Cerita Boy Pohan Wasit Indonesia yang Pimpin Final Tinju Olimpiade Tokyo 2020
INDOSPORT.COM - Wasit tinju asal Indonesia memimpin pertandingan final cabor tinju di Olimpiade Tokyo 2020.
Pesta olahraga multicabang terbesar di dunia, Olimpiade Tokyo 2020 memang sudah berakhir beberapa waktu lalu tepatnya pada Minggu (08/08/21). Namun cerita-cerita membanggakan khususnya untuk Indonesia masih tersisa.
Selain keberhasilan merebut medali emas dari cabang olahraga bulutangkis gada putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, nama Indonesia juga diharumkan oleh pria bernama Muhammad Arisa Pohan alias Boy Pohan.
Boy Pohan adalah wasit tinju asal Indonesia yang lolos seleksi untuk memimpin di Olimpiade Tokyo 2020. Perjuangannya tidak lah mudah dalam menembus Olimpiade.
Dirinya harus melalui proses seleksi yang ketat, serta beberapa tes tulis dan wawancara melalui zoom oleh Boxing Task Force yang merupakan satuan tugas bentukan IOC untuk mengambil alih tugas Asosiasi Tinju Amatir Internasional (AIBA).
AIBA dibaned oleh IOC dalam mengurusi pertandingan cabang olahraga tinju untuk Olimpiade, pasca kejadian pengaturan kemenangan di Olimpiade Rio 2016 lalu.
"Alhamdulillah, saya bisa lolos dari ujian tertulis maupun wawancara melalui zoom yang dilakukan Tim Boxing Task Force.
"Dan, saya juga sudah menerima surat tugas untuk menjadi wasit/juri di Olimpiade Tokyo 2020," kata Boy Pohan yang dihubungi, Jumat (09/07/21).
Boy Pohan tercatat dalam sejarah tinju amatir nasional dengan menjadi wasit tinju pertama asal Indonesia yang tampil di Olimpiade.
"Saya senang dan bangga bisa menjadi wasit/juri pertama Indonesia yang menembus Olimpiade," tuturnya.
Tak hanya memimpin pertandingan penyisihan, tapi Boy Pohan juga dipercaya menjadi pengadil untuk pertandingan final cabor tinju Olimpiade Tokyo 2020.
Ia memimpin untuk kelas menengah (68/75kg) putra antara Sousa Herbert (Brasil) melawan Khyzhnik Oleksandr (Ukraina) di Kokugikan Arena, Tokyo, Sabtu (7/8/2021).
1. Pimpin Laga Final
Bagi Boy Pohan, memimpin partai final bukanlah hal mudah. Sebab kredibilitas akan dipertaruhnya.
"Ada 29 wasit yang dipilih Boxing Task Force (BTF) untuk memimpin pertandingan Olimpiade dan empat wasit dieliminasi karena kinerja," kata Boy, dalam siaran pers dari NOC Indonesia, Kamis (12/8/2021).
"Khusus untuk laga semifinal, hanya 13 wasit yang terpilih dan saya bangga bisa mewakili Indonesia sebagai wasit di Olimpiade, apalagi bisa diberi kepercayaan untuk memimpin partai final," tuturnya.
Lebih lanjut Boy Pohan juga mengungkapkan momen penting saat pertandingan, yakni ketika ia menyatakan Oleksandr kalah KO.
"Oleksandr saat itu sudah memimpin dua ronde. Namun, saat Herbert memukul Oleksandr, saya melihat pandangan matanya sudah berbeda, tidak fokus sehingga saat itu saya putuskan KO pada hitungan keempat," kata Boy yang langsung mendapat pujian dari technical delegate.
"Memang ada protes, tetapi tim medis saat itu juga menilai Oleksandr tidak bisa melanjutkan pertandingan dan dia juga mengatakan sorry ke saya ketika pertandingan selesai," ucapnya.
Olimpiade Tokyo mempertandingkan 276 partai dari 13 kelas, Boy mendapat tugas sebagai juri pada 40 pertandingan dan tujuh pertandingan sebagai wasit yang memimpin pertandingan.