Kondisi pelik yang dimaksud dikarenakan para atlet voli indoor baik putra maupun putri tengah menjalani liga bola voli, Proliga. Kompetisi voli tertinggi tanah air ini dimulai hari ini, Jumat (19/2/2016) di GOR Ken Arok, Malang, Jawa Timur.
Ketua Umum Pengprov PBVSI Jawa Barat, MQ Iswara mengakui hal ini menjadi kendala sebab skuat andalannya pun terpaksa dipisahkan. Setidaknya terbagi dalam tiga klub seperti Jakarta Pertamina Energi, Jakarta Electric PLN dan Jakarta Popsivo selama terlibat di Proliga 2016.
Untuk itu tidak ada cara lain selain menugaskan tim monitoring agar bisa memantau perkembangan para atlet andalannya sehingga kualitasnya tetap maksimal terutama dalam menghadapi PON XIX/2016 mendatang.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro (kiri) bersama Ketua Umum PBVSI, Imam Sudjarwo (kanan) melakukan simbol tanda kerja sama antara Proliga dan Pertamina.
"Sejujurnya sedikit banyak mempengaruhi dengan keterlibatan para atlet Jabar di Proliga. Tapi kita sudah minta kepada ketiga klub ini untuk bisa memaksimalkan atlet kita," ujar Iswara di Sekretariat KONI Jabar, Pajajaran, Bandung.
Guna lebih memaksimalkan kinerja, Iswara berencana akan menggelar try out ke luar negeri. Rencananya program tersebut akan dilakukan setelah Proliga 2016 berakhir.
"Yang putri ke Tiongkok atau ke Korsel (Korea Selatan) yang putra kita cari lawan yang seimbang mungkin Thailand atau Vietnam. Diperkirakan sekitar bulan Juni atau Mei atau setelah Proliga berakhir," tegasnya.
Namun sejauh ini, Iswara menilai atlet bola voli indoor Jabar yang dipersiapkan untuk PON XIX/2016 menunjukkan peningkatan performa yang cukup signifikan pasca pelaksanaan sentralisasi Pelatda PON XIX sejak akhir 2015 lalu. "Tapi yang saya lihat kualitas mereka menunjukkan peningkatan yang signifikan sejauh ini. Mudah-mudahan saat PON berlangsung tidak ada masalah," harapnya.