INDOSPORT.COM – Bagaimana petinju kaya raya sekelas Evander Holyfield bisa kehilangan hampir sebagian besar kekayaannya?
Tinju bisa menjadi olahraga yang menghasilkan kekayaan besar bagi eksponen terbaiknya, tetapi juga menyisakan gladiator yang kehilangan segalanya karena tidak tahu cara mengelola kekayaan mereka. Salah satunya adalah Evander Holyfield.
Holyfield adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Pria yang kemudian menjadi legenda di atas ring ini memulai karier penuh kemenangannya di bawah asuhan pelatih pertamanya, Carter Morgan.
Sang juara masa depan ini menunjukkan bakat alamiah sejak ia mengambil langkah pertamanya dan memenangkan seluruh ajang juniornya selama tiga tahun pertama, hingga dikalahkan oleh Cecil Collins.
Frustrasi karena kejatuhannya, Holyfield pulang ke rumah dan memberi tahu ibunya bahwa ia sudah selesai dengan dunia tinju, hanya untuk dinasihati secara menohok oleh sang ibu.
"Saat saya kalah dalam laga pertama saya pada usia 11 tahun, saya berhenti," jelasnya. "Tetapi ibu saya berkata bahwa saya harus kembali karena ia tidak membesarkan seseorang yang mudah menyerah. Ia membuat saya kembali dan mencoba sekali lagi."
Holyfield sesungguhnya mulai mendapatkan nama saat ia melewati tiga ronde pertama kompetisi dengan kemenangan KO beruntun.
Lalu, pada babak semifinal, ia menghadapi Kevin Barry dari Selandia Baru dan kalah melalui diskualifikasi kontroversial.
Holyfield lalu naik ke divisi heavyweight. Di sanalah ia akhirnya menyadari kekuatannya dan mengalami peningkatan pesat sampai menghadapi Mike Tyson. Penampilan antara dirinya dengan Tyson pun menimbulkan sensasi luar biasa.
Hal itu terjadi setelah Tyson didiskualifikasi karena menggigit telinga Holyfield. Publik pun berkata bahwa pertunjukan Holyfield-Tyson itu lebih membara dibanding pertunjukan sensasional sebelumnya saat Tyson melawan Buster Douglas.