Wushu merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang berasal dari China, yang saat ini sudah cukup populer di Indonesia. Karena maraknya masyarakat Indonesia yang mempelajari wushu, saat ini wushu menjadi cabang olahraga di bawah naungan Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI).
Di samping cabang olahraga (cabor) beladiri lain, wushu memiliki keistimewaan yang tentunya berbeda, wushu pun kini masuk dalam salah satu cabang olahraga prioritas di Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Alasannya, sekarang cabor wushu tak pernah absen menyumbang medali untuk Indonesia di ajang-ajang internasional seperti SEA Games dan Asian Games.
Salah satu tokoh wushu yang turut andil dalam mengharumkan Merah Putih di kancah internasional adalah Herman Wijaya. Kini, pria yang sudah pensiun sebagai atlet wushu itu mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan wushu di Tanah Air.
Sayangnya, meski sudah cukup lama menjadi bagian cabor di Indonesia dan banyak atlet yang telah mempersembahkan prestasi, wushu seolah masih menjadi anak tiri di Tanah air. Fasilitas olahraga yang disediakan pemerintah hingga saat ini belum memadai, dan membuat Herman Wijaya, memutuskan untuk membangun sebuah sasana latihan wushu bernama Rajawali Sakti.
Peraih medali emas SEA Games 1997 tersebut kini menjabat sebagai ketua harian wushu untuk Provinsi DKI Jakarta. Selain itu dia juga menjadi pelatih untuk anak-anak muda yang bermimpi untuk menjadi atlet wushu nasional di sasana Rajawali Sakti.
Meski tak lagi menjadi atlet, namun pria kelahiran 25 Juni 1979 tersebut masih mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan wushu di Indonesia, terutama Jakarta. Berikut wawancara eksklusif INDOSPORT dengan Herman Wijaya di sasana wushu Rajawali Sakti miliknya yang terletak di kawasan Pluit, Jakarta Utara.