INDOSPORT.COM - Mengenal sosok Thomas Americo, petinju asal Timor Timur yang hampir menjadi juara dunia tinju pertama asal Indonesia.
Jauh sebelum era Chris John yang sukses mengharumkan nama Indonesia, cukup banyak petarung Tanah Air yang lebih dulu mengibarkan bendera Merah-Putih di ring tinju dunia.
Salah satu kisah paling legenda dan diingat tentu cerita Ellyas Pical yang sukses menumbangkan Judo Chun, sekaligus memastikan gelar juara dunia tinju perdana buat Indonesia pada 3 Mei 1985 silam.
Namun jauh sebelum Ellyas Pical mempersembahkan gelar juara dunia tinju perdana buat Tanah Air, sejatinya Indonesia pernah hampir merebut sabuk juara lebih cepat lewat tangan Thomas Americo.
Petinju kelahiran Bobonaro, Timor Lorosae tahun 1959 tersebut pernah menjadi ikon tinju Indonesia era 90-an. Berbekal postur tubuhnya yang cukup kekar, karir tinju Americo saat itu berkembang dengan cepat.
Memulai karier di sasana tinju Gajayana, Malang tahun 1976, nama Americo langsung melesat setelah mengalahkan petinju kelas welter asal Australia, Eddie Buttons di Malang tahun 1980.
Tidak butuh waktu lama, empat bulan pasca kemenangan kontra Eddie Buttons, petinju Indonesia tersebut merebut gelar juara tinju profesional Asia Pasifik (OPBF) kelas welter ringan setelah mengalahkan petinju Korea Selatan Sung Mo-Koo.
Thomas Americo berhasil menjadi juara usai menang TKO di ronde ke 8 dari 12 ronde yang dipertandingkan. Kekuatan pukulan Americo saat itu benar-benar ditakuti, bahkan mitosnya Americo sanggup memecahkan batu karang dengan pukulan tangan kosong.
Dengan kiprah mentereng sejak pertama kali terjun di dunia tinju, Thomas Americo akhirnya mendapat kesempatan untuk merebut gelar juara tinju dunia tahun 1981 silam.
Tepatnya saat ia berkesempatan melawan juara dunia welter ringan WBC, Saoul Mamby asal Amerika Serikat. Pada saat itu, Saoul Mamby yang menjadi lawan Americo adalah petarung berpengalaman yang telah melakukan 47 kali pertandingan, termasuk melawan petinju legendaris Roberto Duran.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Gelora Senayan tersebut, Thomas Americo yang tampil dengan dukungan penuh para suporter mampu menyulitkan Mamby sepanjang tiga ronde awal.
Bahkan pukulan jab-jab cepat dan keras dari Americo, berhasil melukai pelipis kanan sang juara bertahan sepanjang awal ronde.
Namun sayang, faktor pengalaman berbicara jelas di pertandingan kali ini. Saoul Mamby yang awalnya terpuruk dan terus mendapat serangan, perlahan malah mampu memberikan serangan balasan ke arah Americo.
Kombinasi jab dan straight kanan dari petarung negeri Paman Sam tersebut berhasil membongkar pertahanan Americo. Puncaknya terjadi pada ronde ke-15, Americo terlihat kelelahan dan tak satu pukulan pun mampu dilepaskan.
Saoul Mamby menjadi semakin beringas, pukulan demi pukulan ia lancarkan ke tubuh Americo. Kebanggaan warga Timor Timur saat itu, terlihat menjadi bulan-bulanan di atas ring. Hingga akhirnya, Saoul Mamby berhasil kemenangan angka mutlak atas sang jagoan Tukumalu.
Pasca kekalahan tersebut, Thomas Americo mencoba bangkit dan kembali bertinju di atas ring, namun nasib sial ia alami dengan menelan tiga kekalahan beruntun, termasuk kehilangan sabuk juara OPB.
Thomas Americo akhirnya memutuskan pensiun, setelah dikalahkan petinju asal Papua, Bongguk Kendy pada tahun 1987 silam.