INDOSPORT.COM – Ricky Hatton, mantan petinju Inggris, melontarkan pernyataan menarik dengan menyebut dirinya bisa saja mengalahkan Floyd Mayweather Jr dan Manny Pacquiao.
Hatton menerima kekalahan KO dari Mayweather pada ronde kesepuluh dalam duel yang digelar Desember 2007. Sementara itu, kekalahan KO-nya dari Pacquiao dalam laga Mei 2009 bahkan lebih tragis karena terjadi di ronde kedua.
Meski demikian, Hatton mengaku kekalahannya dari Mayweather salah satunya terjadi karena wasit. Meski saat itu memegang rekor tak terkalahkan, Hatton kesulitan saat menghadapi Mayweather, karena wasit Joe Cortez terlalu sering menghentikan pertarungan sehingga duel berjalan dengan tempo lambat
Ia pun membandingkannya dengan duel melawan Kostya Tszyu yang ia menangi.
“Saat melawan Kostya Tszyu, dengan wasit yang membiarkan pertarungan mengalir dalam jarak tertentu, saya bisa mengalahkan siapa pun malam itu, termasuk Floyd,” ungkap Hatton kepada Sky Sports.
“Saya tidak bilang saya petinju yang lebih baik dari Floyd. Tapi dengan taktik yang tepat, di malam yang tepat, tepat pada waktu yang tepat? Bahkan petinju terbaik pun bisa dikalahkan. Jika saya melawan Floyd malam itu, saya rasa saya bisa mengalahkannya.”
Lebih lanjut, Hatton menyebut masih ada faktor lain yang membuatnya dikalahkan oleh Mayweather dan Pacquiao, yaitu gaya hidupnya yang tidak sehat.
“Saya bisa menunjukkan penampilan lebih baik melawan Mayweather dan Pacquiao, jika saja mengurangi kebiasaan saya tidur terlalu larut.”
“Orang sering berkata bahwa gaya hidup saya akan menimbulkan masalah dalam hidup saya. Jika dikaitkan dengan kedua pertarungan tersebut, sepertinya memang demikian,” pungkasnya.
Meski sempat menerika kekalahan dari kedua legenda tinju itu, Hatton sendiri terbilang memiliki karier yang cukup sukses. Ia diketahui sempat meraih beberapa gelar juara dunia di kelas welter ringan dan satu gelar lagi di welter.
Usai hiatus 3 tahun setelah dikalahkan Pacquiao, Hatton menjalani laga terakhirnya sebagai petinju profesional, yang berakhir dengan kekalahan dari Vyacheslav Senchenko. Ia kini beralih profesi meski tidak meninggalkan dunia tinju, dengan menjadi pelatih dan promotor.