Akan Pensiun, Bagaimana Perjalanan Hidup Tyson Fury hingga Menjadi Petinju Ternama
Usai sembuh dari kasus obat-obatan, Fury mencoba kembali ke ring tinju pada tahun 2018.
Namun ia mendapat cibiran, karena kondisi fisiknya dinilai kurang ideal sebagai petinju kelas berat.
"Mereka mengatakan bahwa saya tidak akan pernah bisa melakukannya, mereka bilang saya tidak akan pernah punya dedikasi lagi," kata Tyson Fury, dilansir dari BoxingScene.
"Mereka kembali menulis tentang saya saat bermasalah dengan kesehatan mental, tetapi itu semua tidak pernah membuat saya jatuh," kata Fury lagi.
Hingga akhirnya, setelah melewati semua ujian itu, Tyson Fury mampu berada di tempat seharusnya setelah memberi kekalahan perdana bagi Deontay Wilder.
Pria asal Inggris itu berhasil merebut sabuk juara dunia kelas berat WBC.
Usai menumbangkan Wilder pada duel rematch yang berlangsung di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Amerika Serikat pada Februari 2020 lalu.
Fury merebut sabuk juara dari tangan Wilder setelah mengalahkan sang lawan melalui TKO pada ronde ketujuh.
Tak hanya mencatatkan namanya sebagai kampiun WBC, kemenangan tersebut juga berhasil mempertahankan rekor tak terkalahkannya.
Hasil itu pun seakan menjawab semua pertanyaan publik setelah hasil imbang yang diraih kedua petinju tersebut pada pertemuan pertama pada Desember 2018.
Sebagai petinju, Tyson Fury memiliki rekor yang gemilang sheingga namanya masuk dalam jajaran petinju elite dalam beberapa tahun terakhir.
Pria asal Manchester itu menang 32 kali dan sekali imbang. Dia belum pernah kalah dalam karier bertinju.
Fury menjadi petinju kedua setelah Rocky Marciano yang tidak terkalahkan.
"Saya berhenti saat saya di depan. Saya tak terkalahkan, hanya orang kedua dalam sejarah pensiun dari juara kelas berat yang tak terkalahkan," ujarnya.
"Saya sangat, sangat bahagia, dan sangat puas dengan apa yang telah saya lakukan, apa yang saya lakukan. telah dicapai," tukasnya.