbaik dari berbagai negara di Asia Tenggara yang tentunya juga menjadi peserta dari SEA Games.
Artinya pihaknya sudah memiliki gambaran kekuatan calon lawan yang akan dihadapi di SEA Games. Dengan pencapaian ini maka pihaknya juga semakin termotivasi untuk menjaga persaingan pada ajang SEA Games 2017.
“Peta kekuatan dan hasil yang kita dapatkan (di SEATTA) sudah mendekati gambaran sebenarnya. Kita juga akan terus berbenah untuk lebih memaksimalkan kemampuan setiap atlet,” jelasnya.
Terkait kelemahan apa saja yang masih dialami Timnas sehingga masih kesulitan mengimbangi Vietnam yang begitu medominasi segala kategori, dirinya mengakui masih ada beberapa yang memang menjadi fokus perhatian.
Termasuk di antaranya persiapan pemusatan latihan atau Training Center (TC) yang belum maksimal karena hanya dilaksanakan selama 11 hari, meski pada akhirnya tetap bisa bersaing.
“Juga masih harus memaksimalkan kombinasi pukulan dan kekompakan dalam permainan double. TC kita yang hanya 11 hari justru bisa tampil menjanjikan dengan mengalahkan tim Singapura, Thailand dan Malaysia,” ujarnya.
Suasana saat kejuaraan tenis meja.
Namun demikian, Timnas tentu harus mengingat jika di SEATTA itu hanya diikuti 5 negara yakni Singapura (10 atlet), Thailand (8 atlet), Malaysia (8 atlet), Vietnam (7 atlet), serta Indonesia selaku tuan rumah yang menurunkan sebanyak 10 atlet.
Sementara 6 negara yang pada akhirnya tidak memenuhi undangan yakni Laos, Filipina, Myanmar, Brunei Darusalam, Kamboja, dan Timor Leste.