Klub Voli Indonesia Masih Bungkam Ungkap Kontrak Pemain Asing
Sebelumnya, manajer klub voli putri Gresik Petrokimia, Gatot Santoso, tidak bisa berbicara banyak ketika disinggung mengenai kontrak pemain asing yang baru mereka datangkan. Terlebih, salah satu pemain asing mereka adalah putri kecantikan asal Oregon, Amerika Serikat.
"Ya enggak juga (terlalu mahal) cukuplah. Jangan lah, nanti tanya sendiri aja, cukuplah pokoknya. Beda dengan yang lainnya, lebih mahal yang lainnya," jelas Gatot saat kick-off Pertamina Proliga 2016 di hotel Kartika Chandra.
Gresik Petrokimia turut menggunakan jasa pemain asing untuk kejuaraan voli Proliga.
Dihubungi secara terpisah, manajer Jakarta Pertamina Energi, Sutrisno, juga tidak mau mengungkapkan berapa nominal yang mereka keluarkan untuk mendatangkan keempat pemain asing (dua putra dan dua putri) mereka.
"Untuk kontrak rahasia kita ya mas, sama kayak klub-klub lain kok. Gak etis kalau kita nyebut berapa kontraknya, yang bayar juga bukan kita, tapi perusahaan. Untuk masalah kontrak ini kita gak bisa sebutin berapa gajinya," jelas Sutrisno ketika dihubungi INDOSPORT.
Tim voli putri Jakarta Pertamina Energi.
Namun, pemain professional voli putri Jakarta Elektrik PLN yang juga berstatus sebagai agen pemain asing, Berllian Marsheilla menjelaskan bahwa kontrak pemain asing itu tergantung peringkat mereka sendiri seperti apa. Hal tersebut yang menjadi indikator klub untuk menentukan nilai kontrak seorang pemain.
"Sebenernya, rate-nya pemain asing tergantung peringkat mereka di luar itu seperti apa. Kalau misalnya untuk masuk ke Indonesia, menurut aku sudah besar. Soalnya kan rata-rata kalau pemain pemula itu di bawah 5 ribu dolar AS. Itu yang belum masuk (tim) Nasional, tapi saat ini rate-nya sudah di atas rata-rata," ucap dara yang akrab disapa Sheilla ini kepada INDOSPORT.
Menurut Sheilla, dengan nilai kontrak yang mencapai 5 ribu dolar AS per bulan itu sudah sangat tinggi untuk di Indonesia. Nominal tersebut juga belum dengan biaya lainnya, bahkan seorang pemain asing ada yang mencapai nilai kontrak sebesar 20 ribu dolar AS per bulan.
"Itu baru minimnya saja, bahkan ada yang di atas 10 ribu dolar AS. Kalau untuk Proliga tahun ini kayaknya 20 ribu dolar AS, masih ada biaya bla, bla, bla. Mereka juga ada uang makan, uang pertandingan, ada fee agen juga," sambung libero Jakarta Elektrik PLN ini.
Selain sebagai atlet voli, Berllian Marsheilla juga menjadi agen pemain asing.
Disinggung mengenai perbedaan dengan kontrak pemain lokal, Sheilla menilai untuk kompetisi tertinggi bola voli di Indonesia tahun ini sudah tidak terlalu berbeda jauh. Pasalnya, beberapa pemain Nasional Indonesia nilai kontraknya sudah hamper mendakati nilai kontrak pemain asing.
"Tahun ini enggak terlalu jomplang (berat sebelah), karena rata-rata pemain nasional kita sudah sedikit mendekati. Tapi kalau (pemain) yang belum masuk nasional memang jauh banget (kontraknya). Yang mendekati hanya beberapa, paling bisa itungan jari," sambungnya lagi.
Dari segi kualitas, Sheilla menilai bahwa yang melihat seorang pemain cocok atau tidaknya dalam kebutuhan sebuah tim adalah tim itu sendiri. Kalau kualitas yang dicari cocok dengan sang pemain, klub akan berani membayar berapapun pemain tersebut.
"Klub melihat, kalau memang kualitasnya bagus, klub berani bayar berapa aja. Kalau memang kualitasnya di bawah standar, klub itu pasti nego," ia mengakhiri.