INDOSPORT.COM - Sonny Liston pernah diduga terlibat match fixing saat dirinya dengan mudah terjatuh kalah saat melawan Muhammad Ali.
Pada awal tahun 1960-an di Amerika Serikat Sonny Liston menjadi salah satu, atau bahkan satu-satunya petinju paling menakutkan, dengan raihan gelar kelas berat di tangannya.
Saat itu, dengan tubuh besar dan telapak tangan yang ukurannya di luar orang kebanyakan, reputasi Sonny Liston begitu menakutkan.
Sebab sebelum akhirnya menjadi petinju profesional, Sonny Liston lebih dulu mewarnai hidupnya dengan lembaran hitam kasus kriminal, yang sampai membuatya mendekam di penjara.
Tapi memang pengalaman Sonny Liston masuk penjara itu jugalah yang membuatnya mengenal dunia tinju profesional. Ketika postur dan telapak tangan besarnya dilihat oleh Pastor Alois Stevent, bisa membuat Sonny Liston menjadi petinju hebat.
Bersama Pastor yang juga mengelola gym di penjara negara bagian Misourri itu, Sonny Liston kemudian menjadi petinju potensial di usia 22 tahun.
Sayangnya masalah kemudian menghampiri Sonny Liston secara tidak langsung ketika dirinya bebas dari penjara dua tahun yang dijalaninya. Kala itu, tahu potensi besar yang dimiliki Sonny Liston, banyak mafia yang ingin memanfaatkan kualitas Sonny Liston di ring tinju sebagai investasi mereka.
Tak salah memang, sebab kemudian Sonny Liston benar-benar menjadi petinju menakutkan dengan catatan 50 kemenangan, empat kalah dan 39 KO.
Bahkan Sonny Liston langsung sukses menjadi juara dunia kelas berat, yang tak terkalahkan sampai akhirnya muncul sosok Muhammad Ali atau yang kala itu masih menyandang nama Cassius Clay bisa mengalahkannya pada tahun 1964.
Reputasi Sonny Liston yang buruk dan kedekatannya dengan jaringan mafia saat itu memang membuat dirinya seakan menjadi musuh publik Amerika Serikat bahkan termasuk di kalangan media.
Semakin parah ketika memasuki tahun 1965. Tepatnya ketika pertandingan ulangnya melawan Muhammad Ali dihelat. Secara mengejutkan Sonny Liston justru langsung kalah dengan satu pukulan, yang dinilai banyak orang sebenranya tak cukup kuat untuk menjatuhkannya hanya dalam 104 detik.
Muhammad Ali yang mengakuinya sebagai salah satu lawan terberat sepanjang kariernya itu, bahkan berkali-kali sampai marah dan memohon Sonny Liston untuk bangun melanjutkan pertandingan.
Setelah kejadian yang diluar nalar itu, banyak pendapat tersebr. Bahkan sampai ada yang menganalisis seberapa kuat sebenarnya pukulan Muhammad Ali sampai membuat Sonny Liston menyerah.
Perdebatan itu pada kahirnya memang tak menemukan jawaban pasti. Tapi tak sedikit yang menilai bahwa Sonny Liston sengaja kalah dari Muhammad Ali, demi tujuan tertentu yang dipercaya terkait dengan para mafia pengatur pertandingan atau match fixing.