Rekor yang Siap Dipecahkan Tyson Furry di Dunia Tinju
INDOSPORT.COM - Tyson Fury berpeluang menjadi petinju yang siap meraih kemenangan tiga kali beruntun tahun depan.
Tahun 2020-2021 menjadi tahun yang kurang beruntung bagi petinju asal Britania Raya, Tyson Fury. Bagaimana tidak, akibat pandemi covid-19 ia hanya kebagian naik ring dua kali pada periode tersebut.
Pertama, Tyson Fury beradu jotos dengan dengan rival bebuyutannya, Deontay Wilder, pada awal tahun 2020.
Setahun berselang, yakni pada bulan Oktober lalu, ia melanjutkan perseteruannya dengan musuh yang sama.
Namun jelang pergantian tahun yang baru, gairah tinju Tyson Fury tampaknya akan kembali naik. Pasalnya tahun 2022 jadwal tinjunya kemungkinan tidak akan sepi lagi.
Hal itu tidak lepas dari rencana perwakilan promotor tinju Tyson Fury, Bob Arum. Ia mengaku sudah menjadwalkan sejumlah pertandingan di tahun depan untuk pemegang gelar tinju kelas berat versi WBC tersebut.
Bukan hanya satu pertarungan, Bob Arum mengaku bakal mempersiapkan Tyson Fury untuk mencetak rekor dengan siap mencetak hattrick, yakni tiga pertarungan pada tahun depan.
Untuk membuka serangkaian jadwal tinju Tyson Fury di tahun 2022, Bob Arum menyebut pihaknya sedang mencari duel di bulan Februari hingga Maret.
"Apa yang saya ingin lakukan dan tentunya ia (Tyson Fury) juga demikian. Ia akan naik ring tinju pada akhir Februari atau Maret," tutur Bob Arum dikutip dari Boxing Scene.
"Saya harap ini bisa berjalan, Fury sungguh siap untuk berduel dengan semua orang," katanya lagi.
"Saya percaya dia adalah petinju kelas berat paling unggul saat ini. Tidak akan ada yang menolak bertarung dengannya," sambung Arum.
Soal lawan yang bakal dihadapi Tyson Fury, Arum juga sudah menunjuk salah satu kandidat terkuat. Sosok monster tinju tersebut tidak lain dan tidak bukan ialah Dillian Whyte.
1. Siapa Tyson Fury
Nama petinju berusia 32 tahun ini mulai mencuat saat dia merebut empat sabuk juara sekaligus (IBF, WBO, IBO, dan WBA) dari tangan petinju asal Ukraina, Wladimir Klitschko.
Namun prestasi tersebut membuat Fury jumawa hingga akhirnya tidak mampu mengontrol gaya hidupnya, yang membuat ia terpaksa vakum dari dunia tinju lantaran mengalami depresi karena penyalahgunaan obat-obatan.
Beberapa tahun berlalu, Tyson Fury akhir mampu bangkit dari keterpurukan. Ia pun mengenang masa kelam itu dan tidak menyangka bisa melewatinya.
Usai sembuh dari kasus obat-obatan, Fury mencoba kembali ke ring tinju pada tahun 2018. Namun ia mendapat cibiran, karena kondisi fisiknya dinilai kurang ideal sebagai petinju kelas berat.
"Mereka mengatakan bahwa saya tidak akan pernah bisa melakukannya, mereka bilang saya tidak akan pernah punya dedikasi lagi," kata Tyson Fury, dilansir dari BoxingScene.
"Mereka kembali menulis tentang saya saat bermasalah dengan kesehatan mental, tetapi itu semua tidak pernah membuat saya jatuh," kata Fury lagi.
Hingga akhirnya, setelah melewati semua ujian itu, Tyson Fury mampu berada di tempat seharusnya setelah memberi kekalahan perdana bagi Deontay Wilder.
Pria asal Inggris itu berhasil merebut sabuk juara dunia kelas berat WBC, usai menumbangkan Wilder pada duel rematch yang berlangsung di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Amerika Serikat pada Februari 2020 lalu.
Fury merebut sabuk juara dari tangan Wilder setelah mengalahkan sang lawan melalui TKO pada ronde ketujuh.
Tak hanya mencatatkan namanya sebagai kampiun WBC, kemenangan tersebut juga berhasil mempertahankan rekor tak terkalahkannya.
Hasil itu pun seakan menjawab semua pertanyaan publik setelah hasil imbang yang diraih kedua petinju tersebut pada pertemuan pertama pada Desember 2018.