x

Herman Wijaya, Dedikasikan Hidup untuk Perkembangan Wushu Tanah Air

Selasa, 14 Maret 2017 16:16 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Joko Sedayu
Herman Wijaya bersama murid-muridnya di sasana wushu Rajawali Sakti.

Wushu merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang berasal dari China, yang saat ini sudah cukup populer di Indonesia. Karena maraknya masyarakat Indonesia yang mempelajari wushu, saat ini wushu menjadi cabang olahraga di bawah naungan Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI).

Di samping cabang olahraga (cabor) beladiri lain, wushu memiliki keistimewaan yang tentunya berbeda, wushu pun kini masuk dalam salah satu cabang olahraga prioritas di Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Alasannya, sekarang cabor wushu tak pernah absen menyumbang medali untuk Indonesia di ajang-ajang internasional seperti SEA Games dan Asian Games.

Salah satu tokoh wushu yang turut andil dalam mengharumkan Merah Putih di kancah internasional adalah Herman Wijaya. Kini, pria yang sudah pensiun sebagai atlet wushu itu mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan wushu di Tanah Air.

Herman Wijaya saat ini fokus menjadi pelatih wushu untuk melahirkan bibit muda.

Sayangnya, meski sudah cukup lama menjadi bagian cabor di Indonesia dan banyak atlet yang telah mempersembahkan prestasi, wushu seolah masih menjadi anak tiri di Tanah air. Fasilitas olahraga yang disediakan pemerintah hingga saat ini belum memadai, dan membuat Herman Wijaya, memutuskan untuk membangun sebuah sasana latihan wushu bernama Rajawali Sakti.

Peraih medali emas SEA Games 1997 tersebut kini menjabat sebagai ketua harian wushu untuk Provinsi DKI Jakarta. Selain itu dia juga menjadi pelatih untuk anak-anak muda yang bermimpi untuk menjadi atlet wushu nasional di sasana Rajawali Sakti.

Meski tak lagi menjadi atlet, namun pria kelahiran 25 Juni 1979 tersebut masih mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan wushu di Indonesia, terutama Jakarta. Berikut wawancara eksklusif INDOSPORT dengan Herman Wijaya di sasana wushu Rajawali Sakti miliknya yang terletak di kawasan Pluit, Jakarta Utara.


1. Sejarah Wushu di Indonesia

Atlet-atlet junior wushu di sasana wushu Rajawali Sakti.

INDOSPORT
Apa latar belakang menjadi atlet wushu?

Herman Wijaya
Jadi gini, biasanya awal mulanya anak-anak yang akhirnya jadi atlet itu ialah tipe anak yang aktif, begitu juga saya yang tidak bisa diam. Saya juga punya bakat, saya suka latihan, dan kebetulan wushu saat itu baru masuk ke Indonesia, dulu yang sangat terkenal itu kungfu.

INDOSPORT
Apa perbedaan kungfu dan wushu?

Herman Wijaya
Kalau wushu lebih banyak gerakan akrobatiknya, sedangkan kungfu itu kan lebih murni perkelahian. Lalu wushu kan berkembang lagi, gerakannya harus indah, harus ada power speed, dan ada beladirinya karena wushu itu kan langsung dari federasinya sana di China.

INDOSPORT
Sejarah wushu masuk ke Indonesia?

Herman Wijaya
Wushu itu masuk ke Indonesia sekitar tahun 1992 dan baru diresmikan di KONI untuk SEA Games 1993 di Singapura. Saat itu saya mulai latihan dengan atlet-atlet junior lainnya, saat itu umur saya 12 tahun tapi kalau untuk sekarang sudah terlalu tua, paling tidak umur enam atau tujuh tahun harus sudah mulai.


2. Perkembangan Wushu di Indonesia Saat Ini

Atlet-atlet junior wushu di sasana wushu Rajawali Sakti.

INDOSPORT
Kenapa akhirnya pilih wushu?

Herman Wijaya
Saya sebenarnya mempelajari semua olahraga beladiri mulai dari taekwondo, karate, hingga winchun tapi saat sudah masuk Pelatnas saya harus fokus di wushu, sampai akhirnya saya sempat juara untuk level SEA Games, lalu jadi pelatih dan dikasih kepercayaan untuk jadi Ketua Harian wushu Provinsi DKI Jakarta.

Wushu sekarang di Satlak Prima itu cabang prioritas SEA Games dengan target empat emas kita dapat, lalu di Asian Games kita dapat satu emas. Begitu juga dengan DKI Jakarta di PON target dapat enam emas, ya kita dapat enam emas.

Wushu sendiri kenapa perkembangannya bisa bagus, tentu saja pemerintah harus memperhatikan kebutuhan atlet. Mencapai suatu prestasi yang maksimal di SEA Games, Asian Games, dan lain-lain. Pemerintah juga harus turun untuk mempersiapkan atlet, melobi naik wasit, dan pengsurus. Semua itu harus ada dana baik dari pemerintah maupun sponsor karena mempersiapkan atlet seperti mempersiapkan pasukan khusus.

INDOSPORT
Dukungan pemerintah untuk wushu?

Herman Wijaya
Dukungan bagus tapi tidak konsisten karena persiapan mepet. Kenapa mepet? Karena tidak punya sarana dan prasarana, jangan salahkan atlet dan soal bonus yang diberikan, salahkan pemerintah karena mereka tidak bisa memberikan fasilitas yang terbaik.

Seperti fasilitas olahraga di Thailand, Singapura, dan Vietnam itu sudah punya. Kalau program itu jalan kan atlet tidak harus pulang, misalnya kalau setelah event seperti Asian Games, tidak mungkin kan atlet tetap tinggal di Hotel Century kalau pemerintah punya apartemen untuk atlet sendiri kan enak.

Sarana dan prasarana sangat penting termasuk di Indonesia. Jangan hanya bangun gelanggang remaja, harusnya pemerintah bangun tempat latihan permanen karena banyak atlet DKI Jakarta yang menumpang latihan di Rajawali Sakti.


3. Bangun Tempat Latihan Wushu untuk Atlet di Jakarta

Atlet-atlet junior wushu di sasana wushu Rajawali Sakti.

INDOSPORT
Awal mula bangun Rajawali Sakti?

Herman Wijaya
Saya sebagai Ketua Umum Harian DKI Jakarta, bertanggung jawab untuk mencari tempat latihan bagi atlet-atlet wushu DKI Jakarta, saya tidak mungkin ambil tempat latihan di gelanggang remaja di Sunter karena karpet untuk wushu ini harus dibongkar pasang mengingat kadang gelanggang remaja dijadikan tempat untuk acara seperti pernikahan, sedangkan harga karpet wushu ini sekitar Rp600 jutaan.

INDOSPORT
KONI DKI Jakarta punya tempat latihan sendiri?

Herman Wijaya
Tak ada, kita sudah mengajukan tapi belum ditanggapi. Saya pernah tanya ke Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) tapi pemerintah DKI Jakarta hanya bangun lapangan sepakbola dan basket saja. Karena wushu itu kan cabang unggulan harusnya punya tempat latihan khusus, pemerintah DKI Jakarta harusnya jangan copy paste bangun fasilitas olahraga kalau untuk wushu mungkin bisa tinjau langsung ke China, lihat fasilitasnya itu seperti apa.

Kalau kita tetap latihan di gelanggang remaja itu jadinya repot karena karpet harus bongkar pasang di sana, tidak bisa permanen kalau nanti tiba-tiba mau dipakai untuk lapangan basket, ya berarti harus dibongkar.

INDOSPORT
Tenaga pengajar di Rajawali Sakti?

Herman Wijaya
Mantan-mantan atlet wushu biasanya kita tarik untuk mengajar, nanti mereka akan terdata oleh KONI DKI Jakarta sebagai pelatih dan dana untuk meraka sebagai pelatih bakal turun. Yang bertanggung jawab untuk mendirikan tempat latihan wushu di DKI Jakarta itu ialah Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta (Dispora). Bisa tinjau langsung ke gelanggang olahraga untuk cabang olahraga seperi wushu di sana tidak ada dan akhirnya kita buat di sini.

Pembinaan olahraga jangan di balik bukan swasta yang membina, tapi tanggung jawab pemerintah, setelah menyediakan sarana dan prasaran lalu baru membina atlet karena mereka kan punya dana, kalau nanti kekurangan baru bisa minta tolong sponsor.

INDOSPORT
Target dan harapan untuk perkembangan wushu di Indonesia?

Herman Wijaya
Itu sulit untuk menyaingi perkembangan wushu di negara-negara Asia Tenggara, tapi harus ditegaskan ini bukan karena atletnya. Atlet-atlet kita bagus tapi pemerintah yang kurang perhatian, kalau saya tidak membuka tempat latihan wushu di sini mungkin anak-anak akan terlantar karena biaya sewa yang mahal. Saya sudah pertimbangkan banyak untuk membangun ini.

Kita tetap jalan untuk Pelatnas, kita latihan untuk SEA Games di Simprug sudah dari tahun 1992. Belum punya tempat latihan sendiri, padahal untuk bawa negara masa sampai sekarang kita tempat latihan masih numpang sama Pertamina. Ayolah kita bangun tempat latihan seperti Pelatnas bulutangkis di Cipayung. Kalau ada kemauan pasti bisa, kalau numpang kan tidak bisa buat kita nyaman.

INDOSPORT
Perhatian dari Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) sendiri bagaimana?

Herman Wijaya
Perhatiannya bagus, hanya PBWI kantor pusatnya di Medan, di sana pun tempat latihannya masih menumpang sama swasta lain. Saya berharap Indonesia bisa seperti China, ada pemusatan latihan, liburnya sudah diatur. Berbeda di Indonesia atlet-atletnya setelah turnamen mencar ke mana-mana, susah untuk mengumpulkannya lagi

INDOSPORT
Bagaimana sekarang menjalankan sasana Rajawali Sakti?

Herman Wijaya
Minat wushu di DKI Jakarta itu cukup besar sekarang saja ada sekitar 150, sampai orang yang latihan di sini yang aktif. Saya sempat punya tempat latihan di Senayan tapi kemudian dibongkar, saya sempat cari tempat di gelanggang remaja tapi ternyata di sana digunakan untuk bulutangkis, sampai akhirnya saya dapat tawaran untuk mengontrak tempat sebagai sasana latihan di mal Pluit Village. Saya juga ingin menampung para mantan-mantan atlet agar mereka sebagai pelatih tetap bisa dapat pendapatan untuk memenuhi kebutuhan.

INDOSPORT
Harapan dan target?

Herman Wijaya
Saya ingin wushu masuk Olimpiade, jadi wushu selalu ada walaupun nanti wushu belum tentu meraih medali emas.  Saat ini wushu masih tersingkirkan karena belum masuk cabang olahraga (cabor) Olimpiade. Kalau sudah masuk tentunya kita lebih semangat karena dukungan pemerintah juga akan lebih maksimal.

DKI JakartaKONI DKI JakartaDispora DKI JakartaHerman WijayaRajawali Sakti

Berita Terkini