Kronologi Lengkap Kericuhan Cabor Tinju PON XX Papua antara DKI vs NTT
Dari sejumlah keterangan berbagai sumber, kronologi insiden bermula ketika petinju DKI Jakarta, Jil Madagi tidak terima dengan keputusan wasit yang memenangkan Luki Mira Agusto.
Sang petinju langsung turun dari ring dan membanting pintu keluar, serta memukul baliho.
Melihat kelakuan atlet DKI Jakarta, panitian pelaksana dan sejumlah relawan tidak terima dan langsung mendatanganinya. Alih-alih menenangkan, para panpel dan relawan justru menghakini Jil Mandagi.
Aksi tersebut bahkan sampai harus terjadi pemukulan di luar ring. Insiden ini juga sempat direkam dan beredar di sejumlah aplikasi perpesanan dan juga viral di media sosial.
Petugas kepolisian yang berusaha mengamankan situasi tampak kewalahan. Beberapa relawan yang lolos dari penjagaan tampak melontarkan bogem mentah ke sang petinju.
Jil Mandagi pun tampak berupaya membalas pukulan hingga terjadi baku hantam di luar ring. Kericuhan ini membuat Ketua Umum PP Pertina, Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak.
Komaruddin mengaku sudah memberi peringatan kepada para wasit dan hakim yang bertugas di PON Papua bahwa mereka bisa dicabut izinnya bila kedapatan kerap bermasalah.
"Langkah-langkah antisipasi sudah kami konsepkan. Wasit dan hakim kami kumpulkan, saya bentuk dewan hakim. Tujuannya supaya semua terlahir keadilan dan ketulusan. Tapi kan tidak semua bisa dipastikan," ujarnya.
"Sebelum mereka (wasit) bertugas di PON XX Papua saya sudah bilang, kalau sampai ada yang tiga kali ambil keputusan tak sesuai aturan akan dihentikan izin tugasnya," tukasnya.