INDOSPORT.COM – Mantan petinju kebanggaan Indonesia, Chris John, pernah menjalani sejumlah partai yang berkesan, salah satunya ketika menghadapi Rocky Juarez.
Chris John dikenal sebagai salah satu petinju terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Petinju berjuluk The Dragon itu tercatat berhasil menjadi juara kelas bulu super WBA dari tahun 2004 hingga 2013.
Sepanjang kariernya, Chris John pernah bertemu beberapa lawan berat, salah satunya Rocky Juarez. Petinju Amerika keturunan Meksiko itu bahkan menjadi satu-satunya lawan yang ia hadapi dua kali sepanjang karier profesionalnya.
Juarez dikenal sebagai petinju yang cukup tangguh. Ia diketahui pernah menjadi juara kelas bulu silver WBA serta pernah menjadi peraih medali perak dalam tinju kelas bulu di Olimpiade 2000.
Melalui unggahannya di akun Instagram pribadinya, Chris John mengenang duelnya melawan Juarez. Dalam foto tersebut, tampak mereka berdua berpose bersama sambil mengangkat ibu jari.
Kedua petinju itu tampak babak belur karena foto itu diambil seusai laga. Namun, jika diperhatikan lebih teliti, tampak bahwa cedera yang dialami Juarez lebih parah.
Dalam foto itu terlihat wajah Juarez sedikit tidak sinkron karena sisi kanan wajahnya mengalami cedera parah sehingga mengalami pembengkakan, khususnya di bagian pipi. Akibatnya, wajah petinju keturunan Meksiko itu pun tampak besar sebelah.
Chris John sendiri tampak mengalami cedera yang cukup parah di mata kirinya yang tidak bisa dibuka. Meski demikian, kedua petinju itu tetap sanggup memamerkan senyum mereka.
Sesuai keterangan yang ditulis Chris John, foto itu diambil sesuai laga, tepatnya laga kedua antara dirinya melawan Juarez yang digelar pada September 2009 di Las Vegas. Dalam laga tersebut, Chris John meraih kemenangan mutlak setelah ketiga juri memberikan angka kemenangan kepadanya.
Uniknya, duel Chris John vs Juarez itu terjadi hanya 7 bulan setelah duel pertama mereka yang digelar Februari 2009. Dalam duel pertama itu, ketiga wasit secara kontroversial memberikan nilai seri meski Chris John tampak unggul. Kontroversi itulah yang kemudian memicu diadakannya pertandingan ulang.