INDOSPORT.COM - Manny Pacquiao selama ini dikenal sebagai sosok yang religius usai mencapai sebuah titik di mana ia merasa sangat menyesali hidup.
Seperti diketahui, ikon tinju asal Filipina tersebut punya kebiasaan berdoa sebelum naik atau setelah turun ring. Aktivitas ini sudah jadi rutinitas yang dijalaninya di setiap pertandingan.
Tidak jarang pula ia membagikan momen sambil menyematkan kata-kata mutiara lewat akun media sosialnya.
“Rutinitas saya sebelum dan sesudah bertarung. Tanpa Tuhan, saya bukan apa-apa,” tulis Manny Pacquiao dalam sebuah unggahan di laman Instagram-nya.
Sosok yang kini berusia 42 tahun ini pun rajin pergi ke gereja bersama keluarganya. Momen tersebut juga beberapa kali ia bagikan ke para pengikutnya di media sosial, dan menjadi inspirasi banyak orang yang melihatnya.
Namun meski begitu, sebagai manusia biasa Manny Pacquiao juga pernah merasakan beban, cobaan, maupun titik terendah dalam hidupnya.
Ia bahkan pernah menangis dan mengaku ingin mengakhiri hidup lantaran merasa telah melakukan banyak kesalahan di mata Tuhan.
“Saya sedang sendirian di kamar ketika berada di Amerika, sambil membaca buku Purpose-Driven Life,” ucap Manny Pacquiao dalam sesi wawancara di kanal YouTube Toni Gonzaga Studio.
“Saya merasa ingin mengakhiri hidup karena menyadari dosa-dosa saya di masa lalu. Saya sendirian di kamar dan menangis tersedu-sedu dan tidak terkontrol,” ujarnya lagi.
Pacquiao kemudian bertanya kepada diri sendiri apa yang harus dia lakukan, bahkan menyebut diri sendiri seorang manusia yang tidak berguna, tidak berharga.
Seandainya bisa memutar waktu, ia ingin kembali dan menghapus semua perbuatan buruk yang pernah ia lakukan, semua yang bertentangan dengan ajaran kebaikan.
“Saya dulu pencinta wanita, peminum, penjudi, semuanya. Semua kata-kata yang keluar dari mulut saya tidak baik,” tambahnya lagi.