INDOSPORT.COM - Belakangan ini muncul kabar kembalinya Mike Tyson hanyalah berita palsu alias hoax belaka. Akan tetapi, pada kenyataannya legenda tinju kelas berat itu memang bakal kembali ke ring dengan syarat punya lawan sepadan.
Beredarnya kabar Mike Tyson hanya mengada-ngada muncul setelah ia dilaporkan menolak duel lawan mantan pemain rugby asal Selandia Baru, Sonny Bill Williams. Diganjar kesepakatan 16 juta poundsterling (Rp296 miliar), pria berusia 53 tahun tersebut menjawab ketus pemberitaan dari Daily Mail itu.
Kabar ini kian dibesar-besarkan media lain yang menyatakan melalui Twitter bahwa Mike Tyson telah menerima lawan mantan petinju jawara kelas berat lain yakni Shannon Briggs. Dengan kabar banyak lawan berbaris untuk hadapi si Iron Mike, tetap tak ada tanggal pasti kapan laga bakal berlangsung.
Di tengah kabar simpang siur itu, sumber terdekat menyampaikan bahwa comeback-nya Iron Mike memang bukan isapan jempol belaka. Ia dikabarkan hanya berminat untuk bertanding melawan sesama atlet atau mantan petinju murni sehingga enggan bertolak ke Australia.
"Mike tak mau melakoni laga ekshibisi di Australia karena tak ingin melawan atlet lintas olahraga yang bukan petinju asli. Dia hanya mau berduel melawan orang-orang yang kompeten dalam tinju. Karena jika tidak, itu dianggap sebuah penghinaan bagi olahraga," tutur sumber yang tidak diketahui dilansir The Sun.
Menjawab keraguan publik, Mike telah menyampaikan lewat unggahan akun Instagram pribadinya dengan menuliskan, "Dewa perang telah menghidupkan saya lagi dan saya ingin kembali berada di medan tempur."
Meski sudah injak kepala lima, Mike Tyson masih memiliki kekuatan penghancur seperti masa mudanya. Terbukti ketika lakoni latihan, sang pelatih, Rafael Cordeiro, yang menerima pukulannya bahkan yakin The Baddest Man on the Planet ini masih punya hawa pembunuh laten.
Ada kemungkinan pertandingan lanjutan Mike Tyson ini nantinya bakal mempertemukan dia dengan musuh bebuyutannya, Evander Holyfield. Dua kali alami kekalahan dan sempat lakukan aksi gigit telinga pada 1997, tak heran Si Leher Beton ingin kembalikan martabatnya di laga ketiga.