Deontay Wilder, Petinju yang Memiliki Tabiat Busuk Donald Trump
Donald Trump, presiden Amerika Serikat satu ini dikenal dengan beberapa pernyataan kontroversinya. Salah satu hal yang dikenal oleh presiden Amerika Serikat ke-45 ini adalah perilakunya yang terlalu sibuk menyalahkan orang lain dibandingkan intropeksi diri dan sering kali berkonspirasi.
Tabiat buruk Donald Trump ini terlihat dalam diri Deontay Wilder, menurut Bob Arum. Promotor tinju terkenal di dunia ini memberikan sindiran kepada Deontay usai sang petinju membahas lagi kekalahannya dari Tyson Fury belum lama ini di media sosial Twitter.
🤴🏿Fury Be A Man 🖕🏿@Tyson_Fury it is time for you to be a man and honor your agreement.
— Deontay Wilder (@BronzeBomber) October 31, 2020
What is this bullshit of you fighting Carlos Takam instead of me, you got to be kidding... pic.twitter.com/qeo47CfHi4
Bob Arum yang juga merupakan CEO Top Rank itu pun 'gatel' dengan sikap kekanakan Deontay Wilder. Dirinya pun mengatakan bahwa Deontay Wilder terlalu banyak argumentasi dengan menyalahkan orang lain dan konspirasi yang tak masuk akal.
"Kami (Top Rank) tidak mengetahui banyak hal tentang Wilder. Jadi, semoga saja dirinya (Deontay Wilder) menonton ini di televisi, bahwa semua yang ia lakukan di media sosial Twitternya tak lebih sama dengan apa yang dilakukan oleh Donald Trump," ucap Bob Arum dikutip dari Boxing Scene.
"Itu artinya, muncul teori-teori konspirasi dari mulutnya yang semuanya belum tentu benar. Dia akan melakukan semuanya, menyalahkan semuanya kecuali dirinya sendiri," tambahnya.
Deontay Wilder sendiri memang dikenal sebagai seorang petinju yang kontroversial. Jauh sebelum kasusnya dengan Tyson Fury di bulan Februari 2020, Wilder sempat bermasalah dengan mengolok-ngolok Mike Tyson pada tahun 2017 lalu.
Kala itu, Wilder mengolok-ngolok Mike Tyson melalui live Instagram dan menyatakan bahwa dirinya telah lebih hebat dari legenda Amerika Serikat itu.
Deontay Wilder menilai bahwa Mike Tyson hanya mampu melawan dua (Evander Holyfield dan Lennox Lewis) dari deretan petinju terbaik sepanjang masa, di mana dua pertandingan tersebut berakhir kekalahan.