INDOSPORT.COM - Wakil Direktur Proliga, Reginald Nelwan, membuka potensi penggunaan video challenge secara penuh pada kompetisi musim depan. Teknologi mirip Video Assistant Referee (VAR) membuat Proliga mendahului kompetisi sepak bola Liga 1.
Video challenge mulai dipakai Proliga pada musim ini. Alat-alatnya disewa dari luar negeri dengan harga yang terbilang mahal. Bahkan, budget sewa teknologi ini bisa membuat anggaran menggelar Proliga menjadi berlipat.
Meski begitu, fungsinya yang sangat membantu tugas wasit menjadi pertimbangan untuk digunakan secara penuh pada musim depan. Untuk musim ini, video challenge baru digunakan pada babak final four.
"Sekarang pertandingan voli itu bola-bolanya sangat cepat, makanya kita memerlukan alat bantu video challenge untuk masuk atau keluarnya bola, atau pun saat touch ball dalam spike, kemudian ada block," kata Reginald Nelwan, Rabu (8/3/23).
Reginald menyebut, pada final four pekan pertama di Gresik dan pekan kedua di Semarang, video challenge ini berjalan dengan mulus.
Ada beberapa kasus dimana keputusan wasit direvisi setelah melihat hasil tangkapan alat video challenge. Perubahan ini jelas memberi keuntungan bagi setiap tim.
"Memang keputusan tetap ada di wasit, tapi membantu untuk menentukan bola benar-benar masuk atau out itu salah satunya dengan video challenge," jelas Reginald.
Proliga bisa semakin telak mengungguli Liga 1 jika musim depan benar-benar bisa diterapkan secara utuh.
"Kita harapkan alat ini bisa kita gunakan dari pertandingan pertama sampai grand final Proliga 2024. Kita juga berharap bukan cuma Proliga, tapi nanti pertandingan voli yang sifatnya nasional besar akan kita coba," lanjutnya.
Menurut Reginald, alat video challenge ini diperlukan tak hanya di pertandingan level senior, namun juga junior. Pergerakan bola dari tahun ke tahun sudah meningkat sangat cepat.
"Kadang kecepatan mata dengan bola suka miss, makanya perlu bantuan alat-alat seperti ini," ungkap pria yang juga wakil Ketua Bidang Pertandingan PP PBVSI ini.