Kronologi Hero Tito Pelatih Tinju Vicky Prasetyo Meninggal Dunia, Sempat Koma 5 Hari
INDOSPORT.COM – Petinju sekaligus pelatih Vicky Prasetyo, Heru Purwanto atau biasa dikenal sebagai Hero Tito meninggal dunia. Berikut kronologi meninggalnya Hero Tito yang sempat alami koma selama lima hari.
Hero Tito meninggal dunia di usianya yang baru 35 tahun pada hari Kamis (03/03/22) pukul 16.45 WIB sore usai sempat tak sadarkan diri selama lima hari.
Mendiang menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta, akibat pembengkakan pada otaknya hingga menyebabkan koma selama berhari-hari.
Cedera tersebut ia dapatkan usai menjalani pertandingan tinju melawan James Mokoginta di ajang Holywings Sport Show yang digelar oleh Holywings Gatsu Club, Jakarta, Minggu (27/02/22) lalu.
Rencananya pria berjuluk The Lion tersebut akan dikebumikan di Malang yang merupakan kota kelahirannya. Hal ini seperti yang dibeberkan oleh manajer Heroi Tito sendiri yakni Armin Tan.
“Benar, Hero Tito meninggal dunia. Hari ini, jenazah akan dibawa ke Malang untuk dimakamkan. Saya ikut mengantarkan ke sana,” kata Armin pada awak media seperti dilansir dari Antara.
Duel antara Hero Tito vs James Mokoginta sedianya berlangsung dalam 10 ronde di kelas ringan (61,2 kg) memperebutkan gelar juara nasional versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) yang lowong.
Pertarungan ini juga merupakan partai tambahan Kejuaraan WBC Internasional kelas terbang junior (49 kg) antara Tibo Monabesa melawan petinju Filipina, Jayson Vayson.
1. Kronologi Hero Tito Tersungkur di Atas Ring hingga Meninggal Dunia
Duel berlangsung sengit selama hampir 40 menit. Namun, Hero Tito terlihat kewalahan menghadapi James. Bahkan, dia sempat terjatuh di ronde 5 setelah terkena hook kanan James.
Hero Tito mampu bangkit dan melanjutkan pertarungan. Namun, dia kembali tersungkur di ronde 7 usai uppercut menyilang James telak menghantam rahangnya.
Pukulan itu langsung membuat Hero Tito jatuh terjengkang dan kepala bagian belakang Hero terbentur keras ke kanvas.
Hero sempat bangun dan duduk saat wasit Teguh Tambunan menyelesaikan 10 hitungan dan memutuskan kemenangan KO untuk James. Namun, dirinya kembali tergeletak tak sadarkan diri dan langsung mendapatkan pertolongan dari tim medis pertandingan.
Hero Tiro kemudian ditandu keluar ring dalam kondisi pingsan. Dia langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Malam itu juga, Hero Tito langsung mendapatkan tindakan operasi untuk menyedot gumpalan darah di otaknya.
Operasi itu berjalan sukses namun petinju berjulukan ‘The Lion’ ini tak sadarkan diri alias koma sehingga tubuhnya dipasangi alat bantu selama beberapa hari.
Sang murid, Vicky Prasetyo diketahui sempat hadir dalam detik-detik Hero Tito menghembuskan nafas terakhirnya. Kalimat syahadat pun sempat dibisikkan Vicky Prasetyo ke telingan Hero Tito.
Vicky Prasetyo dan keluarga besar Hero Tito sepertinya sudah iklhas andaikan Hero Tito dipanggil Sang Khalik. Hal ini terlihat jelas dalam momen perpisahan penuh haru di kamar perawatan.
Tak sampai di situ saja, Vicky Prasetyo juga terlibat langsung selama proses Hero Tito dikafani dan dimasukkan ke dalam peti jenazah sebelum di bawah ke rumah duka.
2. Hero Tito, Petinju Nasional Gurunya Vicky Prasetyo
Sosok Hero Tito sendiri sangat berjasa bagi Vicky Prasetyo yang belum lama ini terjun ke dunia tinju. Berkat didikannya, Vicky Prasetyo yang dijuluk Gladiator sukses membuat lawannya Aldi Taher kalah KO.
Pertandingan Vicky Prasetyo vs Aldi Taher sendiri digelar setelah partai Hero Tito vs James Mokoginta, sehingga Hero Tito tak sempat menyaksikan duel muridnya itu karena kondisinya.
Hero Tito sudah masuk ring dan bertinju secara profesional melakukan debut pada 28 Februari 2004 silam. Seperti idolanya, Chris John, ia bertarung di kelas ringan, ringan junior, dan bulu.
Rekor pertandingannya adalah 27 kali menang (11 KO), 16 kalah (6 KO), dan dua kali seri. Prestasi terbaiknya mungkin adalah Juara WPBF International (World Profesional Boxing Federation) kelas ringan edisi 2016.
Di Tanah Air pun Hero Tito juga sudah punya nama. Itu karena ia pernah juara nasional 2013 kelas bulu 57,1 kg, juara nasional 2012 kelas bulu 57,1 kg, juara nasional 2017 kelas ringan junior 58,9 kg, dan juara nasional tinju 2016 kelas ringan junior 58,9 kg.