INDOSPORT.COM - Dalam karier tinju Evander Holyfield, hanya ada satu orang yang pernah dua kali membuatnya kalah. Sosok itu adalah Riddick Bowe.
Muhammad Ali dan Mike Tyson bukanlah satu-satunya petinju kelas berat yang punya prestasi mentereng dalam kariernya. Pasalnya masih ada satu nama lagi, yakni Evander Holyfield.
Semenjak kemenangan atas Lionel Byarm di laga debutnya sebagai petinju profesional pada 15 November 1984 silam, Evander Holyfield sudah menjadi fenomena dalam dunia saling adu pukul.
Berkarier sejak 1984 hingga 2011, Evander Holyfield dilansir dari BoxRec sudah melakoni kurang lebih 57 pertarungan level profesional. 44 kemenangan dan 29 di antaranya dari hasil KO pun sudah ditorehkan ayah 11 anak tersebut.
Berbagai lawan kuat pun sudah pernah ia tumbangkan. Sebut saja seperti James Douglas, George Foreman, Carlos De Leon, dan Ricky Parkey.
Evander sendiri juga akan dikenal sebagai salah satu petinju di dunia yang sampai saat ini belum pernah bisa ditumbangkan oleh Mike Tyson. Dari total dua pertemuannya, Evander berhasil menang lewat TKO dan satu lagi karena Tyson didiskualifikasi karena aksi gigit kupingnya.
Rentetan kemenangan itu pun sudah jelas membuat Evander dalam kariernya sudah mengantongi banyak uang dan juga mengoleksi berbagai sabuk juara, mulai dari versi WBA, WBC, dan IBF.
Meski punya catatan statistik mentereng dan juga segudang prestasi membanggakan, Evander Holyfield tetaplah manusia biasa. Rapornya sebagai petinju tidak sempurna dan pernah merasakan kekalahan.
Bila ditotal, selama 27 tahun bertarung, Evander sudah 10 kali merasakan kekalahannya. Menariknya, dari total itu, hanya ada satu lawan yang pernah dua kali membuat Evander takluk.
Sosok itu adalah Riddick Bowe, yang selamanya akan dikenal sebagai manusia pertama dan satu-satunya yang dua kali mengotori rapor nyaris sempurna Evander Holyfield.
Trilogi Berakhir TKO Brutal Evander
Bertempat di Thomas & Mack Center, Las Vegas, Amerika Serikat, pada 13 November 1992, Evander Holyfield dan Riddick Bowe untuk kali pertama berjumpa dan akan saling pukul di atas ring.
Sebelum laga tersebut dimulai, baik Evander maupun Bowe masih dalam rentetan kemenangan beruntun yang belum berhenti sejak sama-sama memulai debut profesional.
Evander saat itu tercatat sudah melakoni 28 tanpa pernah kekalahan, sementara Bowe yang lebih junior justrus sudah mengantongi kemenangan yang lebih banyak, yakni menyentuh 30 pertandingan tanpa kalah.
Meskipun punya catatan kemenangan lebih banyak, pada kenyataanya saat itu Bowe tidak terlalu dijagokan untuk menang. Pasalnya dari segi postur, Evander disebut lebih memiliki keunggulan.
Disaksikan langsung oleh 18 ribu pasang mata yang menyaksikan langsung, laga antara Evander vs Bowe berlangsung sengit sejak ronde pertama. Dengan penuh perhitungan keduanya melakukan serangan, sembari juga memperkuat pertahanan.
Saat memasuki ronde ke-10, Evander dikejutkan dengan uppercut keras dari Riddick Bowe. Melihat kondisi itu, Bowe melanjutkannya dengan serangan bertubi-tubi dengan harapan Evander takluk secara KO, yang sayangnya tidak terjadi.
Setelah 12 ronde berlalu, tidak ada yang tumbang antara Evander dan Bowe. Namun, tiga juri yang menilai laga tersebut sepakat bahwa Bowe layak dinobatkan sebagai pemenang. Rekor kemenangan Evander berhenti, sementara catatan sempurna Bowe berlanjut.
Menyimpan rasa dendam karena rekornya dirusak, Evander kembali menantang Bowe. Keduanya pun sepakat menggelar laga kedua di antara mereka pada 6 November 1993. Caesars Palace pun dipilih jadi venue pertandingan.
Sama seperti saat pertemuan pertama, Evander dan Bowe menunjukkan aksi saling pukul yang sengit dan memukau para penonton. Dalam laga kali ini, Evander lebih aktif dan akurat dalam melakukan serangan.
Terbukti, meskipun hanya melepaskan 514 pukulan, namun 253 di antaranya berhasil mengenai tubuh dan kepala Bowe.
Sempat terganggu dengan adanya Insiden Fan Man (seorang bernama James Miller menerobos ke dalam venue menggunakan parasut dari langit), pada akhirnya Evander sukses membalaskan dendam setelah di akhir ronde 12 juri memberinya poin yang lebih tinggi.
Tak puas dengan kedudukan imbang, trilogi pertarungan antara Evander vs Bowe pun terjadi pada 4 November 1995 dan Caesar Palace kembali dipilih menjadi venue pertandingan dua legenda kelas berat itu.
Berbeda dengan dua pertarungan sebelumnya, Evander terlihat seperti tidak siap untuk bertanding. Berkali-kali ia gagal mengantisipasi serangan Bowe dan merelawak tubuh serta wajahnya terkenal bogem mentah lawannya tersebut.
Meski sudah terlihat seperti kehabisan stamina, Evander sempat membuat kejutan setelah pukulannya membuat Bowe untuk kali pertama merasakan dinginnya kanvas ring pada ronde keenam.
Sial bagi Evander, pukulan tersebut tak cukup kuat. Ia yang ternyata saat itu mengidap Hapatitis A pun hanya bisa pasrah menjadi 'samsak hidup' Bowe, yang tak berhenti melepaskan jab, hook, dan uppercut keras.
Ketika Ronde kedepalan baru berjalan 58 detik, Bowe melepaskan pukulan yang membuat Evander tersungkur. Sempa mencoba berdiri sampai hitungan kesembilan, pada akhirnya Evander kembali jatuh dan membuat wasit langsung menghentikan pertarungan. Bowe keluar sebagai pemenang.
Setelah pertarungan kontra Evader, Bowe menjalani dua pertarungan tinju melawan Andre Golota pada 1996 lalu yang disapu bersih dengan kemenangan. Setelah itu, ia pun memutuskan untuk pensiun dari olahraga yang telah membesarkan namanya.
Pasca memutuskan pensiun, Bowe mengambil keputusan yang unik dengan bergabung menjadi anggota Marinir Amerika Serikat.
Pada 10 Februari 1997 ia tiba di tempat pelatihan, namun, dalam kurun 11 hari saja ia akhirnya memutuskan untuk menyerah menggapai mimpi orang tuanya lantaran tak kuat dengan latihan fisiknya.
Setelah itu, Bowe sempat tersandung kasus kriminal. Pada 1998 ia dituduh melakukan penculikan terhadap istri yang sudah lama ia tinggalkan bersama lima orang anak mereka. Atas aksinya tersebut, Bowe sempat menjadi tahanan selama kurang lebih 17 bulan.
Periode 2004 sampai 2008 pun menjadi moment Bowe kembali dari masa pensiun sebagai seorang petinju. Menghadapi Marcus Rhode, Billy Zumbrun, dan Gene Pukall, pria kelahiran 10 Agustus 1967 itu berhasil menyudahi semuanya dengan kemenangan.
Terbaru, Bowe dikabarkan tertarik untuk menjajal karier sebagai seorang pegulat pada 2014 lalu bersama Preston City Wrestlling. Namun, rencana itu akhirnya batal terjadi karena masalah tidak ada titik temu soal kesepakatan kontrak.
Begitulah kira-kira rangkuman perjalanan karier Riddick Bowe setelah berhasil dua kali mengalahkan Evander Holyfield dalam pertarungan tinju.