INDOSPORT.COM - Siapa yang tidak kenal petinju ternama asal Filipina, Manny Pacquiao? Ya, rasanya hampir semua orang dari penjuru dunia sudah kenal dengan sosoknya meski sudah jarang bertanding.
Wajar saja banyak yang kenal, karena Manny Pacquiao merupakan salah satu petinju terbaik yang pernah ada dalam sejarah. Sebab, kiprahnya di dunia adu jotos bersarung itu tak main-main.
Sederet sabuk emas dari berbagai ajang pernah ia menangkan, dan yang paling prestisius adalah ia sukses menyandang status sebagai juara dunia dan mempertahankannya untuk watuk yang lama.
Namun dibalik kesuksesan yang sudah diraihnya, tak banyak yang tahu kalau ternyata Pacquiao terlahir dari keluarga miskin di Filipina.
Dia bahkan tumbuh dengan keluarga broken home lantaran kedua orang tuanya bercerai. Sang ibu, Dionesia Dapidran berpisah dengan Rosalio Pacquiao saat usia Pacman masih 6 tahun.
Karena masih kecil, pengadilan akhirnya memutuskan hak asuh Pacman jatuh kepada sang ibu Dionesia.
Akan tetapi, Dionesia mengalami kesulitan ekonomi, lantaran harus berjuang sendiri demi menghidupi Pacquiao dan kelima saudaranya.
Desakan ekonomi itu yang kemudian mendorong Manny Pacquiao untuk mandiri mencari uanh tambahan, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pada suatu ketika tahun 1990 saat Pacquiao berusia 12 tahun, ia ditawai bertarung tinju oleh seseorang yang tidak dikenal.
Dirinya dijanjikan akan mendapat bayaran senilai 2 dolar AS atau sekitar Rp3.684 (kurs 1990) dalam satu pertandingan.
“Dia menawarkan saya dan beberapa teman untuk bertarung. Saya paham tentang tinju. Tapi, dia mengatakan tidak perlu takut, apa pun hasilnya saya akan dapat hadiah (uang),” beber Pacquiao, dilansir dari Daily Mail.
“Sebesar 2.000 peso atau 2 dolar AS (Rp3.684) untuk yang menang. Jika kalah 1.000 peso. Dari situ saya mulai karier bertinju,” lanjut pria yang kini menjadi Senator Filipina tersebut.
Tak disangka Manny Pacquiao yang tidak punya persiapan, mampu memenangkan pertarungan pertamanya. Uang hadiah yang didapatpun ia berikan kepada ibunya.
Dari situ kemudian Pacman ketagihan dan menggeluti dunia tinju.
“Bagi saya, tinju adalah olahraga terbaik karena mengajarkan tentang kehidupan. Filosofinya bagi saya adalah kalian akan mendapatkan sesuatu jika berusaha menampilkan yang terbaik,” papar Pacman.
Menjadi Sukses
Ketekunan dan ambisi Manny Pacquiao dahulu untuk menjadi petinju hebat kelas dunia akhirnya tercapai.
Ia kini menjadi salah satu petinju terbaik dunia dengan bayaran yang juga salah satu termahal. Hal itu bisa dilihat dari pendapatan Pacman ketika bertarung melawan Floyd Mayweather tahun 2015 lalu.
Sejumlah laporan media pada saat itu menyebut dari pertarungan tersebut Pacman menerima bayaran sebesar 150 juta dollar AS atau sekitar Rp2,08 triliun.
Angkanya memang masih kalah dari Mayweather yang memperoleh 220 juta dolar AS atau sekitar Rp3,06 triliun. Setahun kemudian, Manny Pacquiao kembali naik ring melawan Timothy Bredley pada 9 April 2016.
Dilansir dari Boxing News24, Jumat (8/4/2016), di laga tersebut Pacquiao mengantongi bayaran fantastis yakni USD20 juta atau Rp262 miliar. Sementara sang lawan, Timothy Bradley hanya mengantongi bayaran USD4 juta atau Rp52 miliar.
Kesuksesan susah payah yang diraih oleh Pacman membuat dirinya kini bersyukur bisa meraih pundi-pundi uang sangat besar dari tinju.
"Tinju mengajarkan kita tentang kehidupan. Ada pelajaran tentang menerima dan memberi di dalamnya," pungkasnya.
Ingin Mencalonkan Diri Sebagai Presiden
Manny Pacquiao yang tidak lagi muda, namun ia tetap ingin bertarung di ring tinju sambil fokus berkarier di kancah politik karena ia terpilih sebagai anggota dewan perwakilan rakyat sejak tahun 2009.
Pada tahun 2016, ia bergabung dengan Senat Filipina. Namun pada Juni 2020, masa jabatan Pacquiao berakhir. Dia lantas mengincar jabatan politik tertinggi di negaranya yakni menjadi presiden menggantikan Rodrigo Duterte.
Pemilihan untuk menentukan penggati Duterte ditetapkan pada 9 Mei 2022. Saat itu Pacquiao akan berusia 43 tahun.
“Saya pikir, presiden pertama dari seorang petinju adalah Manny Pacquiao. Dia memberi tahu saya. Saya melakukan panggilan zoom dengannya,
"Pacquiao bilang, Bob saya akan mencalonkan presiden pada 2020. Dan jika saya menang, saya ingin Anda hadir pada pelantikan saya,” kata promotor Pacquiao, Bob Arum sebagaimana dilansir koran Inggris, The Sun.
Meski aktif dalam dunia politik Filipina, Pacquiao belum pensiun dari ring tinju dan terus menjaga kondisi fisiknya selama masa krisis virus korona baru.
Dalam karier tinjunya yang luar biasa selama 25 tahun pada sembilan divisi, Pacquiao telah memenangkan 62 dari 71 pertarungannya. Dia memegang 12 sabuk juara dunia dalam delapan divisi yang berbeda.
Pertarungannya yang terakhir, yaitu melawan Keith Thurman pada 20 Juli 2019, membawanya meraih gelar juara dunia kelas welter WBA Super.