Rindu, Sudah 21 Tahun Tidak Melihat Wakil Indonesia di Cabor Tinju Olimpiade

Sabtu, 17 Juli 2021 15:04 WIB
Editor: Juni Adi
© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Salah satu pertandingan tinju yang digelar di Medan, Sumatera Utara, sebelum pandemi Covid-19. Copyright: © Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Salah satu pertandingan tinju yang digelar di Medan, Sumatera Utara, sebelum pandemi Covid-19.
Penyebab Tidak Ada Wakil Tinju

Empat petinju Indonesia yang diterjunkan untuk merebut tiket Olimpiade Tokyo 2020 adalah Maikhel Robert Muskita (75 kg putra), Aldoms Suguro (52 kg putra), Lucky Mira Agusto Hari (57 kg putra), dan Silpa Lau Ratu (57 kg putri).

“Keempat petinju ini didampingi pelatih asal Kuba, Roberto Barbaro dan Hermensen Bertolens Ballo, dan mereka sudah tiba di Yordania, Sabtu (29/2) pagi,” ungkap Ketua Umum PP Pertina, Johni Asadoma kepada wartawan.

Berlaga di Princes Hamzah Sports Hall, Amman, Yordania, pada Maret 2020 lalu empat petinju di atas gagal melangkah jauh hingga semifinal.

Padahal, itu syarat minimal untuk lolos ke Tokyo. Maikhel sejatinya punya peluang paling besar. Namun, perjalanan dia kandas di babak delapan besar. 

Pada babak tersebut, Maikhel kalah 0-5 oleh petinju Mongolia Byamba Erdene Otgonbaat. Jika menang, dia bisa lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

Dengan hasil tersebut, maka dipastikan Indonesia harus kembali absen di cabang olahraga tinju Olimpiade untuk empat kalinya yakni Olimpiade 2004, Olimpiade 2008, Olimpiade 2012 dan Olimpiade 2016. 

Sebagaimana diketahui, Indonesia pernah mencatatkan sejarah meloloskan petinju ke ajang olimpiade, yakni Ferry Moniaga (Kelas Layang) pada Olimpiade Munchen (1972), Johni Asadoma pada Olimpiade Los Angeles (1984).

Albert Papilaya (Kelas Menengah) pada Olimpiade Barcelona (1992), Hermensen Ballo pada Olimpiade Atalanta (1996) dan Olimpiade Sydney (2000), serta La Paena Masara (Kelas Layang) pada Olimpiade Sydney (2000). (aln)