Juara dunia di delapan kelas itu mengatakan di Manila, negosiasi sudah hampir rampung. Pacquiao kini tidak lagi menentang tes doping, dan bahkan ia menyarankan adanya hukuman denda lima juta dolar jika ia hasil tesnya positif.
"Pertarungan ini mendekati kenyataan. Negosiasi hampir rampung," tandas Pacquiao.
"Kami setuju pertarungan nanti harus berlangsung. Ia (Mayweather) ingin pertarungan tetap terlaksana," lanjut anggota parlemen Filipina itu.
Penggemar tinju sudah lama menunggu pertarungan antara Pacquaio dan Mayweather, petinju tak terkalahkan dari AS.
Pacquaio kini memiliki rekor 57-5 dengan 38 menang KO dan dua kali seri. Sementara Mayweather Jr mencatat 47 kali menang (26 dengan KO) dan belum pernah kalah.
Jika terlaksana, pertarungan mereka bakal menjadi pertarungan terbesar dan termewah dalam sejarah tinju.
Sebuah surat kabar Inggris menyebutkan bahwa kedua petinju telah setuju dengan kontrak tarung sebesar 250 juta dolar.
Dalam wawancara televisi Minggu, Mayweather membantah sudah ada kesepakatan yang ditandatangani, namun ia tetap berharap pertarungan itu bakal terjadi.
Promotor Pacquiao, Bob Arum, bulan lalu memunculkan isu bahwa pertarungan bakal berlangsung di Las Vegas bulan Mei, dan mengatakan bahwa negosiasi telah mengerucut ke hal-hal khusus.
Dia antara faktor utama yang sebelumnya bisa menjadi penghalang negosiasi adalah keinginan Mayweather untuk menerima bayaran lebih banyak.
Mayweather juga meminta diberlakukannya sistem tes doping seperti di Olimpiade, di mana tes dapat dilakukan 30 hari sebelum pertarungan, bukan beberapa hari.
Pacquaio, tanpa menyebut rincian keinginan Mayweather dalam isi negosiasi, mengatakan bahwa ia telah setuju.
"Kami setuju dengan keinginan mereka. Bahkan saya sarankan ada denda lima juta dolar jika saya positif doping," katanya.
Isu lainnya yang perlu disepakati adalah soal kontrak para petinju dengan jaringan-jaringan penyiaran yang saling bersaing. Pacquaio sudah punya kesepakatan dengan HBO, sedangkan Mayweather dengan Showtime.