PP PTMSI Tolak Penggabungan Atlet Binaan PB PTMSI ke SEA Games Kamboja
INDOSPORT.COM - Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) pimpinan Oegroseno secara tegas menolak upaya penggabungan atlet binaan PB PTMSI pimpinan Peter Layardi masuk tim persiapan menuju SEA Games Kamboja.
Alasannya, PB PTMSI adalah organisasi ilegal yang eksistensinya dipaksakan oleh KONI Pusat. Ketum PP PTMSI, Komjen Pol (Purn) Oegroseno mengatakan hal itu kepada wartawan di Jakarta, Minggu (26/3/23) petang tadi.
Oegroseno menyebutkan Kepengurusan PTMSI yang legal dari sisi hukum adalah PP PTMSI berdasarkan AD/ART PTMSI 2012 dan pasal 47 PP No.16 Tahun 2007.
Sehingga, lanjut Oegroseno, dengan menerima penggabungan atlet dari sebuah organisasi yang ilegal itu artinya mereka tidak tahu aturan main organisasi.
"Jangan hanya dengan dalih kepentingan nasional lalu aturan diabaikan. Kami bukan menghalangi upaya penggabungan itu asalkan berdasarkan aturan," tutur mantan Wakapolri itu.
Oegroseno merasa heran dengan KONI Pusat selaku organisasi keolahragaan besar, tapi masih memaksakan kehendak dengan mempertahankan eksistensi PB PTMSI yang ilegal dan sudah dibatalkan oleh penetapan Mahkamah Agung RI No.274 K/2015 (inkracht).
Akibat dualisme kepengurusan, menurut Oegroseno, atlet tenis meja Indonesia tidak diberangkatkan ke SEA Games 2019 Filipina dan SEA Games 2022 Vietnam.
"Untuk menghadapi SEA Games Kamboja ini PP PTMSI telah melaksanakan Kejurnas, Seleknas dan Pelatnas dengan mendatangkan pelatih asal Korsel selama setahun," cetusnya.
Selain itu PP PTMSI telah melaksanakan review dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan disiapkan tiga atlet putra dan tiga atlet putri. Nama-nama atlet tersebut sudah masuk entry by name ke pihak penyelenggara SEA Games Kamboja.
Namun, tiba-tiba pihaknya mendengar kabar bahwa atas perintah dan permintaan Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman dan Asdep 4 Kemenpora, Surono, untuk mengurangi atlet tenis meja yang sudah disiapkan oleh PP PTMSI.
"Jadi ada dua atlet kami dicoret dan digantikan oleh atlet binaan PB PTMSI. Dan yang paling konyol lagi, Asdep Kemenpora itu mengancam membatalkan pengiriman cabor tenis meja ke SEA Games Kamboja jika permintaan itu tidak dituruti," paparnya.
Sikap Asdep tersebut, berdasarkan pengakuan Oegroseno, sama saja seperti membunuh atlet muda potensial untuk meraih prestasi di level regional Asia Tenggara alias SEA Games.
"Padahal yang bersangkutan ini tengah bidding jabatan Deputi 4 Kemenpora RI. Bagaimana nasib olahraga Indonesia jika orang seperti ini menduduki posisi strategis di Kemenpora," tandasnya.